Kamis, 27 Januari 2011

«» The meaning of love «»


Author : Me aka Reni Yunhae Uknow
Genre : Romance / Genderswitch
Rating : PG-13
Cast : Kyuhyun (Namja)
           Donghae (Namja)
           Hankyung (Namja)
           Sungmin (Yeoja)
           Eunhyuk (Yeoja)
           Heechul (Yeoja)

Ciittttttttt..........
Sebuah mobil hitam mengkilat direm mendadak.
“Sudah ku bilang berkali-kali, aku tidak mengerti maksudmu!“ teriak seorang Namja.
“Tapi aku melihat sendiri, bagaimana sikapmu padanya.“ suara Yeoja itu tidak kalah keras.
Namja itu menarik napas panjang.
“Dari dulu, aku juga memperlakukan mereka semua seperti itu, jadi bukan hanya padanya aku bersikap begitu, kenapa kau tidak bisa percaya padaku?“ kata-katanya mulai melembut.
“Bukannya aku tidak percaya, aku.... aku... hanya...“ kini mata Yeoja itu mulai memerah, dia berusaha menghindar dari tatapan Namja itu.

“Minnie... aku sangat mencintaimu, tidak ada yeoja lain yang dapat menarik hatiku selain kau, jadi tolong beri aku sedikit kepercayaanmu.“ ucap namja itu sambil menggenggam jemari Minnie.
“Kyu...“ ucapan Minnie terhenti, karena kini Kyu sudah menarik Minnie dalam dekapannya. Minnie meneteskan air matanya di dada bidang Kyu.


======================


“Kau tidak papa kalau aku pergi dengan Yeoja lain?“ kata seorang Namja, sambil memebelalakan mata.
“Itu kan memang acara klubmu, aku tidak mungkin ikut pergi, karena aku tidak ada sangkut pautnya dengan semua itu, lagi pula aku tidak mengenal mereka semua.“ kata Yeoja itu enteng.
“Tapi, apa kau tidak merasa cemburu atau apa gitu?“
Yeoja itu memutar bola matanya.
“Hae... dia kan manajer klubmu, jadi untuk apa aku cemburu coba?“
Donghae mengerutkan dahinya.
“Eunhyuk... sebenarnya, aku selalu bertanya-tanya...“ Donghae menggantungkan kalimatnya, dan berfikir cukup lama.
“Apa Lee Donghae?“
“Aku... ah... sudahlah, tidak perlu dibahas, itu semua tidak penting.“
Eunhyuk mengangkat bahunya.
“Terserah, Hae aku pergi dulu ya... masih ada kelas nih, dosennya killer lagi, bye Hae...“
Kini Donghae hanya bisa menatap Eunhyuk yang mulai berjalan menjauh.


 ====================


“Chagi, kau sudah datang?“ ucap Namja itu sambil tersenyum manis.
“Ne, Oppa, kau menungguku lama ya?“
“Tidak juga, aku senang kok menunggumu.“
“Oppa... kau selalu baik padaku, aku sangat beruntung bisa bersamamu.“
“Tapi aku lebih beruntung lagi, karena Yeoja cantik seantero kampus bisa jatuh cinta padaku.“
Kini wajah Yeoja itu sudah merah seperti tomat.
“Oppa... kau jangan menggodaku seperti itu!“
“Itu kan memang kenyataan, kau lupa pada news mading kampus, yang mengatakan 'Kim Heechul Yeoja cantik seantero kampus menjatuhkan hatinya pada seorang Hankyung kapten tim basket' aku masih ingat bagaimana wajah semua fansmu waktu itu.“
“Oppa...“ Chulie tertunduk malu.
“Chagi, dua minggu lagi aku akan ada pertandingan, kau harus ada datang untuk memberiku dukungan ya!“
“Itu pasti, aku juga akan membuatkan makanan saat Oppa latihan nanti.“
“Gomawo... Chagi...“
Keduanya tertawa riang bersama, tidak ada yang menghalangi kebersamaan mereka, seolah dunia hanya milik mereka berdua.

 ========================


Siang itu Kyuhyun, Donghae, dan Hankyung sedang berkumpul bersama disebuah cafe. Ketiganya memang sahabat baik sejak masih sekolah. Karena mereka tidak lagi satu kampus, maka mereka seringkali meluapkan segala keluh kesahnya saat berkumpul seperti ini.

“Aish... aku benar-benar capek dengan segala kecurigaan Minnie, Ah... aku tidak tahu lagi harus bersikap bagaimana terhadapnya.“ ujar Kyuhyun dengan nada frustrasi sambil mengacak-acak rambutnya.
“Kau masih enak, dapat perhatian seperti itu, sedangkan aku... entah apa yang ada dalam pikiran Eunhyuk, dia terasa begitu jauh, kurasa hanya aku sendiri yang mencintainya.“ kata-kata Donghae juga tidak kalah frustrasi.
Hening sejenak. Karena tidak ada tanggapan dari Hankyung keduanya menoleh, mereka mengerutkan dahi melihat Hankyung yang sedang asik berkutat dengan ponselnya sambil cengar-cengir tidak jelas.
“Hya... kau... Hankyung... aku sudah capek-capek cerita panjang lebar, kau malah asik dengan ponselmu, mana solidaritasmu sebagai sahabat?“ serga Kyuhyun dengan tidak sabar.
“Uuups... Sorry, aku sedang SMSan dengan Chulie.“ jawab Hankyung sambil senyum-senyum tanpa dosa.
“Ah... rasanya di antara kita bertiga, hanya hubungan Hankyung yang sukses tanpa hambatan sedikitpun.“ Ucap Donghae dengan lemas.
“Aku dan Chulie akan selalu seperti ini, tidak ada yang bisa menghalangi kebersamaan kami “ ucap Hankyung dengan bangga.

“Kau, jangan mulai membuat kami iri.“ ucap Kyuhyun sambil menjitak kepala Hankyung.
“Aduh...“ Hankyung meringis kesakitan, sambil memegang kepalanya.
“Hahaha... Kyu kelakuanmu menunjukkan kalau kau iri.“ kelakar Donghae.
“Hya... Lee Donghae, bukankah seharusnya kau memihak padaku?“
“Eh... benar juga...“
Donghae melihat ke arah Hankyung dan ikut menjitaknya.
“Aduh... Untung kalian sahabatku, kalau bukan, aku pasti sudah membantai kalian saat ini juga.“
Kini ketiganya tertawa bersama.
----------------------------------------------

Kyuhyun sedang berdua dengan seorang Yeoja di kelas musik. Yeonja itu mengeluarkan air matanya, dan Kyuhyun berusaha untuk menenagkannya.
“Teuki... sudah, kau jangan menangis lagi, Kangin hanya akan pergi satu tahun. Sampai saat itu, kau harus terus memberinya semangat, jangan sampai kau melepaskan kepergiannya dengan air mata seperti ini, bisa-bisa dia tidak fokus dengan pekerjaannya. Apa kau ingin dia mengalami kegagalan karena mencemaskanmu?“
Teuki menggelengkan kepala, masih terus terisak.
“Tapi aku masih tidak rela dia meninggalkanku. Aku ingin selalu bersamanya, Kyu... aku tahu tidak seharusnya aku bersikap seperti ini, tapi aku sangat membutuhkannya. Apa kau mengerti perasaanku saat ini?“
“Kurasa sebaiknya kau ikut dengannya pergi ke Jepang, dengan begitu kau bisa selalu bersamanya, bukankah itu jalan yang terbaik.“
“Tidak bisa, aku tidak mungkin meninggalkan kuliahku, aku juga masih punya masa depan, jadi tidak mungkin aku ikut bersama Kangin.“
“Nah... kau tahu sendiri mana yang terbaik bagimu, juga bagi Kangin, lantas kenapa kau masih ragu?“
“Entahlah... aku hanya takut kehilangannya.“

DEG....
“Kehilangan? Itukah yang dirasakan oleh Minnie selama ini?“ batin Kyuhyun.
“Kyu, mianhe... selama ini aku selalu menyusahkanmu.“
Teuki kembali mengeluarkan air mata. Melihat hal itu Kyu langsung memegang pipi teuki, dan berusaha menghapus air matanya.
“Kau tidak pernah menyusahkanku.“

BRAKK......
Minnie kaget melihat pemandangan yang ada di depannya. Tanpa sadar air mata telah membasahi kedua pipinya. Detik itu juga Minnie langsung berhambur pergi sambil berlari kencang.
“Minnie...“ teriak Kyu.
Minnie tidak menghiraukan teriakan Kyu, karena saat ini hatinya terasa sakit, dia hanya ingin berlari lebih kencang lagi, meninggalkan semua luka yang dia rasakan.
“Minnie... dengarkan dulu penjelasanku... “ Kyu terus berlari mengejar Minnie.
Minnie masih terus berlari, berusaha tidak menangkap suara Kyu.

BRUKK......
Di depan kedua matanya, Kyu melihat Yeoja yang sangat dicintainya dihempas sebuah mobil. Tubuh Minnie kini tergeletak tidak bergerak, darah yang mengalir dari tubuhnya sangat banyak.
“Tidak... Minnie... “ Kyu berlari menghampiri tubuh Minnie yang terkapar di tanah, detik itu juga dia langsung mendekap tubuh Minnie. “ Minnie... kumohon bangunlah... Minnie... Ambulance... siapa saja... tolong cepat panggil Ambulance...“ teriak Kyu dengan sangat panik.
---------------------------------------------------


“Kita berangkat besok jam 09.00 jangan ada yang terlambat, karena banyak yang akan kita lakukan. Sebagai manajer Klub, aku tidak akan memberikan toleransi pada siapapun yang terlambat datang, sebagai hukumannya tidak akan ada jatah makan malam, kalian semua paham?“
“Hya... Wookie... kenapa kau begitu kejam...“
Suara protes seluruh anggota Klub.
“Aku sudah memberikan fasilitas yang memadai, tempat camp. kita berada dekat dengan pantai, aku juga tidak melarang kalian di kunjungi pacar kalian, jadi aku tidak ingin mendengar semua protes kalian yang berhubungan dengan kedisiplinan.“ ujar Wookie dingin.
Kini Semua anggota klub hanya terdiam, karena bagaimanapun semua yang dikatakan Wookie benar-benar tidak terbantahkan.

“Hae kau kenapa?“ tanya Wookie saat mereka sedang berdua.
“Aku hanya berfikir bagaimana jika aku tidak ikut kegiatan ini.“
Wookie menyipitkan matanya.
“Jangan coba-coba mangkir dari kegiatan klub!“ ucap Wookie dengan tajam.
“Tentu saja aku tidak akan berani macam-macam, kau tenang saja.“
Wookie menepuk pundak Donghae.
“Apapun masalah yang kau hadapi, sebaiknya jangan campur adukkan dengan kegiatan klub, kurasa kau adalah orang yang profesional, jadi jangan kecewakan kami semua!“
Donghae hanya tersenyum mendengar kata-kata Wookie.
“Yeoja sadis, tidak berperasaan seperti Wookie saja bisa menenangkan hatiku, kenapa Yeoja yang kucintai malah tidak pernah melakukan hal seperti itu? Apa aku terlalu banyak berharap? Eunhyuk, sebenarnya bagaimana persaanmu padaku?“ batin Donghae.

Di hari keberangkatan, Donghae dengan cemas menunggu kehadiran Eunhyuk. Walaupun itu sekedar untuk mengantar kepergiannya, tapi teryata tidak ada tanda-tanda kemunculan Eunhyuk. Donghae hanya ingin melihat wajah kekasihnya itu, sekaligus memastikan satu hal. Dia terus menatap gerbang kampus dengan penuh harapan.
“Jika memang kau tidak datang dalam 10 menit, kurasa aku memang harus siap untuk melepaskanmu, Eunhyuk... cepatlah datang!“ batin Donghae.
-------------------------------------------

Saat ini di lapangan basket, terlihat sosok Hankyung yang sedang berlatih dengan seluruh anggota timnya. Kualitas permainan Hankyung memang sangat luar biasa, dia juga terlihat sangat keren saat melakuan permainanya, pantas saja dia dijadikan kapten tim basket. Teriakan-teriakan pengemarnya membahana di seluruh penjuru lapangan, tapi semua itu tidak berlangsung lama, karena saat Chulie datang semua penggemar Hankyung diam seribu bahasa.
Chulie tersenyum melihat kekasihnya bermain dengan penuh semangat.

“Oke... Kita istirahat 15 menit!“ teriak Hankyung, diapun berjalan menghampiri Chulie.
“Oppa... kau pasti sangat lelah... apa kau lapar? Ini aku bawakan makanan untukmu.“ ucap Chulie sambil menyodorkan bekal makanan yang ia buat.
“Gomawo... Chagi, kau memang selalu mengerti aku.“
“Oppa... ah... hari ini kau ada latihan balet, aku tidak bisa menemanimu sampai latihan berakhir, kau tidak marahkan?“
“Tentu saja aku tidak marah.“ ucap Hankyung sambil megelus kepala Chulie.
Senyum Chukie mengembang, beberapa saat kemudian dia melihat jam di tangannya.
“Ah... Oppa, sebaiknya aku pergi sekarang ya...“
“Ne, hati-hati di jalan.“

Begitu selesai latihan Hankyung langsung berlari menuju mobilnya, dia bergegas pergi ke suatu tempat. Begitu tiba di tempat tujuan dia langsung mengambil ponselnya dan berusaha menghubungi Chulie.
“Yoboseo.. “
“ Chagi, kau ada dimana? Aku...“
“Ah... Oppa, aku masih latihan, nanti aku telpon lagi ya, bye...“
Tut... Tut... Tut....
Chulie menutup sambungan telponnya.
“Sedang latihan?“
Hankyung saat ini berada di tempat kursus balet Chulie, dan di depan pintu tertulis kata 'Close'. Hankyung masih diam membeku di tempat itu.
“Chulie... memangnya kau latihan dimana? kenapa kau berbohong padaku?“
-------------------------------------------------------

Sudah satu jam Minnie berada di ruang operasi, tapi tidak ada tanda-tanda operasi akan segera berakhir. Kyu terlihat mondar-mandir di koridor depan ruang operasi. Dia sangat cemas, wajahnya terlihat sangat pucat.
“Minnie... mianhe... aku tidak ingin kehilangan kau dengan cara seperti ini.“
Klekk....
Ruangan operasi terbuka, dokter berjalan keluar dari ruangan. Kyu langsung menghampirinya.
“Bagaimana keadaanya, dokter?“
“Operasi berjalan lancar, kami sudah berusaha mengurangi pendarahannya, pasien juga mengalami gegar otak ringan, saat ini pasien akan dipindahkan ke ruang ICU.“

Saat di ruang ICU, Kyu terus menggenggam jemari Minnie.
“Minnie... cepatlah bangun, aku lebih rela kau marah, memukulku, bersitegang denganku, daripada melihatmu tidak berdaya seperti ini. Minnie, kau harus mendengar penjelasanku, itu semua tidak seperti yang kau pikirkan, percayalah padaku. Minnie, apa kau bisa mendengar semua yang ku katakan? Minnie...“
Kyu menatap wajah Minnie lekat-lekat, matanya mulai panas tapi dia berusaha menepis semua itu. Kyu bener-benar tidak tega melihat orang yang sangat dicintainya dalam keadaan seperti itu, dengan senang hati dia mau menggantikan semua penderitaan yang dirasakan oleh Minnie saat ini.

Sudah empat hari Minnie dalam keadaan koma, selama itu pula Kyu dengan setia menemani Minnie, dia bahkan membolos dari kuliah demi menjaga Minnie. Kyu berharap saat Minnie sadar nanti, orang pertama yang dilihat oleh Minnie adalah dirinya.
Tangan Minnie mulai bergerak perlahan, Kyu yang merasakannya langsung berhambur keluar ruangan, untuk memanggil dokter.
“Pasien sudah menunjukkan reaksi yang positif, mungkin tidak lama lagi dia akan segera sadar.“
“Gomawo dokter.“
“Ne, cheonmaneyo.“ dokter itu pun, pergi meninggalkan ruangan.
Kyu kembali duduk, menggenggam tangan Minnie dan mengelus pipinya.
Ternyata benar, Minnie mulai sadarkan diri, dan seperti harapan Kyu, dialah orang pertama yang dilihat oleh Minnie.
Mata mereka saling bertemu, terlihat butiran air mata Minnie mulai jatuh, Kyu pun menghapus air mata Minnie.
“ Minnie... Chagi... maafkan aku, selama ini telah membuatmu menderita, aku tahu aku salah, kejadian hari itu adalah sebuah kesalah pahaman.“

Kyu mulai menceritakan semuanya dari awal sampai akhir. Minnie yang mendengarnya mulai menangis lagi.
“Kyu...“ ucap Minnie lemah.
“Ne Chagi...“
“Aku minta maaf, selama ini aku merasa takut akan kehilanganmu, aku merasa tidak pantas untukmu, karena kau selalu dikelilingi oleh yeoja-yeoja yang lebih baik, dan lebih cantik dariku. Aku merasa minder dengan diriku sendiri, karena kau adalah sosok yang sempurna, sedangkan aku... terlalu banyak kekurangan dalam diriku, aku selalu takut suatu saat nanti kau akan berpaling dariku, karena aku benar-benar sangat mencintaimu.“
“Aku tidak mungkin meninggalkanmu, karena aku telah memilihmu, hanya kamu Lee Sungmin, yeoja yang bisa mengubah duniaku.“
Kyu menatap lembut wajah Minnie, kemudian mencium keningnya.
“Chagi, Saranghae...”
“Nado Saranghae...“
-------------------------------------------------

“Dua menit lagi, aku masih punya harapan, sampai dua menit itu berakhir.“ batin Donghae sambil terus melirik jam tangannya.
“Yup, sekarang saatnya berangkat.“ ujar Wookie dengan lantang.
Donghae menunduk lesu, dua menitnya telah berakhir, tapi Eunhyuk belum juga datang. Dia pun berjalan menuju bus dengan raut wajah yang muram.

Pelatihan telah berjalan selama dua hari, hingga saat ini Eunhyuk tidak pernah sekalipun menghubungi Donghae. Selama pelatihan, Donghae sering berfikir untuk melepaskan Eunhyuk, jika itu memang jalan yang terbaik. Dia merasa hubungan satu arah seperti ini bukan hubungan yang baik bagi kedua belah pihak. Donghae mulai ragu apa Eunhyuk juga mencintainya, selama ini mereka tidak pernah mengumbar kata sayang atau sebangsanya, karena Donghae tahu betul Eunhyuk bukan tipe orang yang senang diperlakukan seperti itu. Tapi semua sikap cuek Eunhyuk membuat Donghae kembali memepertanyakan bagaimana hubungan mereka yang sebenarnya.

Hari terakhir pelatihan, Donghae sekalipun belum jalan-jalan di pantai. Saat ini dia sedang menatap bulan purnama dan membayangkan sosok Eunhyuk.
“Lee Donghae... ada yang mencarimu.“ teriak Wookie.
“Siapa?“
“Kau lihat saja sendiri!“
Donghae berlari menuruni tangga, betapa terkejutnya dia melihat sosok Eunhuk, berdiri di depan pintu sambil tersenyum manis.
“Hae... apa kau merindukanku?“ ucap Eunhyuk dengan riang, saat melihat keterkejutan di wajah Donghae.

Mereka berdua berjalan menelusuri pinggir pantai.
“Eunhyuk, kenapa kau datang kemari?“
“Eh... bukankah kau memintaku untuk datang.“
“Jadi, jika aku tidak memintamu untuk datang, maka kau tidak akan pernah kemari?“ kata-kata Donghae terasa begitu tajam.
Eunhyuk mengerutkan dahi, kemudian memegang lengan Donghae.
“Aku tidak mengerti maksudmu?“
Donghae menghela napas panjang.
“Kurasa, aku sudah lelah dengan semua sikapmu, kau tidak pernah merasa cemburu ataupun curiga saat aku tidak menemuimu, aku jadi ragu apa kau juga mencintaiku? aku benar-benar tidak mengerti, apa yang ada dalam pikiranmu tentang hubungan kita.“ semua luapan emosi Donghae mengalir begitu saja.
Eunhyuk hanya tersenyum, dia memegang pipi Donghae dan mengelusnya.
“Hae... aku tidak pernah cemburu ataupun curiga, karena aku percaya padamu, seberapa besar aku mempercayaimu, sebesar itupula aku mencintaimu. Karena kepercayaanku adalah bukti cintaku padamu. Jadi jangan pernah menyuruhku untuk berhenti percaya padamu, karena itu berarti kau menyuruhku untuk tidak lagi mencintaimu.“
“Eunhyuk... aku... mianhe...“ Donghae memeluk Eunhyuk saat itu juga.
“Ne, aku juga minta maaf, karena selama ini telah membuatmu merasa tidak nyaman dengan hubungan kita. Eh... sebaiknya kita kembali sekarang.“
Kini Donghae bisa bernapas lega, mereka kembali menelusuri bibir pantai sambil bergandengan tangan erat.
“Eunhyuk... Saranghae...”
“Nado Saranghae... Lee Donghae...“
-----------------------------------------------------

Beberapa hari terakhir, Chulie selalu menghilang, pertandingan sudah di depan mata, tapi sikap Chulie yang seperti ini membuat Hankyung tidak kosentrasi dengan semua latihannya.
“Aku harus segera meminta penjelasan darinya.“ batin Hankyung saat sedang latihan. akibat pikirannya yang tidak fokus Hankyung terkena bola basket tepat di kepalanya.
“Aduh... aku mau ke ruang kesehatan dulu, kalian teruskan latihannya!“
Saat menuju ruang kesehatan, Hankyung mencoba menghubungi Chulie kembali.
“Yoboseo.“
“Ah... Chagi... akhirnya aku bisa menghubungimu...”
“Oppa... kebetulan Oppa telepon, hari ini jam 19.00 aku tunggu di bukit Hanchul, Oppa harus datang ya... sampai nanti... bye...“
Tut...Tut...Tut...
Chulie memutuskan sambungan teleponnya.
“Bukit Hanchul? Kenapa aku harus kesana?“ batin Hankyung.
Bukit Hanchul adalah bukit yang mereka namakan berdua, karena dibukit itulah, mereka menyatakan perasaan masing-masing.

Tepat pukul 19.00 Hankyung telah datang di bukit Hanchul. Dia melihat sekeliling sepi, tidak ada tanda-tanda Chulie ada disana. Dia pun berjalan menuju sebuah pohon besar, dan betapa terkejutnya dia saat melihat Chulie muncul dari balik pohon dengan membawa sebuah kue tart.
“Oppa, kau tahu ini hari apa?“ tanya Chulie sambil tersenyum.
“Ehm... memangnya ini hari spesial? Kenapa aku tidak tahu?“
“Oppa... tepat hari ini, dua tahun yang lalu kita berdua berjanji untuk saling mencintai, kau ingat itu?“
“Ah... Chagi... jadi, selama beberapa hari ini kau menghilang untuk memberi kejutan ini?“
Chulie hanya menggangguk malu.
“Oppa, apa kau marah...“
“Chagi bagaimana mungkin aku marah...“ ucap Hankyung kemudian memeluk Chulie.
“Chagi... Mianhe... beberapa hari ini aku sempat berpikir yang tidak-tidak tentangmu.“ ucap Hankyung sambil menatap kedua mata Chulie.
Chulie hanya menggelengkan kepala.
“Oppa aku juga minta maaf... karena telah membuatmu cemas.“

Kini mereka melihat indahnya lampu kota dari atas bukit. Hankyung memeluk Chulie dari belakang, kepalanya di sandarkan pada kepala Chulie.
“Chagi... apa kau kedinginan?“
“Ada Oppa yang mendekapku seperti ini, mana mungkin aku kedinginan!“
Hankyung mengecup pipi Chulie sekilas.
“Chagi... Saranghae...”
“Nado Saranghae... Oppa...“

Banyak cara yang dilakukan oleh semua orang di dunia ini untuk mengungkapkan besarnya cinta mereka. Tapi satu hal yang pasti, Cinta tidak dapat di ungkapkan dengan kata-kata, karena cinta tidak dapat dilihat maupun disentuh. Cinta hanya akan cukup menjadi cinta. Karena cinta hanya dapat dirasakan dengan hati.

**** The End ****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar