Kamis, 27 Januari 2011

«» Secret ® Part 4 «»


Minnie keluar dari rumah dengan perasaan yang sedikit jengkel. Dia manghela napas panjang saat melihat salju mulai menutupi kota Seoul.
Ah..... musim dingin lagi, aku benci musim dingin ” gerutunya.
Benar musim dingin adalah musim yang paling dibenci olehnya, segala kebahagiaannya direngut di musim itu. 
Minnie menghentakkan kaki dan mulai berjalan menuju toko bunga tempatnya bekerja, sebenarnya Minnie membuka sendiri toko bunga itu, dengan uang tabungannya yang terkumpul sejak masih sekolah. 

Toko itu tidak terlalu besar tapi ditata dengan sangat cermat, rapi dan indah, Minnie sendiri yang mengatur setiap detail ruang itu. Jarak antara toko bunga dengan rumahnya juga tidak terlalu jauh jadi Minnie bisa berjalan kaki.

Langkah Minnie terhenti saat melihat seseorang berdiri di depan tokonya.
Orang itu lagi “ ujar Minnie, kemudia dia menghela napas pelan dan semakin mempercepat langkahnya.
Annyeongseyo.... “ sapa Minnie ramah.
Pria itu hanya menganggukkan kepala, Minnie hanya tersenyum dan mulai mencari kunci untuk membuka toko bunganya.
KLEKK....
Silahkan masuk “
Lagi-lagi pria itu hanya mengangguk sambil mengikuti Minnie.
Apakah anda ingin membeli bunga seperti biasanya ? “
Pria itu hanya diam, menatap Minnie cukup lama, kemudian mengangguk pelan. Detik itu juga Minnie mulai merangkai bunga mawar putih seperti yang biasa dipesan pria itu.
Silahkan, ini pesanan anda “ Minnie menyerahkan buket bunga mawar putih yang sangat cantik.
Pria itu menerimanya sambil tersenyum, kemudian menyerahkan uang pembayaran.

Gomawo “
“ Ne cheonmaneyo, tuan Yesung “
Pria itu memutar bola matanya, tersenyum sekilas kemudian beranjak keluar dari toko.
Orang yang aneh, tapi aku tahu dia orang yang baik “ bisik Minnie sambil memandang kepergian Yesung.

Ehm..... apa yang harus ku lakukan hari ini ? “ ucap Minnie sambil membolak-balik agendanya. Tapi sesaat kemudian tatapannya tertuju pada sebuah kotak berwarna coklat dekat meja kerjanya.
Sejak kapan kotak itu ada disitu ? Siapa yang menaruhnya disitu ? “ pikirnya.
Minnie berpikir sejenak kemudian mengambil dan membukanya, teryata isinya novel karangan ' Dan Brown : The Da Vinci Code '. Minnie membelalakkan matanya tidak percaya, selama ini dia selalu mencari novel best seller tersebut dan kini tiba-tiba novel itu ada ditangannya, Minnie menyipitkan matanya dan terlihat sedang berpikir keras.
Kenapa novel ini ada disini ? Apakah ada seseorang yang berniat memberikan novel ini padaku ? Tapi siapa ? “ batinnya seraya membolak-balik kotak tersebut, siapa tahu ada identitas pengirim disana. Tapi ternyata usahanya sia-sia karena tidak ada petunjuk sama sekali.
-------------------------------------------

Minnie berada di sebuah supermatket, dan sedang asik membeli semua barang yang ia butuhkan, tapi sesaat kemudian dia mulai melamun, entah apa yang sedang dipikirkannya, dia terus berdiri diam sampai ada seorang namja tampan yang tanpa sengaja menabraknya. Karena terkejut kini kesadaran Minnie pulih seutuhnya dan memandang wajah namja itu.
DEG.....
KyAaaaa....... Tampan..... >.< “ teriak Minnie dalam hati.
Mianhe, saya tidak sengaja, apa anda baik-baik saja ? “
Minnie tidak mendengar apa yang dikatakan namja itu karena terlalu sibuk menggagumi ketampanan orang yang kini berdiri di depannya.
Nona.... “ namja itu menyentuh bahu Minnie.
Ah.... tidak papa, sebenarnya saya yang salah karena berdiri di tengah jalan “ ucap Minnie sambil tertunduk malu.
Syukurlah.... Baiklah kalau begitu saya permisi dulu “ ucap Namja itu sambil memberikan senyumanya yang manis.
Jantung Minnie berdegup kencang, dia masih memandang namja itu.

Sampai dirumah Minnie masih memikirkan pertemuannya dengan namja tampan tersebut. Wajahnya juga terlihat lebih berseri-seri, seolah ini pertama kalinya dia merasa gembira lagi sejak kematian Kyu, Oppanya.
kenapa aku bisa berdebar seperti ini ? Tadi saat dia memegang bahuku terasa ada sengatan listrik yang mengalir di sekujur tubuhku, perasaan apa ini ? Dan lagi aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari wajah tampannya. Ehm......apakah aku sedang jatuh cinta ? Aish.... tapi kami tidak saling kenal. Tuhan..... apakah aku masih bisa bertemu dengannya lagi ? “
-----------------------------------------

Minnie sedang sibuk merangkai bunga sampai-sampai dia tidak sadar ada seorang namja yang masuk dalam tokonya. Namja itu melihat-lihat sekeliling dan mulai mendekati Minnie.
Permisi “ ucapnya tepat di belakang Minnie.
Minnie terlonjak kaget dan segera menoleh pada sumber suara.
Omo..... namja tampan itu lagi.... “ teriak Minnie dalam hati, namun wajahnya tetap tenang.
Ada yang bisa saya bantu ? “ tanyanya sambil tersenyum manis.
Ehm... saya mencari bunga daffodil, apakah disini ada ? “
Oh.... tentu aja ada, anda butuh perbatang atau dalam bentuk buket ? “
Saya rasa dalam bentuk buket “
Mohon tunggu sebentar “

Minnie mulai merangkai bunga sambil sambil tersenyum-senyum, sesekali dia melirik namja yang ada di depannya.
Pesanan anda sudah siap, silahkan “ ujar Minnie sambil menyerahkan buket bunga.
Cantik...., gomawo “ namja itu menetap Minnie.
Apakah anda yeoja yang di supermarket kemarin ? “ tanyanya.
Eh....? “ Minnie mengerutkan dahi tanda tidak mengerti, padahal dalam hati Minnie sangat senang karena namja itu masih mengingatnya.
Saya yang kemarin itu menabrak anda “ ucapnya sambil tersenyum manis.
Oh.... saya ingat.... itu anda “ ujar Minnie sambil menahan tawa.
Hehehe..... aku Lee Donghae “ dia mengulurkan tangannya.
Cho Sungmin, tapi orang-orang memanggilku Minnie “

Minnie yang penasaran mencoba mengorek informasi lebih dalam 
Maaf boleh aku tahu buket bunga ini untuk siapa ? “
Oh.. ini untuk klienku, dia sedang berada di rumah sakit, ku harap buket bunga ini bisa membantunya memulihkan semangat hidupnya “
Klien... ? “ Minnie mengerutkan dahinya.
Ne, klien “ Donghae tersenyum.
Aku seorang pengacara “ ucapnya sambil malu-malu.
Ah... senang rasanya berkenalan dengan seorang pengacara “ Minnie memberikan senyuman yg paling manis.
Omo..... sudah tampan pengacara pula... >.< “ teriak Minnie dalam hati.

**** TBC ****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar