Minggu, 20 Februari 2011

«» Journey To Happiness ® Part 9 «»


Aku benar-benar menyukaimu. Bahkan sejak pertama kita bertemu. Kurasa... aku akan selalu meyukaimu sampai kapanpun, jadi...” Eunhyuk meraih kedua tangan Teuki, dan menggenggamnya dengan erat. “Maukah kau menjadi kekasihku?”
Chulie, dan Wookie membelalakkan mata lebar. Sebelum mendengar jawaban Teuki, Wookie beranjak pergi dari tempat itu.
Wookie...” bisik Chulie.
Chulie hendak pergi mengejar Wookie, tapi detik itu juga dia berubah pikiran, dan kembali menajamkan pendengarannya.

Teuki memutar bola matanya. “Terlalu lebay.” ucap Teuki datar.
Chulie mengeryit, melihat reaksi Teuki.
Kau pikir Wookie akan luluh dengan rayuan murahan seperti itu?” sambung Teuki.
Mulut Chulie terbuka lebar, matanya membelalak, tidak percaya dengan pendengarannya.
Aish... aku harus bagaimana? Noona, tolonglah aku!”
Kau pikir saat ini aku sedang apa? Memangnya enak jadi kelinci percobaanmu?” Teuki mendengus kesal. “Aish... jangan sampai ada yang tahu, pasaranku bisa jatuh.” keluh Teuki.
Hya... noona...” Eunhyuk menundukkan kepalanya.
Teuki menghela napas pelan. “Iya-iya aku akan membantumu. Kita coba ulangi dari awal, tapi ingat, jangan gunakan kata-kata lebay itu lagi!”
--------------------------

Chulie membasuh mukanya di wastafel, perlahan dia menatap cermin di depannya. Pikirannya melayang, mengingat semua pembicaraan Eunhyuk, dan Teuki.
Apa aku harus memberitahu Wookie? Tapi... melihat usaha keras Eunhyuk... aku jadi tidak tega. Lagipula... orang yang disukai Wookie...”
“Ah... ternyata kau ada disini!” ujar salah seorang rekan kerjanya. “Aku butuh bantuanmu.”
Oke, aku segera menyusul.”

Chulie... kau sedang sibuk?” Wookie berjalan menghampiri Chulie.
Ehm... tidak juga, ada apa?”
Itu, ada yang mau kutanyakan.”
Hai semuanya...” teriak Teuki, saat membuka pintu depan restaurant. Teuki berjalan menghampiri Wookie, dan Chulie. “Aku lapar... Well, hari ini Eunhyuk yang akan membayar semua tagihanku. So, keluarkan semua makanan paling mahal yang kalian punya.”
Wookie menatap Eunhyuk, dan hanya di balas dengan anggukan kepala.
Chulie, bantu aku memesan makanan!” Teuki menarik tangan Chulie menuju sebuah meja kosong.

Ehm... Wookie, malam ini kau waktu luang?” bisik Eunhyuk.
Wookie mengangkat sebelah alisnya. “Kenapa?”
Kau bisa mengantarku ke suatu tempat?”
Bukankah kau biasanya pergi dengan Yesung?”
Ayolah, aku benar-benar butuh bantuanmu. Kurasa, tidak ada yang bisa membantuku selain kau.” Eunhyuk sedikit memelas.
Wookie tersenyum manis. “Baiklah.”
Kau mau membantuku?” Wookie menganggukkan kepalanya. “Benarkah?”
Iya.”
Ku jemput kau saat pulang kerja.”
===================

Satu minggu kemudian....

Wookie berjalan ke arah dapur, dan mulai menyiapkan sebuah makanan.
Mau kubantu?” tawar Chulie.
Wookie menggeleng, sambil tersenyum manis. “Aku bisa mengerjakan sendiri.”
Chulie mengangkat bahunya, “Panggil aku, jika butuh bantuan.”
Pasti.” Wookie kembali bergulat dengan pekerjaannya.

Maaf, sudah menunggu lama, kau sudah lapar ya?” ucap Wookie saat menghidangkan makanan.
Kumaafkan, asal kau menemaniku makan. Chagi...”
Aish... jangan keras-keras! Aku jadi malu.” Wookie menutup wajahnya yang mulai memerah dengan kedua tangannya. Saat itu, terlihat sebuah cincin melingkar di jari manisnya.
Dari arah dapur, hampir semua karyawan, mengintip kemesraan sang manajer dengan kekasihnya, Eunhyuk. Chulie hanya tersenyum melihat tingkah semua rekannya.
------------------------------

Apa itu yang kau masukkan?” teriak Kyuhyun saat berada di dapur apartemennya.
Sayur.”
Aish... kenapa kau masukkan begitu banyak? Cepat buang!”
Enak saja. Tidak boleh buang-buang makanan.”
Toh nanti juga akan dibuang, kalau tidak ada yang makan.”
Siapa bilang tidak ada yang makan?”
Aku.”
Sayangnya, aku dan unnie akan menghabiskannya. Ehm... mungkin tidak akan ada jatah untukmu.”

Kyuhyun mengerutkan dahinya. “Apa maksudmu?”
Kalau masih protes, kau masak makanan kesukaanmu sendiri! Habis perkara.”
Kau... aku hanya minta kau mengurangi sayuran.”
Sayangnya, aku tidak punya niat menyanggupi permintaanmu.”
Kenapa kau selalu cari masalah denganku?”
Chulie memutar bola matanya. “Please deh... sapa yang mulai coba? Bisakah kau lebih menghargai semua masakanku.”
Aku selalu menghargai semua masakanmu.”
Ehm...” Chulie menatap Kyuhyun dengan lembut.
Well, aku cuma protes kalau kau memasukkan porsi sayuran lebih banyak. Aish... terserah kau sajalah.”

Kyuhyun berjalan ke arah ruang tengah dengan wajah cemberut. Dia menghempaskan tubuhnya di kursi depan televisi. Saat itu, Teuki menatapnya dengan tajam.
Kau tidak bosan selalu ribut dengannya? Hah... kau memang aneh, tidak cukupkah ribut denganku?”
Kau pikir aku suka ribut dengan kalian?”
Entahlah.” Teuki terlihat acuh. “Eh... kalau dipikir-pikir sudah lebih dari seminggu aku tinggal disini. Kenapa aku tidak pernah melihat kalian melakukan hal-hal yang mesra? Aneh... untuk ukuran orang yang sedang menjalin hubungan. Kenapa beda sekali dengan Eunhyuk dan Wookie?” Teuki menerawang jauh.
Kyuhyun hanya diam, dan menelan ludahnya. “Mati aku.” batin Kyuhyun.

Eh...” Teuki menoleh pada Kyuhyun, kemudian menyipitkan matanya. “Kau pernah menciumnya?” Teuki tersenyum jahil.
Kyuhyun mengerjapkan mata beberapa kali. “Aku... kenapa aku harus memberitahumu. Itukan privasi.”
Pasti belum.”
Hya... kau... sebenarnya apa maumu?”
Teuki menatap Kyuhyun sejenak, sesaat kemudian sebuah pikiran melintas dalam kepala Teuki.

Bagaimana kalau kita sedikit bertaruh?” terlihat sebuah senyuman licik, tersungging di sudut bibir Teuki.
Kyuhyun menyipitkan mata. “Apa?”
Bukankah kau berharap kalau aku keluar dari apartemen ini?”
Kyuhyun mengerucutkan bibirnya, namun tetap menyimak setiap ucapan Teuki.
Jadi, jika aku kalah, aku akan dengan senang hati keluar dari sini, tidak akan mengusikmu lagi. Tapi, jika aku menang, aku tidak ingin mendengar sepatah katapun keluhan keluar dari mulutmu. Cukup adil bukan?”
Kyuhyun terlihat berpikir sejenak. “Taruhannya?”

Teuki tersenyum penuh kemenangan. “Cukup mudah. Dalam waktu tiga hari, aku ingin melihat kau mencium Chulie.”
Kau gila?” teriak Kyuhyun.
Anggap saja aku membantumu.”
Kau... hal seperti itu bukan untuk dipertontonkan!” protes Kyuhyun.
Pletakk...
Teuki menjitak kepala Kyuhyun. “Buang jauh-jauh pikiran kotormu! Aku tidak menyuruhmu memperkosanya. Aku hanya ingin tahu, apa kau bisa mencium Chulie. Well, dia kan kekasihmu, lagipula... aku bosan melihat kalian selalu bertengkar. Benar-benar tidak layak disebut sepasang kekasih.”

Aku kan memang bukan kekasihnya.” gerutu Kyuhyun dalam hati.
Kenapa? Tidak sangup? Sudahlah lupakan saja. Kurasa kau tidak akan mampu, ini terlalu berat untukmu.” Teuki hendak beranjak pergi.
Setuju.” Kyuhyun menatap Teuki tajam. “Kurasa kau harus mulai membereskan semua barang-barangmu.”
Salah satu sudut bibir Teuki terangkat. “Kena kau! Aku tahu, ini akan melukai harga dirimu, dan akhirnya, mau tidak mau, kau akan memakan umpan ini. Terlalu licik? Siapa yang peduli! Karena aku akan membungkam mulutmu dengan rapat.” ujar Teuki dalam hati.

Kyuhyun bangun dari duduknya, kemudian berjalan menuju dapur. Tidak lama kemudian, dia menarik lengan Chulie.
Kau mau apa?” tanya Chulie bingung.
Kyuhyun tidak menjawab, tangannya mulai bergerak memegang kedua bahu Chulie. Sekilas, dia mekirik pada Teuki, yang kini telah menyandarkan tubuhnya di dinding sambil bersendekap.
Kyuhyun menelan ludahnya, perlahan dia mulai menatap bibir merah Chulie, jantungnya mulai berdetak tidak beraturan.
Aish... kau mau apa seh? Aku sedang sibuk.” Chulie berusaha melepaskan diri.
Satu menit, tidak... 30 detik, ah... itu terlalu lama, 5 detik? Iya... benar, cukup 5 detik. Diamlah kau selama 5 detik!”
Chulie mengerutkan dahinya. “Sebenarnya ada apa? Kau sakit?”
Tidak ada jawaban dari Kyuhyun, namun, perlahan dia mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Chulie.

**** TBC ****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar