Selasa, 18 Januari 2011

«» Tears «»

Author : Me aka Reni Yunhae Uknow
Genre : Angst / Genderswitch
Cast : Kim Kibum ( Yeoja )
           Choi Siwon ( Namja )
           Lee Donghae ( Namja )


Namaku Kim Kibum. Semua orang mengenalku sebagai sosok tuan putri idaman. Kenapa demikian ? karena aku terlahir sebagai putri tunggal seorang pengusaha terpandang di Korea, segala sesuatu yang kubutuhkan selalu terpenuhi dengan segala fasilitas yang terbaik. Dalam bidang akademis aku patut dibangakan.
' Pintar, Cantik, kaya dan Berhati Lembut ' itulah image ku di hadapan semua orang. Aku tidak pernah merasa terbebani dengan semua itu, toh selama ini aku hidup dengan menjadi diriku sendiri seorang Kibum apa adanya, tanpa harus menjadi ' Kim Kibum yang dirapkan semua orang '.

Saat ini aku sedang menjalin hubungan dengan seorang pemuda tampan, idola seluruh sekolah, kapten tim basket dan juga kaya raya. Choi Siwon namanya namja yang mampu meluluhkan hatiku. Hubungan kami telah berjalan 2 tahun, selama ini kami sangat harmonis sampai-sampai banyak teman yang merasa iri dengan kemesraan kami, Seolah tidak ada apapun yang mampu merusak hubungan kami.

Aku juga punya Donghae, sahabatku sejak kecil, yang selalu ada di sampingku saat ku butuhkan, selalu menemaniku dan memberiku semangat. Salah satu warna tersendiri dalam kehidupanku.
Kurasa saat ini aku benar-benar memiliki kehidupan yang sempurna.
---------------------------------------------------------------

Saat pulang sekolah aku menunggu Siwon di depan kelasnya. Kulihat dia berlari menuju kearahku.
“Chagi, hari ini aku tidak bisa mengantarmu pulang, kau tidak papa pulang sendiri?“
“Ne, aku tidak papa.“ ucapku sambil tersenyum.
“Benarkah? Tapi aku sedikit mencemaskanmu, ehm... kita bertemu nanti malam, aku akan kerumahmu.“
“Ne, aku akan menunggumu, sampai ketemu nanti malam.“
Sebelum aku pergi, Siwon menarikku dalam dekapannya kemudian dia mengecup keningku.
“Hati-hati di jalan!“
Aku berjalan menuju gerbang sekolah sambil terus tersenyum sendiri, karena aku kembali teringat perlakuan lembut Siwon padaku tadi, aku yakin hati Siwon hanya untukku begitu pula sebaliknya.

Tin...Tin....
Sebuah mercedes hitam mengkilat kini ada di belakangku. Aku mengerutkan kening dan menyipitkan mata berusaha mengetahui siapa yang ada di dalamnya.
Tidak butuh waktu lama untuk mengetahuinya karena kini sang pemilik mobil menurunkan kaca jendela.
“Teryata kau Eunhyuk ku pikir siapa...“
“Kibum, temani aku jalan-jalan ya, saat ini aku sedang boooriiinggg.“
“Oke... akan ku temani, lagi pula hari ini aku sedang senggang.“ aku langsung masuk ke mobil.
Eunhyuk adalah temanku sejak kecil, dia 2 tahun lebih tua dariku, tapi jika aku memangilnya Onnie amarahnya pasti akan meledak.
'Kita hanya beda 2 tahun, kalau kau memangilku Onnie rasanya aku benar-benar sudah tua, tidak, kau tidak boleh memanggilku Onnie, Eunhyuk saja.' itulah argumennya, aku sih hanya bisa menuruti, karena kalau dia sudah marah, pasti akan ada perang dunia ke III yang sangat heboh.

“kita mau kemana?“
“Entahlah, aku hanya ingin reflesing, makannya aku mengajakmu, kau ada ide?“
“Ehm... bagaimana kalau kita ke puncak?“
“Gak seru...“
“Ke pantai?“
“Malas...“
“Shoping ke mall?“
“Bosan...“ aku memutar bola mataku.
“Tawaran terakhir ke taman hiburan?"
“Oke... kita berangkat.“ aku hanya bisa menggelengkan kepala.
“Dasar...“ kulihat dia tersenyum puas. Rasanya aku benar-benar di permainkan olehnya.

Kami sudah menaiki hampir semua wahana yang ada, sekarang kami duduk di sebuah bangku di taman bermain itu.
“Ah... lega rasanya...“ ujar eunhyuk.
“Kau sudah bersenang-senang seperti itu tentu saja merasa lega."
“Aish... kau ini, Kibum, gomawo telah menemaniku.“
“Ne, cheonmayeon.“
“Aku pergi beli minuman dulu, kau mau apa?“
“Es cappucino.“
“Oke, ku tinggal sebentar, jangan kemana-mana.“
“Ne, arasso.“
Kulihat Eunhyuk berlalu meninggalkanku.

“Huft... dasar Eunhyuk, kenapa lama sekali dia?”
Aku masih duduk dan melihat sekeliling tempat hiburan, tiba-tiba pandangan mataku tertuju pada seseorang, aku merasa mengenalnya. Aku menyipitkan mata berusaha melihat dengan jelas siapa orang itu.
'Ah... teryata Siwon, kenapa dia ada di sini? Siapa yang ada di sampingnya? Apakan itu sepupu Siwon? Sebaiknya aku menyapa mereka.' batinku.
Aku mulai berjalan menghampiri mereka, tapi tiba-tiba langkahku terhenti, karena aku melihat Siwon mencium mesrah pipi gadis itu, aku mengerutkan dahi, ada sejuta tanda tanya dalam benakku.
“Chagi, saranghae...“
Aku membelalakkan mata, seolah ada petir yang menyambar tepat di depanku saat kudengar kata-kata Siwon. Lututku terasa lemas, aku ingin secepatnya pergi dari sini, tapi kurasakan tubuhku membeku, tak bisa di bendung lagi aku merasakan ada butiran air mata di pipiku. Kini ku lihat orang yang selama ini ku cintai pergi semakin jauh bersama seorang gadis yang tidak ku kenal.

“Kibum, sedang apa kau di sana?“
Kudengar suara Eunhyuk di belakangku, aku buru-buru menyeka air mataku.
Kubalikkan tubuh dan tersenyum memandangnya.
“Kenapa kau lama sekali?“ suaraku sedikit bergetar.
“Kibum kau kenapa? Wajahmu sangat pucat.“
“Kurasa aku sedang tidak enak badan, antar aku pulang ya.“
“Baiklah kita pulang sekarang.“
Aku mencoba melangkahkan kaki, tapi kakiku terasa lemas. Eunhyuk yang melihatku terhuyung langsung memapahku.
“Apa kita pergi ke rumah sakit saja?“
“Tidak, aku hanya ingin pulang.“

Sampai di rumah aku langsung mengurung diri di kamar. Tubuhku terasa lemas dan jatuh terkulai di lantai, aku masih sadar, sepenuhnya aku sadar, Kini kurasakan air mataku yang sendari tadi ku tahan mengalir di kedua pipiku.
“Si... won...“ dadaku terasa sesak menyebut namanya.
“Kenapa? Apa yang salah pada diriku? Mengapa kau menghianatiku? Mengapa kau tega melakukan semua ini padaku? Mengapa? Mengapa?“
Aku tak sangup lagi meluapkan rasa sesak di dada, aku hanya bisa menangis dan menangis.
Entah berapa banyak air mataku telah keluar, tapi rasa sakit di dadaku belum juga sirnah. Seolah dalam hatiku kini ada sebuah pusaran lubang hitam, yang semakin lama mampu menyedot semua kebahagiaanku, menjadikanku semakin terpuruk dalam kesedihan.

Tok..... Tok.... Tok....
“Nona, tuan muda Siwon sekarang ada di ruang tamu sedang menunggu anda.“
Mendengar namanya, seolah hatiku kembali diiris menjadi sayatan-sayatan kecil, perih rasanya.
Tok... Tok... Tok...
“Nona? Anda tidak papa?“ aku masih terdiam, suaraku tercekat di tenggorokan.
“Nona? Nona?“ aku berusaha mengumpulkan sisa suaraku yang kurasa mulai hilang, akibat terlalu banyak menangis.
“Aku tidak ingin bertemu dengannya...“ teriakku, ada getaran yang tidak dapat ditutupi dalam suaraku.
“Nona? Anda baik-baik saja? Nona?“ aku tidak menghiraukannya. Dan kembali tenggelam dalam lamunanku sendiri.
“Siwon, mengapa kau masih datang kemari? Apa arti semua perlakuan lembutmu untukku? Apa arti semua kenangan indah kita? Apa arti diriku bagimu? Apa artinya semua ini? Sampai kapan kau akan melakuakan semua permainan ini?“
Air mataku kembali mengalir, dadaku semakin sesak.

Sayup-sayup ku dengar suara donghae.
“Cepat sedikit, apa benar itu kunci cadangannya? Kalau masih tidak cocok kurasa aku akan mendobrak saja pintu ini..."
“Tunggu sebentar tuan, ini saya sedang berusaha membukanya.“
“Aish... berusahalah lebih cepat sedikit!“
“Nah... sudah terbuka...“
KLEKK.......
“Kibum...“ suaranya terdengar sangat panik.
Aku tahu kenapa Donghae panik, pasti saat ini dia melihatku tergeletak di lantai, dengan air mata yang membanjiri kedua pipiku. Dia langsung berlari ke arahku, menguncang tubuhku yang terasa semakin lemas, aku hanya diam, menatapnya meski kini penglihatanku sedikit kabur, akibat air mataku yang masih belum berhenti mengalir. Donghae langsung mengangkatku dan membaringkanku di tempat tidur.
“Kibum kau kenapa? Apa yang terjadi? Kau bisa menceritakan semuanya padaku? Jangan berlaku seperti ini." Ucapannya sangat lembut, dia juga membelai rambutku. Tak kuasa menahan air mata aku langsung membuang mukaku darinya.
 -----------------------------------------------------

Dua hari aku tidak masuk sekolah, aku tidak ingin bertemu dengannya. Siwon terus berusaha meneleponku, tapi aku tetap tidak ingin bicara dengannya. Aku hanya ingin menenangkan pikiranku, tapi tetap saja aku masih belum bisa mengobati rasa sakit di hatiku. Setiap hari donghae datang, berusaha mencari tahu apa yang sedang terjadi padaku. Tapi sampai saat ini aku masih tetap diam.

“Apa yang sedang kau pikirkan?“ suara Donghae memecahkan lamunanku.
“Kau sudah datang?“
“Bagaimana keadaanmu hari ini?“
“Sudah lebih baik?“ aku memberikan senyuman padanya.
“Masih tidak ingin cerita?“
Aku menghela napas panjang, kurasa aku memang harus menceritakan semuanya pada Donghae. Aku mulai menceritakan semuanya, kulihat wajah Donghae berubah menjadi geram, saat aku selesai menceritakan semuanya.
Dia mulai berdiri, beranjak dari kursi.
“Aku akan menemui Siwon...“ secepat kilat, aku langsung mencengkeram lengannya menahannya agar tidak pergi. Aku menggelengkan kepala.
“Jangan berbuat apa-apa, biarkan tetap seperti ini.“
“Tapi kau...“
“Biarkan aku tetap mempertahankan sisa harga diriku.“
“Kibum... aku...“
“Lee Donghae kumohon...“ kurasakan kini air mataku mulai mengalir.
“Kalau itu maumu, aku akan tetap diam dan selalu berada di sampingmu, sebagai penompang semua kesedihanmu, tapi kau jangan menangis lagi!“ Donghae mengusap air mataku kemudian mendekapku.

Donghae sudah pulang, kini aku kembali tenggelam dalam lamunanku. Aku kembali teringat semua kenangan indah bersama Siwon, setiap kata-kata manisnya, dekapannya, belaiannya, semua kenangan itu muncul beruntun tanpa bisa ku hindari, hatiku terasa sangat sakit. Air mataku kembali mengalir, entah sampai kapan aku akan terus menangis untuknya. Aku ingin melupakan semua tapi rasanya sangat sulit, aku bahkan berfikir bahwa aku tidak dapat hidup tanpanya. Tanpa dia hatiku terasa hampa, tanpa dia aku bukan kibum yang selalu tersenyum bahagia, tanpa dia seakan dalam hatiku ada lubang yang sangat besar yang tidak akan bisa ditutup oleh orang lain selain dia.
“Siwon... apa yang harus kulakukan tanpamu?“
Tiba-tiba mataku tertuju pada pisau buah yang ada di depanku, tanpa pikir panjang aku mengambilnya.
“Jika aku memang tidak bisa menjalani hidup tanpamu, jika ini bisa membutku tidak lagi merasa sakit, jika ini memang yang terbaik, aku akan melakukannya.“
Aku mulai mendekatkan mata pisau pada pergelangan tangan kiriku, kemudian kutekan dengan kuat, kurasakan darah segar mengalir deras, lenganku terasa berdenyut-denyut, aku mulai pusing, dan pandanganku mulai gelap.
-----------------------------------------------

Kubuka kedua mataku, semua berwarna putih, dimana ini? Kulihat sekeliling, ada Donghae duduk di kursi di sisi ranjang, sepertinya dia tertidur, kepalanya bersandar pada bahu seorang gadis cantik di sebelahnya, aku mengenalnya dia Sungmin, kekasih Donghae.
“Hae, cepat bangun kibum sudah sadar.“
“Kibum... aku akan memangil dokter.“ kulihat donghae berlari keluar.
“Kibum, bagaiman perasaanmu? Apa kau membutuhkan sesuatu?“
Aku hanya menggelengkan kepala. Kemudian dokter datang untuk memeriksa keadaanku.
“Semua dalam keadaan baik-baik saja, pasien baru sadar biarkan dia beristirahat.“
“Gomawo...“
“Ne cheonmaneyo, saya tinggal dulu, jika perlu apa-apa silahkan hubungi perawat yang bertugas.“

“Bagaimana perasaanmu sekarang?“
“Aku baik-bak saja.“
“Dasar bodoh, kau jangan berbuat ceroboh seperti ini lagi!“
“Ternyata aku masih hidup?“ kataku dingin.
“Apa kau bilang? Kau pikir jika pelayan tidak menemukanmu tepat waktu, kau akan selamat? Mungkin sekarang aku sudah ada diupacara pemakamanmu, apa itu yang kau inginkan? Hah? Kau pikir bagaimana perasaanku? Perasaan semua orang yang menyayangimu...“ Donghae sedikit berteriak, karena meluapkan semua emosinya.
Aku tahu tindakanku memang salah, karena itu aku hanya diam.
“Kenapa kau berbuat nekat seperti ini?“
“Aku merasa tidak bisa hidup tanpanya“

PLAKK.....
Pipi kiriku terasa panas, dan berdenyut-denyut, aku membelalakan mata, karena ternyata Sungmin yang menamparku.
“Minnie, apa yang kau lakukan?“ ujar Donghae, sambil mendekap tubuh Sungmin yang mulai terlihat emosi dari belakang.
“Aku hanya ingin menyadarkannya.“
Aku masih terdiam, shock dengan apa yang dilakukan Sungmin padaku.
“Kau pikir, kau hanya bisa hidup karenanya? Lantas bagaimana kau bisa hidup selama ini? Bagimana kau hidup sebelum bertemu dengannya? Apa kau pikir kehidupanmu di tentukan olehnya? Bukalah matamu Kim Kibum dunia tidak akan berhenti berputar hanya karena dia tidak lagi berada di sisimu.“
Aku mulai menangis, mendengar semua ucapannya. Kata-kata sungmin telah membuka mata dan hatiku.
“Minnie, mianhe...“
“Bodoh, kenapa kau minta maaf? Kalau kau merasa perbuatanmu ini salah bangkitlah kembali, jadilah lebih tegar, jangan biarkan orang lain meremehkanmu.“ kurasakan kini Sungmin mendekapku erat.
“Kibum, apa kau tahu kenapa selama ini aku tidak pernah cemburu padamu? Itu semua karena kau sahabat Donghae, kau lebih dulu bertemu dengannya, tanpa ku sadari, aku mulai kagum padamu, aku tahu penilaian Hae tidak akan salah, kau memang gadis yang patut untuk disayangi, jadi kau juga harus menyayangi dirimu sendiri, jangan pernah berbuat konyol!“
-----------------------------------------------

Aku kembali bersekolah, setelah 2 minggu absen. Saat melewati lapangan basket, aku melihat sosok Siwon disana, sedang bermain basket dengan semua anggota timnya. Aku kembali meneteskan air mata.
“Choi Siwon, ini adalah air mata terakhir untukmu, di hatiku kini aku tidak lagi membencimu, juga tidak lagi mencintaimu, aku akan kembali bangkit, aku pasti akan menemukan orang yang lebih baik, dan lebih sempurna darimu. Aku akan membuatmu manyesal telah menghianatiku.“
Aku berjalan meninggalkan lapangan basket.
Kupandangi pergelangan tangan kiriku, ada bekas luka yang belum sepenuhnya kering disana. Tanda kekecewaan, kebodohan, kerapuhan dan keputusasaan. Tapi mulai sekarang tanda itu juga akan menjadi tanda kedewasaan, lahirnya Kibum baru yang lebih tegar dalam menjalani kehidupan.

**** The End ****

{ Inilah ff req. pertama yang kubuat, hehehe... ancur bgt dah... tp, pek sekarang, semua ffku tetep ancur lebur wkakaka.... }

2 komentar:

  1. FFny sich kagak...cm emg reni amma agak ancur,,,,hahahahah *kabuuuuuurrr*

    BalasHapus
  2. Aish... sialan neh anak!
    tak kutuk berjodoh dgn kakek Heechul(?) *kesenengan* kagak dah. ehm... jd tukang sampahnya kakek Heechul aja dah hahahaha....

    BalasHapus