Sabtu, 19 Februari 2011

«» A love Story «»


Author : Me aka Reni Yunhae Uknow
Genre : Romance / Genderswitch
Cast : Lee Sungmin ( Yeoja )
           Lee Donghae ( Namja )
           Cho Kyuhyun ( Namja )

Matahari masih belum menampakkan sinarnya. Di depan sebuah rumah bergaya modern, yang cukup besar, tampak seorang yeoja manis, rambut hitam panjangnya di kuncir kuda. Yeoja manis itu membuka pagar, melihat sekeliling jalanan yang masih sepi, kemudian mulai berlari kecil.

Yeoja manis itu sampat di taman kota, dia berdiri diam sambil memejamkan mata, mengatur napasnya yang mulai memburu karena berlari. Perlahan yeoja itu menghirup udara segar, merasakan setiap hembusan angin dingin yang menyentuh kulitnya.
Aku paling suka dengan suasana pagi hari. Karena, pada saat itulah aku selalu merasakan indahnya dunia. Dengan semua pikiran segarku, akan kujalani hari ini dengan sebaik mungkin.” ucapnya dalam hati.
Perlahan yeoja itu membuka kedua matanya, sebuah senyuman menghiasi sudut bibirnya. “Lee Sungmin... Hwaiting!” teriaknya dengan penuh semangat.
--------------------------------------------

Hari ini, cuaca cukup panas. Begitu sampai di rumah, Sungmin langsung menuju dapur. Membuka kulkas, mengambil sebotol orange jus, dan langsung meminumnya. “Ah... cuaca panas, memang paling nikmat minum yang segar-segar.” ucapnya sambil melihat botol yang isinya tinggal sedikit.
Kau sudah pulang?”
Sungmin tersentak, “Suara ini...” batinnya.
Sungmin langsung menoleh pada sumber suara. Dihadapannya, berdiri seorang namja yang cukup tampan, sebuah senyuman terbentuk di salah satu sudut bibirnya. Namja itu berjalan mendekati Sungmin.
Oh Tuhan... senyumnya... jantungku berdegup kencang, tapi, aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya. Apa yang harus kulakukan?” teriak Sungmin dalam hati. Sungmin menggigit bibir bawahnya sendiri. Kemudian kembali meneguk minumannya, sambil melirik namja yang berdiri disampingnya.

Oppa, kapan kau datang?”
Ehm... kira-kira dua jam yang lalu.”
Oh...” Sungmin mengangguk-anggukkan kepalanya.
Bagaimana sekolahmu?”
Sungmin menatap namja itu, kemudia tertawa lepas. “Hari ini, rasanya sangat melelahkan. Kau tahu, ada dua ujian mendadak. Wajar seh, inikan tahun terakhirku, jadi akan banyak ujian tiap harinya. Untung saja otakku cukup cerdas, buktinya, aku bisa menyelesaikan semua soal-soal tadi dengan cukup mudah.”
Dasar! Sombong!”
Eit... sorry, bukannya sombong, cuma sedikit congkak hohoho...”
Namja itu tersenyum dengan tulus. ”Well, kau tetap harus rajin belajar.” namja itu mengusap rambut Sungmin dengan lembut.
Tentu saja.” Sungmin memberikan senyuman manisnya.

Hya... centil, cepat ganti baju!”
Sebuah suara terdengar di belakang mereka berdua. Sungmin langsung menoleh dengan cemberut.
Oppa! Aku tidak centil!” protes Sungmin.
Tidak centil? Lantas kenapa saat aku tidak ada kau... berusaha mendekati Kyuhyun?” namja itu mengerutkan dahi.
Sontan wajah sungmin menjadi merah padam. “Itu... tidak benar. Tadi... Kyu oppa yang mengajakku ngobrol.” bantah Sungmin. “Dasar oppa... jelek!” Sungmin langsung berlari menuju kamarnya.
Hahaha... Donghae, kau selalu saja mengodanya.”
------------------------------

* Sungmin POV *

Drap... drap... drap...
Brakk....
Kulemparkan tas ke atas tempat tidur.
Dasar Hae oppa jelek! Selalu saja membuatku malu!” aku mulai mengerutu.
Argggggg...” teriakku kencang sambil megacak -acak rambutku sendiri karena frustrasi. Aku mulai mengatur napas pelan, ku rebahkan tubuhku di tempat tidur.

Entah... sejak kapan, aku selalu berdebar-debar saat di dekat Kyu oppa. Padahal selama ini aku selalu terbiasa dengan kehadirannya. Dia adalah teman Hae oppa sejak masuk sekolah lanjutan pertama, mereka sangat dekat, bahkan saat kuliahpun mereka mengambil jurusan yang sama. Dasar! Kyu oppa seringkali main bahkan menginap di rumah. Bahkan rumah ini sudah jadi rumah kedua baginya. Oh... Tuhan... bolehkah aku menyukainya?
----------------------------------------

Matahari menyusup melalui jendela kamar, perlahan ku buka kedua mataku.
Wow... sudah pagi? Tidak biasanya aku bangun setelah matahari menampakkan diri. Tapi karena hari ini sekolah libur, dan kemarin aku begadang semalaman, rasanya matahari pun tidak akan protes.”

Aku turun dari tempat tidur, kubuka jendela lebar-lebar, angin segar langsung menerpa wajahku. “Ah... apa yang akan kulakukan hari ini? Belajar? Membosankan! Aha... aku mau pergi ke toko buku, siapa tahu Shanaou Yoshitsune genpei war vol. 8 sudah keluar.” *promosi mode on*
Aku langsung berlari ke kamar mandi.

Semuanya sudah siap.” kulirik jam di dinding. “Ah... masih jam 08.00, toko buku baru buka jam 09.00, ehm... makan terus... nanton tv dulu aja ah...”
Aku berlari kecil menuruni tangga.
Eomma...” aku memeluk eomma yang sedang berada di dapur dari belakang.
Eh... tuan putri sudah bangun? Wangi lagi! Mau pergi?”
Aku menganggukkan kepala. “Mau ke toko buku, beli komik.” aku tersenyum memadang eomma. “Boleh kan?”
Memangnya kalau eomma melarang, kau mau berhenti beli komik?” eomma menyentuh hidungku.
Aku memutar bola mataku, menggelengkan kepala sambil tersenyum manis.
Dasar...”
Aku terkikik pelan, kemudian mengambil piring, dan mengisinya dengan segala macam makanan yang ada di meja makan. Tanpa menunggu aba-aba aku langsung melahap semua makanan itu.

Anak gadis tidak boleh begitu!”
Aku mendongak memandang eomma, tidak mengerti dengan ucapannya.
Sayang, kau tidak sedang di kejar hantu kan? Kenapa makannya buru-buru seperti itu?” ucap eomma, seraya mengusap rambutku dengan lembut.
Aku hanya nyengir, kemudian kembali melahap semua makananku.

Aku berjalan melintasi ruang tengah, kulihat ada sebuah dokumen bertuliskan 'proposal' yang tergeletak di atas meja. “Eh... Eomma, apa ini? Kenapa ditaruh sembarangan?” aku menunjukkan proposal itu pada eomma.
Ah... ini milik oppamu, kenapa bisa ketinggalan? Anak itu memang ceroboh! Sebentar biar eomma telpon oppamu.”
Eomma mengambil telpon, berusaha memencet sederet nomor. Namun tiba-tiba sebuah ide melintas di kepalaku.
Eomma, biar aku saja yang mengantar proposal itu. Sekalian, aku kan memang mau pergi.”
Eomma terlihat berpikir sejenak. “Baiklah, tolong antar ke tempat oppamu ya!”
Iyup, aku berangkat sekarang.” kukecup pipi kiri eomma.
Hati-hati di jalan!”
-----------------------------

* Author POV *

Sungmin berjalan di sepanjang jalan setapak universitas Korea. Ini pertama kalinya dia menginjakkan kaki di universitas ternama itu, jika bukan karena proposal milik Donghae yang tertinggal di rumah, mungkin Sungmin tidak akan pernah mengunjungi universitas itu. Meskipun demikian, Sungmin telah memantapkan hati untuk melanjutkan sekolahnya ditempat yang sama dengan Donghae dan Kyuhyun.
Apa aku bisa bertemu dengan Kyu oppa? ah... aku ingin sekali bertemu dengannya!” Sungmin mendekap proposal milik Donghae dengan erat.

Sorry Sorry Sorry Sorry
Naega naega naega meonjeo
Nege nege nege ppajyeo
Ppajyeo ppajyeo beoryeo baby

Bunyi suara ponsel Sungmin, dia langsung merogoh tas dan dengan cepat mengambil ponselnya.
Yoboseyo.“
Minnie... kau sudah sampai mana?”
Oppa...” Sungmin menoleh ke kanan dan ke kiri. “Ehm... ada di taman kampus. Ah... ada banner yang sangat besar disini.”
Kau tunggu disana! Jangan kemana-mana! Aku akan segera ketempatmu. Oya, jangan sembarangan bicara dengan orang yang tidak kau kenal, mengerti!”
Ya... oppa.”
Donghae memutuskan sambungan lebih dulu. “Huft, entah mengapa oppa selalu memperlakukanku seperti anak kecil. Hello, aku sudah 17 tahun, sebentar lagi akan menjadi mahasiswi.” gerutu Sungmin.

Sungmin merasa sedikit bosan, menunggu Donghae, perlahan dia berjalan menyusuri taman.
Taman yang indah! Ah... udaranya juga segar.” pikir Sungmin. Dia memandang ke arah langit, sambil tersenyum simpul.
Brukk...
Tanpa sengaja sungmin menabrak seorang namja, “Maaf, aku tidak sengaja menabrakmu.” ucap Sungmin sedikit panik, dan segera membantu namja itu memungut bukunya.
Tidak, aku yang salah karena membaca sambil jalan.”
Sungmin mendongak, menatap namja itu. Mata keduanya saling bertemu, tapi, Sungmin buru-buru menundukkan kepalanya kembali.
Cantik.” pikir namja itu, “Kenalkan, aku Siwon, siapa namamu? Kau anak jurusan apa? Angkatan berapa?”
Sungmin mengerjap-ngerjapkan mata, mendengar rentetan pertanyaan itu. “Aku...”

Hya... kau ada disini? Dari tadi aku mencarimu kemana-mana. Sudah ku bilang tunggu aku! Ponselmu kenapa?” teriak Donghae dengan penuh emosi.
Eh...” Sungmin mengambil ponselnya, kemudian memandang Donghae dengan wajah polos “Low Bat.”
Aish... kau ini, mana proposalku?”
dengan wajah cemberut Sungmin menyerahkan proposal milik Donghae.
Kini pandangan Donghae beralih pada sosok Siwon. “Kenapa kau ada disini?”
Oppa, tadi aku tidak sengaja menabraknya.”
Kau... kenapa masih ada disini? Bukankah harusnya saat ini kau ada di lab.?”
Tidak ada tanggapan dari Siwon, karena saat ini, Siwon sedang sibuk memandang sekaligus mengagumi kecantikan Sungmin.
Hya... aku bicara padamu Choi Siwon!” bentak Donghae.
Namun, masih tidak ada tangapan dari Siwon.

Sebenarnya sejak tadi Donghae sudah geram melihat tatapan Siwon pada Sungmin.
Jujur saja meskipun Donghae suka menganggu Sungmin, bahkan sering kali membentak, tapi sebenarnya dia sangat menyayangi adik kecilnya itu. Bahkan terkadang sifat over protektifnya bisa muncul tiba-tiba, kalau Sungmin sedang di dekat seorang namja.
Oppa, aku mau pergi sekarang, ehm...”
Apa?”
Aish... tidak jadi ah...”
Bye oppa, eh... namamu siwon kan?” Donghae melotot pada Sungmin, namun tidak dihiraukan. “Sampai ketemu lagi Siwon-ssi.” Sungmin melambaikan tangannya.
Sampai ketemu lagi.” ucap Siwon sambil tersenyum.
Donghae memutar bola matanya. “Hya... kau sadar? Saat ini wajahmu seperti orang tolol?” tukas Donghae.
Donghae beranjak pergi, meninggalkan Siwon yang masih memandang Sungmin dari jauh.

Donghae membanting proposal yang diterimanya dari Sungmin.
Kau kenapa?” tanya Kyuhyun.
Itu anak semester bawah, Choi Siwon, dia benar-benar menjengkelkan.”
Memangnya dia kenapa? Eh... Kau kan asisten pendampingnya di pratikum nanti, dia sedikit bodoh? Kau harus lebih sabar menghadapinya.” Kyuhyun menepuk pundak Donghae.
Bukan bodoh, tapi tolol!”
Buahahaha... apa yang dia lakukan?”
Dia... ku ajak bicara tidak ada respon, tapi begitu Minnie yang mengajakanya bicara, dia langsung merespon sambil senyum-senyum tidak jelas. Wajahnya benar-benar seperti orang idiot!” geram Donghae.
Kyuhyun mengerutkan dahi. “Sungmin?”
Ah... barusan Minnie kemari. Aku tidak suka cara Siwon memandang Minnie! Dia...”
Kyuhyun tidak lagi mendengarkan semua luapan emosi Donghae, yang ada dipikirannya saat ini hanya satu, “Sungmin kemari? Siwon... apa yang ada dipikirannya? Apa mungkin Siwon menyukai Sungmin? Tidak bisa dibiarkan!”
----------------------

Dua minggu kemudian....

Siwon benar-benar membuatku gila!” teriak Donghae pada Kyuhyun, saat keduanya berada dalam mobil, menuju rumah Donghae.
Kenapa lagi dia?”
Kau tahu apa yang di tanyakan saat di lab. hari ini?”
Kyuhyun menegelengkan kepala.
Minnie.”
Citttttt......
Kyuhyun langsung mengerem mobil secara mendadak.
Aish... ada apa denganmu?” Donghae mengerutkan dahinya.
Tadi... sepertinya ada kucing.”
Kucing?” Donghae melihat sekeliling, tp tidak ada tanda-tanda kucing disekitar daerah itu. “Apa mungkin kucing jadi-jadian?” sebuah senyum jahil terulas di bibir Donghae.
Kyuhyun mengangkat bahunya, “Mungkin... aku salah lihat.”

Eomma, aku berangkat!” pamit Sungmin.
Mobil Kyuhyun muncul saat mobil yang dikendarai Sungmin telah berjalan menjauh dari depan rumah.
Itu... mobil Sungmin kan?” tanya Kyuhyun.
Benar.” jawab Donghae singkat.
Mau kemana dia?”
Donghae memutar bola matanya. “Tentu saja bimbel, dia kan sebentar lagi ujian akhir.”
Ah... benar juga.” Kyuhyun nyengir gaje.
--------------------------

Malam itu Kyuhyun menginap di rumah keluarga Lee. Untuk mengerjakan tugas kelompok.
Oppa...” Sungmin masuk ke kamar Donghae.
Apa?” jawab Donghae dengan dingin.
Hari minggu ada acara?”
Kenapa?”
Temani aku melihat galeri kesenian.”
Aku ada kencan dengan Eunhyuk.”
Ya... oppa, kau tega membiarkanku pergi sendiri?” ucap Sungmin sedikit merajuk.
Kyuhyun, kau ada waktu? Temani Minnie bisa?”
Maaf, aku harus kerumah nenekku.”
Huh... dasar, semuanya gak ada yang mau nganterin aku neh?” Sungmin merogo saku celananya, mengembil ponsel dan memencet sedert nomor.
Kau telpon siapa?” tanya Donghae sambil menyipitkan mata.
Siwon oppa.” jawab Sungmin dengan polos.
Mwo?” teriak Donghae dan Kyuhyun bersamaan.

Sungmin memandang Kyuhyun dan Donghae secara bergantian.
Kau tidak boleh pergi dengannya!” teriak Donghae.
Memangnya kenapa?” Sungmin mengerutkan dahi.
Pokoknya tidak boleh!” bentak Donghae.
Suka-suka aku! Weeekkk...” Sungmin menjulurkan lidah, kemudian berlari keluar dari kamar Donghae.
Awas saja kalau dia berani pergi dengan Siwon!” gerutu Donghae.
Aish... kenapa aku tadi tidak mengiyakan saja? Dasar bodoh! Aku benar-benar tidak bisa tinggal diam!” Batin Kyuhyun.
--------------------------

Hari minggu nanti kau jadi pergi dengan siapa?” tanya Donghae saat sarapan.
Oh... aku akan pergi dengan Henry.” ucap Sungmin dengan ceria.
Siapa itu?” tanya Donghae dengan jutek.
Aish... siapa lagi ini? Sebenarnya sainganku ada berapa orang seh?” keluh Kyuhyun dalam hati.
Teman satu bimbelku. Anaknya baik, dia selalu membantuku saat di tempat bimbel. Semalam, saat aku meneleponnya, dia langsung bersedia menemaniku.”
Kenapa kau mengajaknya? Kenapa tidak minta antar eomma saja?”
Eh... kenapa eomma jadi dibawa-bawa?” protes Ny. Lee
Aku tidak mengajaknya, dia yang menawarkan diri kok.” Sungmin mendekati Donghae dan mulai berbisik “Lagian kalau aku mengajak eomma, bisa-bisa appa cemburu. Tahu sendiri, hari minggu waktunya mereka untuk bersama.”
Donghae dengan berat hati mengijinkan Sungmin pergi dengan Henry, yang katanya teman satu bimbel itu.
Awas kau macam-macam!” ancam Donghae.
Sungmin memutar bola matanya. “Ampun deh oppaku yang satu ini, aku kan hanya melihat galeri kesenian!”
-----------------------

Hari Minggu....

Henry datang menjemput Sungmin, Donghae terus menatap Henry dengan pandangan menilai.
Jadi, kau teman satu bimbel Sungmin?”
Benar, hyung.”
Kau...”
Hya oppa. Sudah selesai introgasinya?” Sungmin memotong kata-kata Donghae. “Aku mau berangkat neh!”
Iya-iya. Well, Henry aku titip Sungmin padamu, tolong jaga dia! Oya... maaf, Sungmin memang selalu merepotkan.” Donghae mengacak-acak rambut Sungmin.
Aish... oppa... apa-apaan seh!” protes Sungmin.

Mobil Henry berjalan meninggalkan rumah. Saat itu, tanpa mereka sadari, sebuah mobil berjalan perlahan mengikuti mobil mereka.
Siapa lagi kalau bukan Kyuhyun. Ya Kyuhyun membatalkan janjinya untuk acara keluarga, demi mengikuti Sungmin. Dia merasa terancam dengan kehadiran sosok Henry dalam kehidupan seorang Sungmin.
Apa aku harus mengungkapkan perasaanku padanya? Tapi... bagaimana aku harus menghadapi Donghae? Dia sahabatku. Rasanya tidak pantas menyukai adik dari sahabat sendiri! Tapi... apa yang saat ini sedang ku lakukan? Bukankah ini artinya aku memang tidak bisa melepaskan Sungmin begitu saja? Aish...” Kyuhyun mengacak-acak rambutnya sendiri dengan frustrasi.

Mobil Henry di parkir agak jauh dari tempat galeri. Keduanya turun dari mobil, dan berjalan menuju galeri. Tidak jauh dibelakang mereka, terlihat sosok Kyuhyun, dengan topi dan kacamata hitamnya. Kyuhyun mengamati tiap gerak-gerik Sungmin dan Henry, sambil meminum sebuah minuman kaleng.
Selang beberapa waktu, Kyuhyun menangkap gelagat Henry yang sedikit mencurigakan. Saat itu, Henry berusaha mengandeng tangan Sungmin. Tanpa pikir panjang Kyuhyun melemparkan kaleng minumannya ke arah Henry.

