Sabtu, 19 Februari 2011

«» Journey To Happiness ® Part 7 «»


Ck... sudah, jangan banyak protes! Jadi begini, aku sudah mengatur semuanya. Satu minggu lagi, kalian berdua akan bertunangan.”
Kyuhyun tersedak, matanya melebar. Chulie menyemburkan air yang sedang diminumnya ke wajah Kyuhyun.
Uhuk... uhuk... uhuk...” Kyuhyun mengusap wajahnya, dengan lengan baju panjangnya, kemudian menepuk-nepuk dadanya sendiri.
Uhuk... uhuk... ber... tu... nangan?” Chulie berusaha mengeluarkan suara.
Aish... kalian berdua kenapa seh?” teuki menepuk punggung Kyuhyun sambil menyodorkan air minum.
Uhuk... uhuk... “ Kyuhyun dan Chulie masih terbatuk.

Setelah keduanya sudah bisa mengatur napas, Kyuhyun melotot pada Chulie. “Hya... kenapa kau menyemburkan air diwajahku?”
Aku kan tidak sengaja.”
Ini juga. Kau... sudah merencanakan semua ini? Apa Eomma dan Appa tahu masalah ini?”
Teuki mengangkat bahunya. “Well, aku belum memberitahu semua orang, ini masih pembicaraan antara kita bertiga.” Teuki mengedip-ngedipkan matanya. “Ehm... aku memang sangat baik hati, buktinya... aku masih memberimu kesemptan, untuk memilih dua option. Pertama, aku tinggal disini. Kedua, kuberitahu semua orang, dan dalam waktu seminggu kalian berdua bertunangan. Cukup adil kan?”

Gila!” bentak Kyuhyun. “Sebenarnya apa yang ada dalam otakmu itu?” Kyuhyun mengeryitkan dahi. “Kau berencana membunuhku ya?” teriak Kyuhyun dengan frustrasi.
Hanya itukah yang kau pikirkan tentangku?” ucap Teuki dengan nada kecewa.
BODOH! Sekarang cepat pergi!”
Oke!” Teuki berdiri, menatap Kyuhyun dengan tajam. “Ingat satu hal, aku tidak main-main. Kurasa sekarang kalian harus bersiap-siap, karena besok, pagi-pagi sekali, akan ada kunjungan keluarga.”

Unnie...” Chulie menarik lengan Teuki yang hendak beranjak pergi, “Kita masih bisa membicarakan masalah ini dengan baik-baik bukan?” Chulie mengeluarkan senyuman manisnya. “Ayolah... ini bukan masalah yang bisa diselesaikan dengan luapan emosi semata.” bujuk Chulie, sambil membimbing Teuki untuk duduk kembali.
Teuki menatap Chulie lekat-lekat. “Sepertinya... kau jauh lebih mudah untuk diajak bicara.”
Chulie tersenyum saat mendengarnya.
“Tentu saja, kalian kan sejenis!” Batin Kyunhyun, sambil melirik keduannya.

Unnie...” ucap Chulie dengan suara yang paling lembut. “Kau tega membiarkan kami bertunangan?” Teuki mengerutkan dahinya. “Well, tentu saja aku sangat menyukai Kyuhyun (Hueeekkk...) tapi, aku masih muda, masa depanku masih panjang, apa kau tega membiarkan kami memiliki komitmen, disaat kami belum sepenuhnya memiliki persiapan mental?”
Teuki terlihat berfikir, “Tapi...”
Unnie... aku tahu kau melakukan semua ini demi kebaikan kami. Tapi, bukankah tindakan yang terburu-buru tidak akan berakhir dengan baik?”
Teuki mengelus rambut Chulie dengan penuh rasa sayang. “Aku tidak buru-buru, masih ingat, aku punya dua tawaran untuk kalian.”

Chulie memutar bola matanya, sejenak melirik Kyuhyun. “Kyu, bagaimana kalau kita terima tawaranyang pertama?”
Tidak!”
Tapi kenapa? Kurasa tidak ada ruginya unnie tinggal disini.”
Aku yang akan dirugikan!” Chulie mengerutkan dahinya, merasa tidak faham. “Dia...” Kyuhyun menunjuk Teuki. “Selalu berusaha mencelakaiku.”
Kyuhyun, diakan noonamu.”
Kau tidak tahu apa-apa!” bentak Kyuhyun.
Aku tidak akan tahu, kalau kau tidak memberitahuku.” Chulie mulai geram.

Oke, kuberitahu! Dia, telah beberapa kali berusaha membunuhku.”
Chulie membelalakan matanya, menoleh pada Teuki yang memutar bola matanya.
Saat aku berusia 10 tahun, dia... berusaha meracuniku. Entah, makanan apa yang diberikannya padaku, sampai-sampai aku harus dirawat di rumah sakit satu minggu.”
Teuki mengangkat bahunya. “Waktu itu, kita kan masih anak-anak Kyu...”
Saat aku berusia 15 tahun, lagi-lagi dia berusaha membunuhku. Kau tahu, dia yang baru 4 bulan belajar taekwondo, mempraktekkannya padaku, aku dihajar habis-habisan, dan akibatnya, kau harus dirawat di rumah sakit selama 2 minggu penuh.”
Teuki mengerucutkan bibirnya. “Siapa suruh tidak melawan?” ujarnya enteng.

Dan yang paling parah.” Kyuhyun melotot pada Chulie. “Empat tahun yang lalu, entah apa yang dilakukan pada mobilku. Sampai-sampai aku mengalami kecelakaan, dan lagi-lagi harus berada di rumah sakit untuk 1 bulan penuh.”
Aku kan memang sedang belajar mengutak-atik mobil.”
Kenapa tidak kau lakukan pada mobilmu sendiri?”
Kan sayang, kalau mobilku kenapa-napa gimana coba?”
Kau dengar? Kau dengar itu? Dia lebih sayang mobilnya dari pada nyawaku.”
Chulie berusaha sekuat tenaga menahan tawanya.

Padahal aku sudah merasa tenang. Tiga tahun yang lalu, tiba-tiba saja dia mau mengambil jurusan kedokteran di Jepang. Kurasa, nyawaku saja tidak cukup baginya, makannya dia mau mencari korban yang lebih banyak lagi. Tapi aku tidak peduli, asal aku bisa tetap berumur panjang.” gerutu Kyuhyun dengan nada sarkatis.
Teuki berdiri, menatap Kyuhyun dengan tajam. “Aish! Kau memang terlalu suka membesar-besarkan masalah.”
Aku? Membesar-besarkan masalah? Kurasa kau memang tidak waras!”
Yak cukup!” sela Chulie. “Apa suaraku bisa diterima disini?” tanya Chulie dengan tenang.
Tentu saja!” ucap Teuki dan Kyuhyun bersamaan. Chulie tersenyum, melihat antusiasme keduanya. Chulie sadar, kini dirinyalah sang pemegang kartu, yang tentu saja baik Kyuhyun, dan Teuki sama-sama ingin mengenggam 'kartu' itu.

Kurasa, unnie berhak tinggal disini.”
Kau? Memihak padanya?”
Bukan memihak, lebih tepatnya memilih yang terbaik.”
Teuki langsung memeluk Chulie. “Pilihan yang bijaksana, terima kasih!”
Kapan unnie akan pindah?”
Aku masih belum setuju!”
Teuki menoleh pada Kyuhyun, “Dua lawan satu. Kau kalah, terima nasib sajalah!” ucap Teuki dengan nada penuh kemenangan.

Ini apartemenku.”
Teuki dan Chulie saling pandang, keduanya menghela napas pelan. “Jadi apartemen kita!” ujar Teuki. “Mulai sekarang!” sambung Chulie.
Teuki merangkul pundak Chulie, mengajaknya pergi ke dapur. Sesaat, Kyuhyun melihat punggung Teuki, raut mukanya sedikit berubah menjadi lebih lembut.
Sesuka kalian!” teriak Kyuhyun.
-------------------------

Pagi itu, Chulie membantu Teuki membereskan barang-barangnya.
Kau tidak berangkat kerja? Aku bisa membereskan barang-barangku sendiri.”
Hari ini, aku sudah izin masuk siang.”
Memangnya boleh?”
Hehehe... aku minta bantuan Kyuhyun.”
Oh... terima kasih.”
Sama-sama.” Chulie tersenyum manis.

Unnie, sebentar lagi, kau akan jadi seorang dokter?”
“Iyup. Kenapa? Kau juga berfikir aku pasti akan mencelakai pasienku?”
Tentu saja tidak. Aku juga ingin jadi seorang dokter.” Chulie tersenyum manis. “Kau tahu, kakekku juga seorang dokter.”
Benarkah? Lantas bagaimana dengan kuliahmu? Kau masih kuliah bukan?”
Chulie menganggukkan kepala. “Semester dua, tapi aku mengambil cuti.”
Karena Kyuhyun?” Teuki mengerutkan dahinya.
Chulie memutar bola matanya, dan nyengir gaje.
-------------------------

Karena gerah, setelah mengangkat beberapa barang, Teuki melepaskan baju luarnya, sekarang dia hanya memakai tengtop dan celana panjang.
Chulie mengerutkan dahi, saat melihat di punggung Teuki ada sebuah bekas luka sepanjang kira-kira 20 cm, dari bahu kanan, melintang hingga punggungnya.
Unnie, boleh aku tahu, punggungmu kenapa?” tanya Chulie sedikit ragu.
Ah... hanya sebuah tanda kasih sayang.”
Chulie memberanikan diri menyentuh bekas luka itu. “Tidak sakit?”
Tentu saja tidak.”

Kenapa tidak dioperasi?”
Apa begitu menjijikkan?”
Chulie menggeleng, “Hanya saja... luka ini pasti memiliki cerita yang sangat menarik.”
Teuki tersenyum. “Kau tanya kenapa aku tidak operasi? Jawabannya hanya satu, sebuah luka, meskipun berusaha disembunyikan dari pandangan mata, tetap tidak akan merubah kenyataan, bahwa luka itu pernah ada. Jadi, kenapa mesti repot-repot disembunyikan? Lagipula, seperti katamu, ada sebuah cerita yang cukup menarik dibalik luka ini. Mungkin, rasa egois yang melarangku menghapus tanda ini.”
Chulie memeluk tubuh Teuki, “Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kau bisa mendapatkan luka seperti ini. Tapi, aku tahu satu hal, kau orang yang sangat hebat.” tanpa sadar, Chulie meneteskan air mata.
===============

Hari ini, seperti biasa Chulie bertugas menutup restaurant. Kyuhyun datang menjemput Chulie.
Apa?” tuntut Chulie, saat tahu Kyuhyun tengah menatapnya dengan tajam.
Apa yang ada dalam kepalamu?”
Ehm... otak dan semua sel-selnya.”
Kyuhyun memutar bola matanya, “Apa kau pikir aku sedang bercanda?”
Aku tidak asal menjawab, kau kan tanya apa yang ada dalam kepalaku? Apa aku harus menjawab di kepalaku ada lambung? Menurutmu siapa yang bodoh?”
Sudahlah, aku malas berdebat denganmu.” Kyuhyun duduk di salah satu meja.
Aish... dasar.”

Sebenarnya kau kenapa?” teriak Chulie.
Kenapa kau memihaknya?”
Sudah kubilang aku tidak memihaknya, itu pilihan yang terbaik Kyu. Apa menurutmu kita harus bertunangan? Itu tidak mungkin bukan?”
Kyuhyun menghela napas pelan. “Tapi... aku tidak terlalu suka dekat dengannya.”
Chulie menepuk bahu Kyuhyun. “Kyu... dia noonamu, ingat itu.”
Justru karena itu, aku benar-benar binggung dengan perasaanku. Kadang aku benar-benar sangat membencinya, tapi... di lain pihak terlalu menyayanginya. Jika aku dekat denganya, aku... pertahananku bisa runtuh.”
Memangnya pertahanan apa yang kau bangun?”
Sebuah dinding pemisah, agar aku tidak lagi terlalu bergantung dan berharap padanya.”

Aku tidak tahu dengan pasti apa yang terjadi diantara kalian berdua. Tapi, bukankah itu arti sebuah keluarga? Kata benci dan sayang tidaklah penting, karena pada akhirnya, sebuah kata keluarga tidak akan pernah terpisahkan dalam hidup kita.”
Sepertinya kita tidak pernah bicara tentang masalahmu. Boleh aku tahu lebih banyak?”
Chulie tersenyum manis. “Aku ke seoul untuk mencari seseorang.”
Yang bernama Hankyung?”

Chulie manganggukkan kepala. “Benar, dia adalah orang yang paling kucintai. Hankyung oppa, dia dua tahun lebih tua dariku, dia selalu menjagaku. Kau tahu, kami sudah berpacaran sejah sekolah menengah. Orang tua kami sama-sama tahu, dan merestui hubungan kami. Tidak ada yang lebih membahagiakan di dunia ini selain menjalani hari-hariku bersamanya.
Tapi, dua tahun yang lalu, oppa pergi kesini, dari Daejon, pergi ke kota besar Seoul. Tentu saja aku sangat berat untuk melepaskannya begitu saja, tapi aku percaya, setiap keputusannya adalah yang terbaik.
Ada kalanya aku merasa cemas dengan keadaannya disini. Meskipun demikian, saat aku tahu, oppa melakukan semua ini demi diriku, seolah semua kegelisahanku sirna begitu saja. Di gantikan sebuah perasaan baru, sebuah kebahagiaan yang muncul dari dasar hati, karena aku tahu dengan pasti, bahwa dihatinya akulah orang yang paling istimewa.”

Chulie menghela napas pelan, sesaat, senyuman dibibirnya perlahan mulai lenyap.
Lantas apa yang terjadi?”
Kami semua kehilangan kontak dengan Hankyung oppa, dan akhirnya seperti sekarang, aku berada disini, berusaha mencarinya.”
“Jadi beberapa hari ini?” Kyuhyun menganggukkan kepalanya. “Karena itu pula, kau mati-matian menghindari kata 'Tunangan'?”
Sesaat Chulie memperhatikan Kyuhyun. “Eh... bukankah aku masih memiliki dua permintaan padamu?” mata Chulie terlihat berseri-seri. “Boleh aku minta tolong? Bantu aku mencari Hankyung oppa.”

Aku kan tidak tahu bagaimana orangnya.”
Aku punya fotonya.”
Kenapa tidak membuat iklan saja?”
Chulie menggelengkan kepala. “Kalau saja itu bisa, pasti sudah kami lakukan sejak awal.”
Kyuhyun mengerutkan dahinya.

Dengan status keluarganya, itu bisa menjadi bahaya baginya. Coba kau pikir, bagaimana jika ada orang yang sengaja memanfaatkan keadaan ini untuk kepantingan pribadinya, dan mencelakai Han oppa? Ah... aku tidak bisa membayangkan hal itu.” Chulie begidik.
Kyuhyunmenganggukkan kepalanya. “Aku tahu itu, aku juga pernah mengalaminya.” Chulie menatap Kyuhyun. “Apa boleh buat, itu memang berhutang padamu.”
Kau mau membantuku?”
Memangnya mau apa lagi?”
Terima kasih Kyu...”

Eh... aku baru sadar, bukankah aku lebih tua darimu? Bukankah seharusnya kau memanggilku oppa?'
Chulie berpikir sejenak, “Tidak ah... aku lebih suka memanggilmu Kyu...”
Dasar... itu tidak sopan!”
Biarin... weeekkk...” Chulie menjulurkan lidahnya. Keduanya tertawa riang.
Brakkk...
Kyuhyun dan Chulie tersentak kaget, keduanya langsung menoleh, tidak jauh dari meja mereka, berdiri Wookie.
Kyuhyun dan Chulie saling pandang.
Wookie... sejak kapan kau ada disini?” tanya Kyuhyun.

**** TBC ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar