Sabtu, 19 Februari 2011

«» Journey To Happiness ® {Special Part~΅Teuki-Kyuhyun΅} «»


*Teuki POV*

Namaku Teuki, putri keluarga Cho. Aku memiliki seorang dongsaeng, namanya Kyuhyun, usia kami hanya terpaut 2 tahun.
Kalian tahu, awalnya aku sangat tidak menyukai makhluk yang benama Kyuhyun, menurutku dia sangat berisik, cengeng, aish... appa dan eomma selalu saja menuruti apapun kemauannya. Karena itulah, aku selalu menjahilinya kekeke~

Tapi, itu tidak berlangsung lama, saat aku menginjak usia 10 tahun, eomma sering menemani appa, pergi keluar negeri untuk urusan bisnis. Sejak saat itulah, aku mulai bisa membuka hatiku untuk dongsaengku itu. Hanya berdua, tanpa kehadiran orang tua, membuatku semakin berpikir dewasa, “Aku adalah noonanya, aku harus bisa melindunginya, karena itu adalah tanggung jawab seorang noona.” itulah pikiranku saat itu. 
Sampai... sebuah kejadian membuat Kyuhyun, mulai menjauh dariku.
=================

Saat itu, aku menginjak usia 12 tahun. Seperti biasa eomma dan appa tidak di rumah, mereka pergi ke Jepang, selama 3 hari.
Noona... aku lapar...” keluh Kyuhyun saat tengah malam.
Tapi... semua orang sudah tidur, apa kau tidak bisa menahannya sampai besok? Kita kan sudah makan malam.”
Tapi... perutku sangat lapar.” rengek Kyuhyun.
Aku mengerutkan dahi, “Aku lihat ke dapur dulu.” ucapku sambil beranjak menuju dapur.

Saat di dapur, kulihat tidak ada sisa dari makan malam kami. Aku menghela napas pelan, “Terpaksa bikin sendiri neh.” aku mulai membuka kotak persedian bahan makanan yang berada di ujung paling bawah. Ku ambil dua bungkus ramen instan, dan mulai memasaknya.
Tidak butuh waktu lama, ramen pun telah matang, aku langsung membawanya ke kamar. Aku sangat senang saat melihat Kyuhyun menyantapnya dengan lahap.
Noona... ini enak, kau tidak mau?”
Kyuhyun menyodorkannya padaku. Akupun langsung menggeleng. “Tidak, untukmu saja, cepat habiskan! Setelah itu langsung tidur!” ku lihat Kyuhyun tersenyum, dan menganggukkan kepala.
===============

Kyu... cepat bangun! Ini sudah siang, kita bisa terlambat sekolah.” aku mengguncang tubuh Kyuhyun berkali-kali.
Tidak ada reaksi, aku memukulnya dengan keras. “Hya... Kyuhyun... kau ingin ku bunuh? Cepat bangun!” teriakku.
Kulihat dia mulai membuka matanya, namun detik berikutnya dia mulai tertidur kembali. Dengan perasaan jengkel, ku tarik kedua kakinya hingga dia terjatuh di lantai. Namun, tidak ada reaksi, ku tepuk pipinya, dia tetap tidak membuka matanya. Wajahnya pucat, tubuhnya dingin, “KYUHYUN...” aku berteriak histeris.
-----------------------

Eomma dan appa pulang lebih cepat. Kyuhyun... keracunan makanan, aku tidak tahu, ternyata ramen instan yang ku masak sudah kadaluarsa. Sengaja di taruh di tempat paling ujung agar tidak tercampur, karena akan dibuang saat truk sampah datang dua hari lagi.
Aku tahu aku yang salah, jadi, aku hanya bisa diam, dan menundukkan kepala, saat eomma memarahiku habis-habisan. “Maaf...” hanya itu kata-kata yang bisa meluncur dari mulutku.

Satu minggu dirawat di rumah sakit, membuatnya sedikit trauma saat dekat denganku. Kyuhyun membenciku, itu sudah pasti, tanpa sadar aku telah mencelakainya. Sekarang aku hanya bisa pasrah melihatnya perlahan mulai menjauh dariku. Mungkin ini balasan, karena dulu aku pernah merasa sangat membencinya. Tapi itu tidak akan bisa merubah kenyataan, bahwa aku, Teuki yang sekarang benar-benar sangat menyayanginya.
================

Aku telah menginjak usia 16 tahun. Sebuah masa dimana aku tidak lagi peduli dengan semua pikiran Kyuhyun tentangku. Aku hanya bisa menyayanginya dengan caraku sendiri. Melihatnya tumbuh menjadi seorang namja tampan, terlalu acuh dengan keadaan sekitar, hanya berteman akrab dengan dua orang konyol Eunhuk, dan Yesung. Tapi, mungkin ini lebih baik, dia telah menemukan dunianya, yang tentu saja akan sangat berbeda dengan duniaku, karena aku seorang yeoja. Jadi, aku hanya bisa diam-diam mengawasinya, dan menjaganya dari jauh.

Siang itu, entah mengapa, tiba-tiba kau ingin sekali menjemput Kyuhyun di sekolahannya.
Aku bersandar di depan pagar sekolah, karena bosan menunggu aku sempat menguap lebar.
Beberapa saat kemudian, ku lihat Kyuhyun keluar dari gerbang, dia langsung menghampiriku.
Noona, kenapa kau kemari?”
Aku hanya ingin menjemputmu.” dia mengerutkan keningnya. “Aku mau mentraktirmu makan. Mau tidak?” kulihat Kyuhyun tersenyum, dan menganggukkan kepalanya.

Belum jauh kami meninggalkan gerbang sekolah, sebuah mobil hitam berhenti tepat di depan kami. Seorang pria bertubuh besar, berusaha menarik Kyuhyun. Tanpa pikir panjang, aku memegang tubuh Kyuhyun, sambil berteriak kencang.
Kami bertiga bergulat, saling tarik, dan mendorong, aku sempat menendang kaki pria itu, tapi... tidak berpengaruh. Kulihat, satpam sekolah berlari kearah kami, karena lengah, tubuhku berhasil di dorong.

Prangggg....
Tubuhku membentur sesuatu, pada saat yang bersamaan, aku mendengar suara kaca pecah. Aku ingin berdiri, menarik Kyuhyun dalam dekapanku, tapi... tubuhku terasa berat, aku merasakan sesuatu yang basah di sekitar punggungku. Perlahan kepalaku menjadi pusing dan semuanya menjadi gelap.
-------------------------

Aku membuka mataku, kulihat sekeliling ruangan yang tidak ku kenal. Ini buka kamrku, aku sedikit menggerakkan tubuhku, sesaat aku mengerang, karena tiba-tiba punggungku terasa sangat perih, bagaikan ditusuk-tusuk oleh ribuan jarum, tidak, mungkin lebih dari itu.
Saat ini punggungku terasa berdenyut-denyut kencang, disertai dengan rasa panas yang tidak wajar. Sebenarnya aku kenapa?

Ckelekkk...
pintu terbuka, kulihat Eomma, appa, juga Kyuhyun menghampriku.
Kau sudah sadar? Syukurlah. Aku akan memanggil dokter.” ujar appa.
Kulihat eomma menangis disampig ranjang, sambil mengelus rambutku lembut.

Aku baru mengetahui cerita aslinya. Ternyata, saat pria asing itu mendorongku, aku membentur sebuah kaca yang di letakkan di pinggir jalan, karena akan digunakan untuk memperbaiki toko. Hasilnya, aku mendapatkan sebuah luka sepanjang 20 cm, dan mendapatkan lebih dari 200 jahitan. Tidak hanya itu, karena terlalu banyak mengeluarkan darah, aku tidak sadarkan diri selama 2 hari.

Noona, maaf, aku tidak bisa melindungimu.”
Bodoh, aku kan noonamu, seharusnya akulah yang melindungimu. Syukurlah kau tidak papa.” aku tersenyum sekaligus mengeryit, karena merasakan punggungku yang kembali berdenyut kencang.
Kulihat Kyuhyun menangis. “Aku kan namja, seharusnya bisa melindungimu.” dia memeluk tubuhku. “Maaf.” bisiknya lirih.
Tanpa terasa, aku sudah meneteskan air mata. Sudah lama Kyuhyun tidak memelukku. Sudah lama kami tidak berkomunikasi dengan benar. Mungkin, ini akanmenjadi titik balikhubungan kami, hubungan yang sempat renggang karena kesalahanku. Apakah dengan ini aku telah menebus kesalahanku yang dulu?
-------------------------

Sudah setahun berlalu, aku mulai berfikir bagaimana caranya agar aku bisa lebih kuat, untuk mencegah kejadian seperti waktu itu terulang kembali. Aku ingin selalu melindungi Kyuhyun.
Kuputuskan belajar taekwondo.
Ternyata, aku cukup berbakat, aku bisa menguasai dasar-dasarnya dengan cepat.
Selama 4 bulan belajar, aku sedah bisa mengalahkan dua orang senior. Ada satu kepuasan dalam hati, dengan begini, aku bisa melindungi orang-orang yang kusayangi.

Saat itu, kulihat Kyuhyun di kamarnya, sedang asik bermain PSP. “kyu, kau tidak bosan bermain PSP setiap hari?”
Tidak.” jawabnya singkat.
“Kau mau menemaniku main?”
Ogah.”
Mau tidak mau, kau harus menemaniku main.”
Aku langsung mengeluarkan bebrapa jurus yang telah kukuasai. Bisa dibilang aku menghajar Kyuhyun habis-habisan, tanpa perlawanan. Akhirnya, aku membanting tubuh Kyuhyun dengan keras. Saat itu, aku melihat Kyuhyun langsung pingsan. Dengan panik, aku berusaha membangunkannya.

Aku diceramahi habis-habisan. Eomma menyuruhku keluar dari club taekwondo hari itu juga. Padahal kalau dipikir-pikir ini bukan sepenuhnya salahku. Siapa suruh Kyu tidak bialng kalau sedang sakit? Siapa suruh Kyu tidak melawan? Tapi, aku hanya bisa pasrah, karena memang gara-gara aku, sakit Kyu bertambah parah, bahkan dia harus dirawat selama 2 minggu.
================

Ternyata menyayangi jauh lebih sulit, jika perasaan kita tidak tersampaikan. Karena kejadianitu, lagi-lagi Kyuhyun menjauhiku. Mau bagaimana lagi? Aku sudah tidak bisa membalik semua keadaan.
Selama 3 tahun, hubunganku dan Kyuhyun belum sepenuhnya membaik. Aku sudah tidak terlalu peduli, asal aku masih bisa melihatnya dalam keadaan sehat, itu sudah lebih dari cukup bagiku.

Hari itu, aku sedang melihat-lihat sebuah majalah otomotif. Sebuah pikiran terbesit dalam benakku. Aku ingin bisa mengutak-atik mobil, pasti akan terlihat sangat keren.
Aku berjalan menuju mobilku. Kupandang mobilku baik-baik, sayang kalau sampi kenapa-napa. Kulirik mobil yang berada di sebelah kiri mobilku. “Aha... Kyuhyun, aku pinjam mobilmu untuk praktekku hari ini ya!” teriakku dalam hati.

Lebih dari satu jam aku mengutak-atik mobil Kyuhyun. Kurasa aku sudah mengembalikannya seperti keadaan semula, tapi... sebaiknya aku memangil teknisi untuk mengecek ulang. Siapa tahu ada kesalahn, kan bisa bahaya. Aku berjalan menuju halaman, shock, kuliaht mobil Kyu sudah tidak berada ditempatnya lagi. Bagaimana ini? Aku mulai merasa cemas.

Tiga jam kemudian, kami mendapat kabar bahwa Kyuhyun kecelakaan. Keringat dingin mulai membanjiri seluruh tubuhku, rasanya aku mulai sesak napas, kakiku terasa lemas, seolah tidak mampu menompang tubuhku lagi.
Kyu... apa yang telah kulakukan padamu? Aku...” aku tidak bisa membendung air mataku lagi.
----------------------

Kyuhyun sadar 3 hari kemudian, kecelakaan yang dialaminya cukup parah, sampai-sampai dia harus dirawat di rumah sakit selama 1 bulan penuh. Aku dihukum menjaganya hingga sembuh. Menurutku, itu bukan hukuman, tapi sebuah tanggung jawab. Melihat keadaannya yang lemah seperti itu, aku ingin sekali menggantikannya, mengambil semua rasa sakit yang dirasakannya. Ternyata, aku bukan noona yang baik baginya.

Kyuhyun membenciku? Itu sudah pasti, sudah beberapa kali aku bermain-main dengan kehidupannya, lebih tepatnya dengan nyawanya. Padahal selama ini aku ingin selalu melindunginya, tapi, apa yang telah kulakukan? Setiap tindakanku selalu berakhir dengan satu kata 'mencelakainya'.

Aku merebahkan tubuhku di tempat tidurku yang empuk, kupejamkan mata, dan mulai merenungkan semuanya.
Kalau dipikir-pikir, aku selalu membuatnya masuk rumah sakit. Mungkin kalau aku menjadi seorang dokter, aku bisa merawatnya kapan saja. Dengan begitu, aku bisa menjaganya dengan caraku sendiri.

Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya aku bisa meyakinkan kedua orang tuaku, untuk menyetujui keputusanku. Berhenti kuliah, pergi ke Jepang, dan mengembil jurusan kedokteran disana.
Kyuhyun, dengan senang hati melepaskan kepergianku. Kurasa dia benar-benar membenciku.
-------------------------

Sudah tiga tahun, aku tidak bertemu dengan Kyuhyun, rasanya... aku benar-benar sangat merindukannya. Jadi, kuputuskan akan berlibur ke Korea, ah... lebih tepatnya aku akan kembali ke Korea.

Begitu sampai di Korea, tujuan utamaku adalah apartemen Kyuhyun, aku ingin tahu bagaimana keadaannya. Mungkinkah dia juga merindukanku? Ah... aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya.

Saat ini, Kyuhyun tengah berdiri di hadapanku. Dia terlihat sedikit aneh, apa tidak senang bertemu denganku? Tapi pikiran itu langsung kutepis jauh-jauh.
Kyu... kau kenapa sih?” aku membentaknya, “Apa kau menyembunyikan sesuatu?”
Tidak, tentu saja tidak, aku hanya... lapar. Benar aku sangat lapar. Jadi, temani aku mencari makanan!” jawab Kyuhyun, tapi... aku masih merasa ada yang aneh. Meskipun begitu, aku lebih memilih mempercayainya.

Beberapa saat kemudian, aku mendengar seorang yeoja berteriak, dia berlari dari arah dapur.
Aku memandang yeoja itu dan Kyuhyun secara bergantian.
Kyu... siapa dia?”
Kyuhyun tidak menjawab, perlahan aku berjalan mendekati yeoja itu.
Kau siapa? Kenapa bisa ada disini? Apa hubunganmu dengan Kyuhyun? Bagaimana kau bisa kenal dengan Kyuhyun?” aku mengajukan rentetan pertanyan padanya.
Aku...” yeoja it mulai membuka suara.
Kyuhyun langsung mendekati kami. “Dia itu...”
PLAKKK.....
Aku mendaratkan sebuah tamparan di pipi kiri Kyuhyun.
Kalian tinggal bersama?” aku berteriak histeris.

Kami berdebat cukup lama, akhirnya aku keluar dari apartemen Kyuhyun dengan perasaan kesal. Namun, tiba-tiba sebuah pikiran melintas di kepalaku.
Mungkin, Tuhan memberiku sebuah kesempatan, agar aku bisa menebus semua kesalahanku dulu. Mungkin, dengan begini, aku bisa kembali dekat dengan Kyuhyun. Jadi, apa salahnya jika aku sedikit memanfaatkan keadaan ini, demi tujuanku sendiri tentunya. Aku mulai tersenyum sendiri.
Aku melirik pintu apartemen Kyuhyun, “Namanya Chulie? Menarik juga.” aku menyipitkan mata. “Cho Kyuhyun... tunggu saja tanggal mainnya.” aku berjalan keluar dari gedung aparteman dengan segudang rencana dalam otak.

«»«»«» ♪♪♪♪♪♪ «»«»«»

Tidak ada komentar:

Posting Komentar