Awwww...” teriak Henry.
Kau kenapa?” Sungmin menatap Henry yang memegang kepalanya.
Entahlah... sepertinya ada yang melempar sesuatu.”
Sungmin langsung menoleh ke belakang. Tidak ada orang yang mencurigakan, karena Kyuhyun telah bersembunyi di balik dinding sebuah toko.
Sungmin membuka tasnya, mengambil ponsel dan memencet sederet nomor, sambil melihat sekeliling.
Hya... oppa. Kau ada dimana?”
Oh... tidak, sampaikan salamku pada Eunhyuk Unnie.” Sungmin menyelipkan ponselnya ke dalam saku celana.
Kau tidak papa? Mana yang sakit?” Sungmin mengelus kepala Henry dengan lembut.
Brukkk....
Kyuhyun menghantam dinding dengan keras, emosinya meledak, saat melihat adegan itu.
Sialan! Awas kau Henry.”
------------------------

Sungmin dan Henry berada di sebuah cafe. Keduanya terlihat berbincang dengan asik, wajah Sungmin sangat ceria. Itulah yang membuat Kyuhyun semakin jengkel, dalam pikirannya, posisi sebagai namja paling dekat dengan Sungmin mulai terancam.
Sungmin memang cantik, bukan hanya itu, senyumannya sangat manis. Siapa pun pasti menyukainya, apa yang harus ku perbuat? Pergi ketempat mereka saat ini juga? Menarik Sungmin agar menjauh dari namja tidak jelas itu? Atau aku hanya bisa melihat mereka dari jauh seperti sekarang ini? Kyuhyun... kenapa nyalimu jadi ciut seperti ini?” Kyuhyun menyeruput minumannya dengan cepat.
Saat itu, sebuah senyum evil keluar di sudut bibir Kyuhyun.


Prang...
Huaaa....” teriak Henry.
Apa yang kau lakukan?” Sungmin memandang seorang pelayan dengan geram.
Di sudut lain, tampak sosok Kyuhyun yang sedang tersenyum puas memandang adegan itu. Bagaimana tidak, nampan yang dibawa oleh seorang pelayan jatuh tepat di tubuh Henry.
Maaf, saya tidak sengaja, kaki saya tersandung sesuatu.” pelayan itu berusaha membela diri.
Sungmin memandangnya dengan tajam. Kemudian beralih membantu Henry membersihkan diri. “Sebaiknya kita pulang sekarang.”
------------------------

Maaf...” ujar Henry saat keduanya telah sampai di depan rumah Sungmin.
Aku yang seharusnya minta maaf, karena telah merepotkanmu. Terima kasih Henry, kau sudah menemaniku hari ini.”
Henry tersenyum miris. “Aku telah mengacaukan semuanya.”
Sungmin mengerutkan dahi, sedikit bingung denagn ucapan Henry.
Hari ini kacau sekali, banyak kesialan yang menimpaku, padahal... seharusnya... hari ini bisa jadi kencan pertama kita.”
Hahaha... kau bisa saja.” Sungmin menepuk bahu Henry.
Henry menghela napas panjang, karena, Sungmin mengangap ucapan Henry sebagai suatu gurauan.
Kau tidak mau masuk dulu?” ucap Sungmin dengan tulus.
Kau lihat keadaanku yang kacau ini? Rasanya tidak pantas, so, lain kali saja aku mampir.”
Sungmin tersenyum manis. “Baiklah kalau begitu, sampai ketemu besok Henry.” Sungmin turun dari mobil, kemudian melambaikan tangannya.
----------------------

Ckelek...
Minnie, kau sudah tidur?”
Oppa...” Sungmin menyingkirkan selimutnya. “Belum, memangnya ada apa?”
Tidak, hanya ingin tahu, bagaimana acaramu hari ini?”
Sungmin sedikit cemberut. “Sebenarnya sih asik...”
Donghae mengerutkan kening, menatap Sungmin dengan tajam, menuntut penjelasan yang lebih akurat.
Well, Henry sangat baik padaku, dia orangnya asik, tapi... entah kenapa... rasanya banyak kejadian aneh yang menimpanya. Ada yang melempar kaleng minuman, ada yang berusaha mendorongnya saat dikerumunan, dan terakhir seorang pelayan menjatuhkan nampan penuh makanan ke tubuh Henry, Kasihan dia. Awalnya ku pikir itu perbuatan oppa.”
Jadi, karena itu kau meneleponku?”
Sungmin tersenyum manis.

Kau menyukai namja itu?”
Tentu saja! Dia teman yang baik!”
Bodoh! Maksudku, kau menyukainya dengan cara special?”
Ah... tidak! Aku hanya menganggapnya sebagai teman.”
Cepat sekali jawabanmu? Kau menyukai orang lain ya?” Donghae mengangkat sebelah alisnya.
Wajah Sungmin langsung menjadi merah padam. “Itu... rahasia!”
Donghae tersenyum jahil. “Kau tidak mau memberitahuku siapa orangnya?”
Aish... apaan seh? Aku mau tidur!” Sungmin menyembunyikan diri di balik selimut tebalnya.
Hahahaha....” tawa Donghae meledak.
Oppa babo!” teriak Sungmin.
-----------------------

Beberapa minggu kemudian....

Punya adik cantik memang susah.” keluh Donghae.
Memangnya ada apa lagi?” tanya Kyuhyun.
Kau tahu... Siwon sudah tidak mengusikku lagi.”
Tentu saja, aku sudah memberinya ultimatum tegas. Mana berani dia berusaha mendekati Sungmin lagi? Memangnya dia mau kehilangan nyawanya?” Batin Kyuhyun.
Tapi... sepertinya kali ini Henry punya peluang yang lebih besar. Kadang dia menjemput Minnie, entahlah... rasanya Minnie juga menaruh perhatian khusus pada namja itu.” Donghae melirik Kyuhyun dengan senyum jahil.
Hae, hari ini aku harus pulang cepat.” ucap Kyuhyun, kemudian berlari meninggalkan Donghae.

Sudah satu jam Kyuhyun berdiri di depan tempat bimbel Sungmin. “Aish... apa yang kulakukan disini?” Kyuhyun memejamkan matanya, mengutuk semua pikiran bodohnya. Tapi, detik itu juga semua keluhannya sirna, saat melihat Sungmin keluar dari tempat bimbel. “Ah... sudah berapa lama aku tidak bertemu dengannya? Dua minggu? Dia kehihatan semakin cantik, aku rindu senyumannya itu.”
Kyu oppa...” Sungmin menghampiri Kyuhyun. “Apa yang kau lakukan disini?”
Apa lagi? Tentu saja menjemputmu!”
Eh?” Sungmin menoleh pada Henry.

Saat itu tanpa sadar Kyuhyun langsung menarik lengan Sungmin, dan mendekap tubuhnya dengan erat.
Oppa? Apa yang kau lakukan?”
Kau pulang denganku!” ucap Kyuhyun tegas sambil menatap Henry dengan tajam.
Iya, tapi lepaskan aku!”
Bukannya melepaskan, Kyuhyun semakin erat mendekap tubuh Sungmin.
Oppa... tidak bisa napas...”
Uuups... mianhe...” Kyuhyun nyengir.
Sungmin mengerutkan dahinya, menatap Kyuhyun dengan cemberut.
Sungmin, aku pergi dulu, sampai ketemu besok.”
Besok... kau tidak perlu menjemput Sungmin, aku yang akan mengantarnya!” ujar Kyuhyun.

Oppa... sebenarnya kau kenapa?” tanya Sungmin saat berada dalam mobil.
Kyuhyun menghela napas, kemudian menghentikan mobilnya. Dia menatap Sungmin lekat-lekat, segala pikiran berkecambuk dalam benaknya, Donghae... Sungmin... semua bercampur jadi satu.
Kyuhyun turun dari mobil, diikuti oleh Sungmin.
Oppa?”
Aku menyukaimu. Rasanya sudah cukup aku membohongi diri, kurasa bukan Donghae yang selama ini ku takutkan, tapi... sebuah penolakan darimu.”
Kyuhyun berbalik menghadap Sungmin, menggenggam jemarinya, menatapnya dengan sorot mata teduh.

Oppa... sebenarnya aku juga menyukaimu.” ucap Sungmin dengan lirih.
Apa? Kau?”
Sungmin menundukkan kepalanya, rona merah terlihat di kedua pipinya.
Sepertinya kita telah berputar terlalu jauh dari arah tujuan kita, Sungmin, aku menyukaimu, mulai saat ini kau adalah kekasihku! Apa kau tidak keberatan?”
Kyuhyun sedikit membungkuk, mencoba mencari wajah Sungmin yang tetap menunduk malu. Sebuah senyuman muncul di kedua sudut bibir Kyuhyun, tanpa pikir panjang dia mengecup bibir mungil Sungmin.
------------------------

Saat itu di rumah keluarga Lee....

Donghae bersandar di sofa, sambil memejamkan mata. Sebuah bayangan muncul dalam ingatannya.
«»«»«»«»«»«»«»«»

Hya... Siwon. Bisakah kau lebih konsentrasi lagi?”
Siwon menundukkan kepalanya. “Hyung...”
Apa? Jangan bilang kau mau cari informasi tentang Sungmin lagi!” ucap Donghae tegas.
Siwon menggelengkan kepalanya. “Aku sudah menyerah.”
Donghae mengerutkan keningnya. “Aku tidak salah dengarkan? Tapi... itu memang yang terbaik, karena sampai kapan pun, aku tidak akan pernah suka kau mendekati Sungmin.”

Siwon menghela napas pelan. “Aku tahu, aku tidak akan pernah bisa mengalahkan Kyuhyun hyung.”
Kyuhyun?” Donghae semakin tidak mengerti arah pembicaraan ini. “Siwon memang anak yang aneh.” pikir Donghae.
Hyung... kenapa kau tidak memberitahuku sejak awal? Kalau Kyuhyun hyung dan sungmin itu berpacaran. Kalau saja aku tahu... Kyuhyun hyung tidak perlu mengancamku seperti itu. Aku sadar bagaimana perbedaan kami berdua, aku tidak mungkin bisa melampaui kayuhyun hyung.” siwon kembali menundukkan kepalanya.
Jadi... Kyuhyun selama ini menyukai Minnie? Tapi... sejak kapan? Menarik juga.” batin Donghae.
«»«»«»«»«»«»«»«»

Sudah jam segini, kenapa Sungmin belum pulang?” ujar Ny. Lee
Donghae mengerjapkan matanya, memandang Ny. Lee yang duduk disampingnya.
Bagaimana pendapat eomma tentang Kyuhyun?”
Kenapa tiba-tiba bertanya begitu?”
Hanya ingin tahu.”
Kyuhyun? Anak yang baik, selama ini emma sudah menganggapnya seperti anak sendiri.”
Bagaimana kalau Kyuhyun menyukai Minnie?”
Eomma rasa, itu pertanyaan yang lebih cocok untukmu. Selama ini kau lah yang selalu over protektif terhadap Minnie.” ucap Ny. Lee dengan bijak.
Ehm... kurasa kalau orang itu Kyuhyun, tidak maslah.” Donghae tersenyum licik.
Jangan terlalu sering menjahili Minnie, kau tidak ingin dia membencimu bukan?”
Minnie? Membenciku? Itu tidak mungkin!” Donghae tersenyum jahil.
Dasar!”
-------------------------

Hachim....
Kyuhyun dan Sungmin bersin dalam waktu yang bersaan.
Udara sudah mulai dingin, sebaiknya kita segera pulang.” Kyuhyun melepaskan jaketnya, memakaikannya pada Sungmin.
Oppa, aku tidak papa.”
Sudah pakai saja, chagi...”
Hya... oppa, jangan mengucapkan kata-kata itu!”
Kenapa?”
Aku... malu.” Sungmin mulai menundukkan kepalanya.
Hahaha... tapi... sesekali boleh kan?” Kyuhyun mendekap tubuh Sungmin dengan erat, kemudian mengecup kening Sungmin dengan penuh kasih sayang.

*** The End ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar