Selasa, 18 Januari 2011

«» A New Story «»



Author : Me aka Reni Yunhae Uknow
Genre : Romance / Genderswitch
Cast :  Kibum (Yeoja)
           Sungmin (Yeoja)
           Donghae (Namja)
           Kyuhyun (Namja)

Hohoho... ini Sequelnya Tears
========================

Hari demi hari berlalu, musim telah berganti dengan cepat, tanpa terasa sudah empat tahun aku menjalani hidup dari satu sisi masa laluku yang kelam. Sejak kejadian itu, sampai sekarang aku masih belum memiliki tambatan hati. Selama ini rasanya hatiku telah tertutup, dan tidak pernah membiarkan seseorang untuk memasukinya, aku belum pernah bertemu seseorang yang tepat, yang mampu menggetarkan hatiku. Tapi kurasa itu lebih baik karena sejujurnya aku masih terlalu sensitif dengan masalah yang satu ini. Well, bagaimanapun aku selalu ditemani oleh orang-orang yang menyayangiku, jadi aku bisa menciptakan kebahagiaanku sendiri, I am single, I am very happy.

Aku berdiri di beranda kamarku, menatap langit biru yang cerah, ku ulurkan tangan mencoba merasakan dunia dalam genggamanku. Aku menghela napas panjang.
“Kim Kibum hwaiting...” teriakku kencang.
“Kenapa teriak-teriak seperti itu?“ terkejut aku menoleh pada sumber suara.
“Minnie...“ aku langsung berhambur ke pelukannya.
“Aku benar-benar kangen... “ ucapku sedikit manja.
“Hehehe... aku juga kangen, makanya begitu turun dari pesawat, aku langsung datang kemari.“
“Minnie...“ aku kembali memeluknya.
“Sepertinya kalian telah melupakanku.“
“Donghae... tentu saja tidak.“ aku menghampirinya, dan mengulurkan tangan.
“Oleh-oleh...“
“Aish... kau ini, ingat padaku atau hanya pada oleh-oleh yang kubawa?“ aku memutar bola mata.
“Tentu saja... pada... oleh-oleh.“ mendengar ucapanku, kami bertiga tertawa lepas.
“Dasar, sabar nona manis!“ Donghae menjitak pelan kepalaku.

Saat ini kami bertiga duduk di halaman belakang, Minnie dan Donghae, bercerita panjang lebar tentang liburan mereka. Aku memendang keduanya dan tersenyum, mereka terlihat begitu serasi. Sejak kejadian itu, aku semakin dekat dengan Minnie. Banyak kecocokan diantara kami berdua, mungkin karena kami sama-sama yoeja jadi Minnie selalu bisa memahami diriku. Aku beruntung ada mereka berdua dalam hidupku. Merekalah yang selama ini menjadi warna dominan dalam kehidupanku.
------------------------------------------

Entah mengapa tadi pagi aku merasa sangat bosan, jadi kuputuskan untuk berjalan-jalan ke pantai. Apalagi aku sudah lama tidak melihat laut, yang saat ini terbentang di hadapanku, deburan ombak yang mengalun indah, memecahan segala kesunyian dunia. Dulu aku sering berlibur ke pantai ini bersama Siwon, orang yang telah memeberiku banyak kebahagiaan juga menorehkan luka yang paling dalam dihatiku. Tapi itu semua hanyalah masa lalu, salah satu alur cerita dalam kehidupanku. Kini aku bisa menapakkan kaki di jalur yang tidak lagi gelap, karena ada banyak cahaya di sekitarku yang selalu menerangi setiap langkahku ini.

Tiba-tiba kurasakan ada yang mendorong tubuhku, dengan pelukan yang sangat kuat dan berusaha menyeretku ke tepi pantai.
“Apa yang kau lakukan? kau tidak lihat tadi ada ombak yang sangat besar, bisa-bisa kau tenggelam, apa kau memang berniat bunuh diri?“
Aku shock ada seorang namja yang tidak ku kenal berteriak-teriak seperti itu. Baru beberapa saat aku mulai menyadarinya, tadi saat aku melamun tanpa sadar aku masuk ke air dan... dia menolongku. Aku langsung menatap matanya, berusaha mengatakan penyesalanku.
“Maaf, tadi aku melamun.“ kataku sambil tertunduk malu.
“Sudahlah, kau pasti masih shock, ku traktir kau minum.“ dia mengulurkan tangan, dan aku langsung menyambutnya.

Kami duduk di sebuah kedai kecil, dia memesankan coklat panas untukku. Aku terus menatap penolongku yang saat ini tepat di hadapanku, wajahnya dingin, sorot matanya tajam, setiap kata-katanya tegas.
“Kau sudah lebih baik?“
Aku hanya mengangguk dan memegang cangkir yang terasa hangat di tanganku.
“Aku harus pergi, kau tidak papa ku tinggal sendiri? Oya aku sudah memebayar minumanmu.“
“Ne, gomawo... “
Dia berdiri dan meninggalkanku, aku masih menatap kepergiannya.
“Ah...“ pekikku. “Aish... babo... aku belum tahu siapa namanya...“ aku mulai menjitak kepalaku sendiri.
-----------------------------------------

“Kibum...” teriak minnie sambil berlari ke arahku.
“Ada apa?“
“Hehehe...” Minnie senyum-senyum gak jelas.
“Kibum, anterin aku ke butik ya, ambil baju pesanan mama nih.“
“Ah... Minnie, aku lagi gak mood keluar rumah nih, lagi pengen istirahat di rumah seharian, km minta antar Donghae aja ya.“
“Tapi Hae sedang pergi ke Busan, sama teman-temannya, Kibum ayo dong... sekali ini aja, lain kali aku minta sepupuku yang nganterin deh.“
“Eh... sepupu? Kenapa aku tidak pernah tahu?“ aku mengerutkan kening.
"Kau belum tahu? ah... ku pikir Donghae sudah cerita, jadi aku lupa cerita padamu. Yup, aku punya sepupu yang baru pulang dari Jepang, sekarang dia sekolah di sini dan tinggal di rumah. Lain kali aku akan memperkenalkannya padamu.“
“Oh... oke.“
“Hya, Kibum, mau kan nganterin aku...“
“Huft.... iya-iya aku antar, sebentar aku ganti baju dulu.“
“Hehehe.... gomawo....“
“Ne, cheonmaneyo..."
 -----------------------------------------------------

“Yup, semuanya sudah beres, Kibum kita mampir ke cafe dulu ya, aku lapar...“
Aku tersenyum melihat tingkah lakunya, kalau ada maunya dia pasti bersikap manja, tapi kalau sedang serius dia benar-benar dewasa. Aku ingat berkat Minnie, aku bisa menata kembali hidupku yang sempat terombang-ambing tak tentu arah karena arus kehidupan terlalu kuat menghantam tubuhku. Akhirnya aku hanya mengangguk dan tersenyum padanya.

“Kibum, kau mau pesan apa?“
“kau saja yang pesan, aku sama saja.“
“Ehm... saya pesan dua spageti dan dua Es cappucino.“
“Ada lagi yang mau dipesan?“ tanya pelayan dengan ramah.
“Saya rasa itu saja.“ jawab Minnie.
“Baik kami akan segera mengantar semua pesanan anda.“
Baru beberapa langkah pelayan itu pergi, aku mendekatkan kepalaku pada kepala Minnie, mencoba bertanya padanya dengan suara yang sangat pelan.
“Minnie kau tidak papa?“ Minnie mengerutkan dahi. “ Kau tidak sakit kan?“ aku kembali bertanya.
“Apa maksudmu?“ aku melirik perut Minnie sekilas.
“Kau tidak hamil kan?“
“Hya... Kim Kibum, apa yang sedang kau bicarakan? memangnya kau pikir hubunganku dan Hae sampai pada batas yang tidak bertanggung jawab seperti itu?“
Karena suara Minnie terlalu kencang, jadinya sekarang seisi cafe, semuanya sedang menatap kami tajam.

“Aish.... Minnie, jangan teriak-teriak seperti itu, malu di lihatin orang.“
“Siapa yang mulai duluan?“ Minnie cemberut.
“Iya-iya aku yang salah, mianhe....“ aku berusaha membujuknya.
“Lantas kenapa sekarang porsi makanmu berubah? “ Minnie memutar bola matanya.
“Hae bilang kalau perutku buncit.“ jawab Minnie sambil mengerucutkan bibirnya.
“Ah... pasti dia sedang bercanda.“
“Tapi tetap saja, aku gak suka, aku mau menunjukkan pada Hae, kalau perutku gak buncit, makannya mulai sekarang aku mau diet “ wajah Minnie sedikit memelas tapi juga berapi-api.
Aku hanya menggelengkan kepala, Minnie memang yeoja yang unik, tapi aku sangat menyayanginya.
Saat keluar dari cafe, sekilas aku melihat sosok yang tidak asing di seberang jalan. Mataku masih tidak bisa lepas darinya, tapi dia semakin berjalan menjauh.
“Minnie aku ada urusan mendadak, kau pulang sendiri ya, sampai jumpa.“
“Kibum.... kau mau kemana?“
“Aku harus ke suatu tempat.“ teriakku sambil berlari menyeberang jalan.

Aku terus berlari sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. Aku berusaha mencari sosok yang entah ada dimana. Sampai aku berhenti di sebuah taman, mencoba mengatur nafasku. Aku hendak duduk di bangku panjang yang ada di taman saat tiba-tiba sosok yang sedang ku kejar sedang duduk di sisi lain taman. Aku langsung menghampirinya dengan sedikit berlari. Semakin dekat aku semakin bisa mengenali wajahnya. Aku tersenyum lega. Dia orang yang sama, wajanya tetap dingin tapi mempunyai karakter yang kuat, aku kini benar-benar mengenalinya sebagai penolongku saat itu, aku semakin bergegas menghampirinya.

“Annyeonghaseyo.” sapaku.
Kulihat dia mendongak menatap wajahku.
“Annyeonghaseyo.“ ujarnya.
“Kau masih mengingatku?“ kulihat senyumannya merekah.
“Tentu saja aku masih mengingatmu, bagaimana mungkin aku melupakanmu.“
Rasanya ada sebuah kelegaan luar biasa, yang menjalar di seluruh tubuhku, saat mendengar ucapannya.
“Benarkah kau masih mengenaliku?“
“Yup, nona manis yang hampir tenggelam karena melamun.“
Aku tertawa mendengar kata-katanya.
“Kim Kibum.“ ralatku sambil mengulurkan tanagan.
“Cho Kyuhyun.“ Ah.... nama yang indah pikirku.
 -----------------------------------------------------------------

Sudah dua minggu ini aku terus berhubungan dengan Kyu, saling telpon, sms, bahkan makan siang bersama. Kami berdua cocok satu sama lain, tidak ada cerita yang terasa membosankan saat kami sedang ngobrol bersama. Kini aku merasa lubang dihatiku yang selama ini tetap terbuka lebar, perlahan mulai tertutup karena kehadiran Kyu. Meskipun demikian banyak hal yang tidak ku ketahui tentang Kyu, keluarganya, tempat tinggalnya, aku bahkan tidak mengetahui apa saat ini dia sedang menjalin hubungan dengan seseorang atau tidak, seutuhnya ini adalah kesalahanku karena selama ini aku terlalu gengsi untuk mengorek semua informasi tentang Kyu, karena aku ingin dia sendiri yang mengatakan segala sesuatu tentang dirinya. Sebenarnya sangat konyol begitu dekat dengan seseorang tanpa mengetahui jati dirinya. Well, untuk saat ini aku masih menikmati hal itu.
----------------------------------------------------

Karena ada sebuah buku yang sedang ku incar, aku sekarang berada di sebuah toko buku. Aku terus berkeliling tempat itu untuk mencari buku yang memang sudah cukup lama diterbitkan. Saat sedang asik membolak balik sebuah buku aku sekilas melihat Kyu, dia sedang bersama temannya. Aku ingin menyapanya saat itu juga tapi ternyata aku dikejutkan dengan sebuah kenyataan yang ada di depanku. Bola mataku melebar melihat baju yang ia kenakan. Selama ini aku benar-benar bodoh karena tidak mengetahuinya. Ternyata Kyu murid sekolah menegah dan selama ini aku berhubungan bahkan merasa menyukai seseorang yang jauh lebih muda dariku? Kim Kibum otakmu sudah tidak beres.

Kyu terus berusaha menghubungiku. Tapi aku tidak menghiraukannya sama sekali, aku tahu semua ini bukan salah Kyu. Tapi aku ingin mencoba menenangkan diri terlebih dahulu.

Kyu terus menghubungiku untuk mengjakku bertemu, akhirnya aku menyerah dan menuruti mermintaannya. Kami janji bertemu ditaman saat pertama kali kami saling memperkenalkan diri. Kulihat dia sudah ada disana duduk di tempat yang sama. Melihat segala tingkah lakunya selama ini aku tidak pernah membayangkan, mengira, bahkan berpikir ternyata dia jauh lebih muda dariku.

“Kau sudah menunggu lama?“ dia tersenyum melihat kedatanganku.
“Tidak juga, duduklah.“ dia menarik lenganku dan aku hanya menurut.
“Kibum ada yang ingin ku katakan padamu.“
“Apa?“
kulihat dia menarik napas panjang. Dia meraih tanganku dan menatapku tajam.
“Kibum, Saranghae.“ aku membelalakan mata.
“Kyu...“
“Aku tahu kau pasti sangat terkejut dengan perkataanku, aku juga tahu kau pasti belum siap membuka sebuah lembaran baru, tapi kuharap kau mau memikirkannya.“
“Kyu, kau jauh lebih muda dariku.“ Kyu mengerutkan kening.
“Ya, aku memang lebih muda darimu, tapi aku tidak peduli dengan hal itu, karena aku mencintaimu.“
“Tapi aku peduli, orang-orang di sekitar kita peduli, aku tidak akan mengambil resiko sejauh itu.“ ucapku dingin.
Kyu menetapku tajam, ada amarah disana, tapi sejurus kemudian tatapan matanya kembali melunak.
“Aku tidak butuh jawabanmu sekarang, aku akan menunggumu untuk berfikir terlebih dahulu, aku ingin kau memberiku jawaban saat kita bertemu lagi.“
“Apa maksudmu?“
“Aku akan menghilang dari hadapanmu, aku akan menjauhimu, tapi saat kita bertemu kembali, aku ingin kau memberiku jawaban, dan kuharap itu adalah jawaban yang ku inginkan.“
“Kyu...“
Kyu langsung beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkanku sendiri.
-----------------------------------------------

Aku terus memikirkan bagaimana hubunganku dengan Kyu, semua yang telah kami lalui, perasaanku padanya, kenyataan yang menyakitkan, aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.
“Kibum... “
“Minnie ada apa kau kemari?“
“Oh... aku hanya mau memberimu undangan.“
“Undangan?“
“Yup, acara ulang tahun pernikahan mama dan papa.“
“Oh.... kupikir kau dan Donghae yang akan menikah.“
“Aish... kau ini, kenapa? Kau ada masalah?“ Minnie memang sangat jeli, kurasa aku tidak akan pernah bisa membohonginya. Aku hanya mengangguk dan mulai menceritakan semuanya.

“Kenapa kau harus membohongi dirimu sendiri?“
“Tapi aku jauh lebih tua darinya, dia siswa sekolah menengah sedangkan aku mahasiswi tingkat akhir, kau tahu perbedaan usia kami terpaut cukup jauh.“
“Ehm..... Kurasa cinta tidak mengenal batas usia dan tidak akan terjangkau oleh rasional, karena begitu kita masuk dalam pusarannya kita tidak akan bisa terlepas begitu saja.“
“Sejujurnya aku masih sedikit takut.“
“Bagaimana pun juga, cerita masa lalumu sangat berbeda dengan ceritamu saat ini. Dari segi manapun kau berhak untuk merasa bahagia. Jadi kenapa kau tidak mencoba menurunkan sedikit harga dirimu untuk meraih kebahagiaan hatimu.“
“Minnie.... “
“Lakukan apapun yang terbaik saat ini, hiduplah lebih bahagia hari ini, seolah-olah kau tidak akan pernah menatap lagi hari esok, dengan begitu, semua yang kau lakukan hari ini adalah semua hal yang terbaik yang bisa kau lakukan.“ aku memeluk Minnie, dia selalu bisa menenangkanku.
“Ah... aku jadi penasaran, orang seprti apa yang bisa membuat seorang Kim Kibum merasa bimbang seperti ini, tapi aku yakin dia adalah orang yang sangat sepesial.“ aku hanya tersenyum dan tersipu malu.
“Oh ya kau harus datang, acaranya jam 20.00 akan diadakan di gedung hotel, alamatnya sudah ada di undangan.“ aku mengangguk dan tersenyum.
----------------------------------------

“Aish.... Kibum kenapa kau lama sekali? Aku akan memperkenalkan sepupuku padamu.“
“Donghae ada dimana?“
“Ah... dia sedang bersama sepupuku, ayo cepat...“
Kulihat Donghae sedang bersama seseorang, aku benar-benar terkejut saat mengetahui orang itu adalah Kyu, kenapa dia bisa ada disisni?
“Ah... Kibum, ini sepupuku namanya Cho Kyuhyun.“ aku benar-benar shock.
“Hai.... bagaimana kabarmu?“ mendengar ucapan Kyu, sekarang gilirann Minnie dan Donghae yang shock.
“Kalian sudah saling mengenal?“ tanya Donghae.
“Ya, begitulah.“

Minnie langsung menarikku, menjauh dari mereka berdua dan berbisik padaku.
“Kau kenal dengan Kyu dimana?“
Aku memutar bola mataku, dan mengerucutkan bibir.
“Sebenarnya dia namja yang kuceritakan padamu itu.“
Minnie memebelalakan matanya.
“Jadi itu Kyu....” aku mengangguk pelan.
“Kibum.... “ mata Minnie menunjukkan ketidak percayaannya.
“Aku dan Hae sering bercerita padanya tentangmu, aku benar-benar minta maaf.“
“Aku baik-baik saja.“ jawabku menenangkannya.


Saat acara berlangsung, Kyu menarikku pergi menjauh dari kerumunan para undangan.
Kami berdua berjalan di tepi kolam, hanya keheningan yang menyelimuti, kami sibuk berada dalam pikiran masing-masing.
“Kim Kibum.“ ucapnya tiba-tiba, aku langsung menatapnya.
“Aku tahu, aku salah tapi bukan berarti kau boleh mendiamkanku seperti ini.“
Aku binggung harus berkata apa.
“Aku menagih jawaban darimu!“
“Kyu.... ku rasa aku bukan orang yang cocok untukmu, kau masih bisa mencari orang yang lebih baik dariku.“
“Tapi aku menginginkanmu, hanya kamu, Kim Kibum yang saat ini berdiri di depanku.”
“Kyu.... aku..... “
“Cukup, kau tidak perlu membohongi perasaanmu, jika kau juga mencintaiku, tanpa mempedulikan apapun jarak yang membentang di antara kita, maka sambutlah tanganku.“
Aku hanya tertunduk, diam membisu.
“Kim Kibum.....” dia memegang lengan kiriku, menyentuh bekas luka yang terpampang jelas di sana.
“Saranghae....”
Aku membelalakan mata, dia mencium bekas luka yang ada di lenganku. Rasanya semua pertahananku yang selama ini mulai goyah, telah runtuh seutuhnya menjadi serpihan-serpihan kecil yang kasat mata.
Tanpa sadar butiran air mata telah jatuh di pipiku, Kyu yang melihat hal itu langsung memegang kedua pipiku mencoba menghapus air mataku.
Mata kami berdua bertemu, aku menatap sorot matanya yang tajam.
“Kim Kibum percayalah padaku, aku Cho kyuhyun berjanji akan selalu membuatmu bahagia, jadi tetaplah berada disisiku“
Air mataku kembali mengalir, aku merasakan sebuah kebahagian yang selama ini kucari, mendengar kata-katanya seolah duniaku semakin sempurna karena kehadirannya.

“Hya.... apa yang kalian lakukan disini?“
“Aish.... Hae sudah ku bilang kita tidak perlu mencari mereka, kau lihat sendirikan sepertinya kita malah mengganggu mereka.“
“Tapi chagi, aku kan hanya khawatir, karena mereka berdua tiba-tiba menghilang, tadi kau sendiri juga sempat panik kan...“
“Ne, sebaiknya kita pergi sekarang “ Minnie menarik lengan Donghae.
“Ah... Kyu.... jangan berbuat yang macam-macam pada sahabatku.“ teriak Donghae.

Kyu yang mendengar hal itu langsung menatapku dengan senyuman evilnya, aku mengerutkan dahi.
"Apa yang sedang dia pikirkan?“ batinku.
Tiba-tiba Kyu menciumku bibirku dengan lembut, aku shock karena dia berani melakukan hal itu. Tapi tanpa pikir panjang aku membalas ciumannya, toh benteng pertahananku kini telah hancur. Sepertinya dia kaget dengan reaksiku tapi detik itu juga dia langsung menarikku agar lebih dekat dengannya.
Aku tidak lagi peduli apa yang akan terjadi nanti, karena Sekarang kami berdua telah larut dalam dunia kami sendiri. Dunia yang dibentuk oleh Kim Kibum dan Cho Kyuhyun.
“Kim Kibum Saranghae...”
"Nado Saranghae, Cho Kyuhyun...“
Kyu tersenyum manis, mendengar kata-kata yang meluncur dari mulutku, kemudian menarikku dalam pelukannya, kali ini dengan yakin aku balas memeluknya. Ya kami berpelukan erat di tepi kolam renang dengan sinar rembulan yang menjadi saksi bisu kebersamaan kami.

**** The End ****


1 komentar:

  1. ffnya kereeen :D salut buat author. perbanyak kyubum yaaahhh *puppy eyes*

    BalasHapus