Kamis, 26 Mei 2011

«» Undercover Part. 4 {Last Part} «»


Dorrrr...
Terdengar suara tembakan yang cukup keras.
Saat itu juga Heechul terlonjak. “Unnie... apa yang terjadi? Unnie... unnie...” teriak Heechul dengan panik.
Tidak ada jawaban dari Sungmin. Itu semakin membuat Heechul semakin panik. “Unnie... kau bisa mendengar suaraku kan? Hya! Unnie katakan sesuatu! Aish...” Heechul melepaskan earphonenya dengan kasar, mengambil pistol.
Brakkk...
Heechul keluar dari mobil. Matanya membelalak lebar, saat mendapati Zhoumi tengah berdiri di hadapannya.

“Kau? Bagaimana bisa ada disini?” Heechul menyembunyikan pistol di tangannya, di balik punggungnya.
“Tadi aku melihatmu, dan Sungmin noona di tepi sungai. Begitu aku ingin menghampiri kalian, mobil Sungmin noona telah melaju dengan kencang. Sampai-sampai tidak mendengar teriakanku.” Zhoumi menghela napas pelan. “Apa yang kau lakukan disini?” Zhoumi mengedarkan pandangan. “Mana Sungmin noona?”
Heechul mengerjapkan mata. “Kau! Tunggu disini! Jangan kemana-mana!” Heechul melewati Zhoumi begitu saja.
Dengan sigap Zhoumi menarik lengan Heechul. “Kau mau kemana? Kemana Kau selama ini?” tuntu Zhoumi.
“Akan ku jelaskan semuanya, tapi tidak sekarang.” Heechul menepis tangan Zhoumi.
“Hya... Heechul.” teriak Zhoumi.
Heechul memutar tubuhnya. “Percayalah padaku.” Heechul menatap Zhoumi sekilas, sejurus kemudian dia berlari menuju tempat Sungmin.

- Flashback, 2 hari yang lalu -

Heechul terlihat sedang mengutak-atik komputer, di dalam sebuah rumah kecil.
Ckelekkk...
“Sedang apa kau?” tanya Sungmin, sesaat setelah memasuki rumah.
“Mencari informasi. Aku berusaha masuk ke data base milik Kangin Adjushi.” Heechul terkikik pelan. “Unnie, kau yakin Kibum unnie tahu sesuatu?” tanya Heechul tanpa mengalihkan perhatiannya pada komputer.
“Kemungkinan besar.” Sungmin duduk di kursi dekat Heechul. “Kau tahu cara kematiannya yang tidak wajar? Yang menjadi pertanyaanku, sejak kematian Eeteuk oppa, kenapa keberadaannya disamarkan? Kau tahu bagaimana susahnya aku mendapatkan nama Kibum? Lagipula aku sudah memegang kunci itu. Kita akan tahu semuanya, tidak lama lagi.”
“Kenapa tidak sejak awal kita pergi? Aku juga ingin tahu, seberapa penting kunci itu.”
“Entahlah... mungkin ini hanya keegoisanku semata. Sejujurnya aku takut. Benar-benar takut mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.” Sungmin tersenyum miris.
Melihat hal itu, Heechul memeluk tubuh Sungmin. “Aku tahu, aku mengerti dengan pasti bagaimana perasaanmu saat ini. Terlebih lagi, ini semua berhubungan dengan Eeteuk oppa. Unnie, kurasa... lebih cepat akan lebih baik.”

Sungmin tersenyum, menatap Heechul. “Kau tahu, sepertinya Zhoumi berusaha mencarimu.” Heechul mengigit bibir bawahnya. “Kau tidak mau menemuinya?”
“Aku...”
“Kau menyukainya bukan?”
“Zhoumi... dia orang yang baik. Tapi... sebelum semua ini berakhir, aku tidak ingin menemuinya.”
“Kenapa?”
“Aku... tidak ingin melibatkannya dengan semua masalah ini. Dia tidak seperti Kyuhyun oppa.”
“Benar juga, Kyuhyun... mungkin akan lebih bisa memahami masalah ini.”
“Tapi kau tidak memberitahunya.”
“Kim Heechul, kita sedang membicarakan dirimu. Sepertinya kau berusaha mengalihkan perhatian.”
Heechul melirik Sungmin sekilas, kemudain kembali menatap layar komputer. “Aku tidak mengalihkan perhatian. Lagipula semua itu tidak ada hubungannya.”
“Kau menyukai Zhoumi?” Bisik Sungmin di telinga Heechul.
“Hya! Unnie, apa yang kau lakukan?” protes Heechul, sambil menutup telinganya.
“Sudah jawab saja.” Sungmin menarik tangan Heechul. “Kurasa Zhoumi anak yang baik, aku tidak keberatan jika hubungan kalian lebih dari teman.”
Heechul tersipu malu. “Aku belum berpikir sejauh itu.”
“Lantas, sejauh mana perasaanmu padanya?”
“Hya! Unnie kau jangan mengodaku terus!”
“Aku hanya bertanya.”
“Baik, akan kujawab, setelah semua ini berakhir.” Heechul tersenyum tipis.

- End Of Flashback -

Heechul terus berlari, namun tiba-tiba langkahnya terhenti, dengan sigap dia menyembunyikan dirinya di balik dinding. Sesaat kemudian, Heechul mengintip dari balik dinding.
“Polisi? Kenapa bisa ada disini?” batin Heechul.
“Tembakan itu. Jangan-jangan... tapi... sudah tidak terdengar lagi, tidak ada baku tembak. Apa maksud tembakan tadi?” segala pertanyaan berkecambuk dalam pikiran Heechul.
Dengan cepat Heechul memutar tubuhnya, mencoba mengambil jalan lain, untuk masuk dalam gedung.
============

Disisi lain...

Sungmin Tersungkur dilantai, tubuh bagian kanannya penuh dengan darah. Dia bisa mendengar dengan jelas bagaimana suara panik Heechul. Saat hendak menjawab, dengan sigap tangan Kyuhyun membekap mulut Sungmin. Saat ini, tubuh Kyuhyun tepat berada di atas tubuh Sungmin, mata keduanya bertemu untuk beberapa saat. Sejurus kemudian, Sungmin melirik bahu kiri Kyuhyun yang meneteskan banyak darah.

- Flashback, beberapa jam yang lalu -

Ruangan Inspektur Siwon...

“Kau... tidak perlu ikut mengambil bagian.”
“Aku?” tanya Kyuhyun bingung.
“Ya... kau tidak perlu ikut dalam misi kali ini.”
“Tapi kenapa?”
Siwon memutar bola matanya. “Aku butuh orang yang kompeten untuk tetap tinggal disini.”
mulut Kyuhyun mengangga lebar, tidak percaya dengan pendengarannya. “Kenapa?” tuntutnya.
“Sudah ku bilang, aku butuh orang yang kompeten.”
“Tapi...”
“Tidak ada tapi-tapian.”
Siwon membawa sebuah catatan, keluar dari ruangannya, diikuti 3 polisi yang lain.

“Kyuhyun, ke ruanganku sekarang.” teriak Siwon.
“Apa kau berubah pikiran inspektur?” tanya Kyuhyun dengan penuh antusias.
Siwon menatap Kyuhyun tajam. “Serahkan pistolmu!”
“Mwo?”
“Kubilang serahkan pistolmu!”
“Tapi... untuk apa?” Kyuhyun mengerutkan dahi.
“Hanya mengantisipasi. Siapa tahu kau berencana melanggar perintahku.” ucap Siwon tegas.
“Kau berlaku mencurigakan inspektur.” gerutu Kyuhyun sambil menyerahkan pistolnya.
“Aku lebih curiga padamu.” tukas Siwon.
Kyuhyun menutar bola matanya, kemudian berbalik meninggalkan ruangan Siwon.
“Maaf Kyuhyun.” bisik Siwon, setelah Kyuhyun menutup pintu ruangannya. Siwon mengambil pistol Kyuhyun, mengeluarkan semua isi pelurunya. “Kurasa ini demi kebaikanmu sendiri.” Siwon menghela napas pelan.
Setelah 'mengamankan' pistol Kyuhyun, Siwon berjalan keluar dari ruangannya.
Tidak lama kemudian, Kyuhyun kembali memasuki ruangan Siwon. Membuka beberapa laci, dan berhasil menemukan pistolnya.
“Maaf inspektur, untuk kali ini aku benar-benar tidak bisa mengikuti perintahmu.”

“Mana Kyuhyun? Suruh dia ke ruanganku sekarang!”
Ckelekkk...
“Inspektur...” seorang petugas wanita masuk ke ruangan Siwon dengan ragu-ragu. “Kyuhyun... telah ikut berangkat dengan semua...”
“Mwo?” Siwon terlonjak dari duduknya. “Bagaimana ini?” Siwon memegang keningnya, terlihat sedikit frustrasi. “Sungmin... ku harap kalian tidak bertemu dalam keadaan yang tidak tepat.”

Untuk beberapa saat, Siwon terlihat masih sibuk dengan semua barang bukti.
Tiba-tiba Siwon kembali teringat pada pistol Kyuhyun, dengan sigap dia membuka lacinya.
Siwon membelalakkan mata, saat mendapati pistol Kyuhyun sudah tidak berada di tempatnya.
“Aish... benar-benar menyusahkan. Semua pelurunya masih ada padaku.” Wajah Siwon terlihat sanagt frustasi. Tanpa pikir panjang Siwon keluar dari ruangannya, memacu mobil dengan cepat, menuju lokasi.
----------------------

Tepat pada saat itu, disisi lain...

“Tetap berdiri di tempatmu.” Suara Kyuhyun terdengar sangat tajam, begitu menusuk.
“Aku...”
“Ku bilang jangan mendekat!”
“Kyu...” protes Sungmin.
Detik itu juga, Kyuhyun kembali mengarahkan pistol pada Sungmin. Tatapannya tajam, seolah mengincar musuh yang selama ini dia incar.
Sungmin menatap Kyuhyun dengan tajam, berusaha mendekati Kyuhyun sambil mengertakkan giginya.
Mata Kyuhyun melebar. Detik itu juga dia melepaskan tembakannya.
Namun di luar dugaan Kyuhyun, pistolnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dengan sigap, Kyuhyun membuang pistolnya, mendorong tubuh Sungmin.

Dorrrr...
Terdengar suara tembakan yang cukup keras.
Semua orang menahan napas, membeku di tempatnya masing-masing. Menunggu reaksi sebagai akibat dari suara tembakan itu.
“Hei! Apa yang kau lakukan?” teriak seorang pria.
“Tadi aku melihat ada sesuatu yang aneh.” si penembak menunjuk ke arah dimana Sungmin dan Kyuhyun berada.
“Kau gila. Sebelum melakukan sesuatu pikirkan dulu akibatnya.” pria itu mendorong kepala si penembak. “Kau lihat tidak ada apa-apa disana. Hya! Apa kau sudah memakai lensa kontakmu? Harusnya mereka tidak membiarkanmu memegang pistol.” gerutu pria itu. “Sudah semuanya kembali bekerja, itu tadi hanya suara bayi yang baru belajar memegang pistol.” titah pria itu.
“Apa aku memang salah lihat?” si penembak kembali melayangkan pandang ke tempat Sungmin dan Kyuhyun.

- End Of Flashback -

Kyuhyun masih membekap mulut Sungmin. “Kau baik-baik saja?” bisik Kyuhyun tepat di telinga Sungmin.
Sungmin menganggukkan kepalanya pelan.
“Syukurlah.” terlihat kelegaan di raut wajah Kyuhyun.
Sejurus kemudian, Kyuhyun mengedarkan pandangan ke segala penjuru arah, kemudian berdiri, sambil menggenggam tangan Sungmin. Keduanya berjalan mengendap-endap.
“Kyu, aku...”
“Nanti! Aku pasti akan meminta penjelasan darimu.” Sungmin kembali menatap bahu Kyuhyun. “Serahkan pistolmu!” Sungmin mengangguk, dan menyerahkan pistolnya pada Kyuhyun. “Jangan jauh-jauh dariku!” bisik Kyuhyun, sambil meremas tangan Sungmin.
=============

Brakkk...
Siwon turun dari mobilnya.
“Mana Kyuhyun? Bagaimana keadaan di dalam?” tanya Siwon pada salah satu polisi.
“Kyuhyun sudah berada di dalam. Tadi sempat terdengar tembakan. Tapi, itu hanya sekali. Saat ini semua polisi sudah di posisi masing-masing, bergerak sesuai rencana.”
Siwon berkaca pinggang, menatap gedung itu untuk beberapa detik. Sesaat kemudian, Siwon mengambil pistolnya. “Aku akan masuk.”
“Inspektur, saya akan pergi bersama anda.” tawar seorang polisi.
Siwon berpikir sejenak, kemudian menganggukkan kepalanya. “Aku mohon bantuannya.”
=============

Sungmin dan Kyuhyun mencondongkan tubuh mereka, melihat lebih jelas apa yang sedang dikerjakan oleh orang-oang itu.
“Itu...” Kyuhyun menyipitkan mata.
“Narkoba, dan kau lihat disebelah sana?” Sungmin menunjuk sebuah ruangan. “Tempat pencucian uang palsu.” Kyuhyun menatap Sungmin, sambil mengerutkan dahi. “Nanti, akan ada waktu untuk menjelaskan semuanya. Remember?”
Kyuhyun memutar bola matanya, memasang earphonenya kembali, mencoba menghubungi rekan-rekannya.
Sungmin sedikit mendorong tubuh Kyuhyun, saat menyadari ada seseorang yang keluar dari ruangan yang ditunjuknya.
Orang itu menghentikan langkahnya. Menoleh ke arah Sungmin. “Sial!” rutuk Sungmin dalam hati.
Pandangan keduanya bertemu, Detik itu juga Sungmin membelalakkan matanya lebar, tidak mempercayai penglihatan sendiri. Karena, wajah orang itu tidak asing bagi Sungmin.
--------------------

Heechul berhasil menyusup ke dalam gedung, kali ini dia harus lebih hati-hati, selain menghindari musuh, dia juga tidak ingin bertemu dengan polisi. Bagaimanapun juga, statusnya tidak dibenarkan untuk berada di tempat itu.
“Semua orang masih siaga di tempatnya masing-masing. Itu artinya... unnie masih aman. Tapi, kenapa dia tidak menjawab panggilanku? Jangan-jangan Kyuhyun oppa ada disini.” Heechul memukul keningnya sendiri. “Benar juga polisi-polisi itu kemungkinan besar satu divisi denagn Kyuhyun oppa.” Heechul mengerucutkan bibirnya, memutar otaknya. “tidak ada jalan lain, harus masuk dan melihat sendiri apa yang sebenarnya terjadi.” Heechul menggenggem erat pistol di tangannya, kembali berjalan mengendap-endap, memasuki gedung itu lebih dalam.
---------------------

“Benar-benar tidak disangka kita bertemu lagi.” seringai seorang namja pada Sungmin, yang berdiri diapit dua orang pria bertubuh besar. “Aku benar-benar menyayangkan pertemuan kita dalam keadaan seperti ini.” namja itu melirik Kyuhyun yang berada dalam kondisi sama dengan Sungmin.
“Penghianat!” desis Sungmin.
Tawa namja itu menggelegar, detik berikutnya dia berdiri tepat di hadapan Sungmin. “Apa kau merindukanku?” tangannya menyentuh dagu Sungmin.
“Jauhkan tanganmu darinya!” bentak Kyuhyun.
Namja itu melirik Kyuhyun sekilas. “Tidak ada urusannya denganmu. Aku bebas melakukan apapun padanya.” namja itu kembali menarik dagu Sungmin, mendekatkan wajahnya pada wajah Sungmin.
“Hya! Menjauhlah dari istriku!” teriak Kyuhyun, tepat sebelum bibir namja itu menyentuh bibir Sungmin.

Terlihat kekesalah di raut wajah namja itu. Dengan cepat, dia berjalan ke arah Kyuhyun. “Apa kau bilang? Katakan sekali lagi.” namja itu menarik kerah baju Kyuhyun.
Kyuhyun tidak menjawab, menatap namja itu dengan tajam. “Kau menyebutnya apa tadi?” tanya namja itu dengan geram.
Bukkk...
Sebuah pukulan tepat mengenai rahang Kyuhyun.
“Hya... apa yang kau lakukan? Cepat lepaskan aku! Urusanmu denganku.” teriak Sungmin.
Namja itu tidak mengubris kata-kata Sungmin. “Berani sekali kau menyebutnya sebagai istri. Dia... yeoja itu hanya milikku. Camkan itu baik-baik.”
Bukkk...
Kali ini perut Kyuhyun, yang mendapat hantaman cukup keras. Kyuhyun hanya meringis, merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

Namja itu kembali menghampiri Sungmin, sambil tersenyum penuh kelembutan.
Sungmin mengertakkan giginya. “Aku benar-benar membencimu! Eunhyuk-ssi.”
Eunhyuk memutar bola matanya, “kenapa kau memanggilku dengan cara seperti itu?” Eunhyuk memasang tampang memelas. “Bukankah kau bisanya memanggilku oppa? Minnie, apa kau tidak tahu, aku sangat merindukanmu.” Eunhyuk menyentuh pundak Sungmin.
“Jauhkan tangan kotormu dari tubuhku.”
“Ada apa denganmu? Bukankah kita saling mencintai?”
“Berani sekali kau mengatakan hal itu? Setelah semua yang kau lakukan? Padaku, terutama pada Eeteuk oppa.”
“Ah... Eeteuk hyung... aku sudah berusaha menjauhkannya dari semua ini, tapi ya... dia sendiri yang memilih mati.” Eunhyuk mengangkat bahunya, kemudian kembali menatap Sungmin. “Aku melakukan semua ini demi dirimu. Demi masa depan kita. Kau ingat impian kita bukan?”

Brakkk...
Seorang pria membuak pintu denagn kasar.
“Polisi, ada...”
Dorrr...
Sebelum pria itu menyelesaikan kata-katanya, terdengar suara baku tembak.
“Sial!” celetuk Eunhyuk. “Kau pergi beritahu tuan Han, amankan beliau.” perintah Eunhyuk pada pria itu.
Eunhyuk merik lengan Sungmin. “Kalian, selamatkan semua, yang masih bisa diselamatkan.” Eunhyuk menatap Sungmin dengan penuh kelembutan. “Kita akan pergi dari sini, aku pasti akan menepati janjiku padamu, aku akan selalu melindungimu.” ucapnya lembut.
“Kau sudah gila!” bentak Sungmin, sambil meronta dari cengkeraman tangan Eunhyuk.
“Ya aku gila! Aku gila karena terlalu mencintaimu Lee Sungmin!” bentak Eunhyuk.
Saat itu juga, dengan sekuat tenaga, Kyuhyun berusaha melawan. Terjadi perkelahian yang cukup sengit, meski tubuh Kyuhyun dalam kondisi tidak fit, dia tetap mempunyai refleks yang cukup bagus.
------------------

Dorrr...
Heechul melepaskan tembakan pada seorang pria. Dengan cepat Heechul berlari, merik tangan Zhoumi, berlindung di balik sebuah pintu.
“Kau sudah gila? Apa yang kau lakukan disini?” teriak Heechul tepat di depan wajah Zhoumi.
“Aku hanya mencemaskanmu. Kau pergi terlalu lama, dan lagi suara tembakan-tembakan itu...”
“Kembalilah ke mobil. Aku akan segera menyusulmu.”
Zhoumi menarik lengan Heechul. “Kau pikir aku akan meningalkanmu sendiri begitu saja? Aku tidak akan pergi tanpamu.”
“Aku menemukan mereka.” teriak seorang pria, begitu melihat Heechul dan Zhoumi.
Secara refleks, Heechul langsung mendorong tubuh Zhoumi, berlari ke arah pria itu, keduanya berkelahi dengan sengit.
--------------------

Terjadi pertarungan yang cukup seimbang antara Kyuhyun dan Eunhyuk. Keduanya sama-sama memiliki skill yang bagus dalam bertarung.
“Ahhh...” teriak Kyuhyun saat Eunhyuk meremas bahu kiri Kyuhyun. Tanpa pikir panjang Sungmin menerjang tubuh Eunhyuk. Satu keuntungan bagi Sungmin, Eunhyuk masih konsisten pada ucapannya, tidak ingin melukai Sungmin.
“Berhenti melakukan tindakan bodoh!” desis Eunhyuk. “Aku tidak ingin melukaimu.” Eunhyuk mendorong tubuh Sungmin, tidak terlalu kasar, namun mampu membuat Sungmin terduduk di lantai.
Eunhyuk kembali menerjang tubuh Kyuhyun, memukulnya secara membabi buta.

Dorrr...
Sungmin melepaskan tembakan tepat di punggung Eunhyuk.
Perlahan Eunhyuk menatap Sungmin, dengan langkah goyah, berjalan ke arah Sungmin, menyentuh pipi sungmin dengan lembut.
“Aku benar-benar mencintaimu. Lee Sungmin.” Sungmin meneteskan air matanya. Melihat itu, Eunhyuk langsung berjalan pergi, keluar dari ruangan itu.
Tangan Sungmin bergetar, namun dengan penuh keyakinana, dia kembali mengarahkan pistol ke arah Eunhyuk.
Dorrr...
Tubuh Eunhyuk oleng, kemudian jatuh dari lantai dua.
Pistol di tangan Sungmin jatuh ke lantai. Lututnya terasa lemas, dengan sigap Kyuhyun menahan tubuh Sungmin. Keduanya saling menatap, cukup lama, hingga akhirnya Kyuhyun memeluk tubuh Sungmin.
“Semua akan baik-baik saja.” Kyuhyun mencoba menenangkan Sungmin.
----------------------

Dengan sigap Siwon mengejar seorang pria yang berusaha melarikan diri. Hingga keduanya berada di satu ruangan.
“Sayang sekali, tidak ada tempat untuk melarikan diri.” Siwon menarik tangan pria itu, memukul tepat dibagian rahang, hingga pria itu tersungkur di lantai.
Crekkk...
Siwon memborgol lengan pria itu pada sebuah besi penyangga. Siwon kembali memegang pistolnya. Berjalan keluar dari ruangan itu dengan siaga penuh.

Tidak disangkan, Zhoumi cukup piawai dalam bertarung. Dia berusaha keras melindungi Heechul.
Saat itu, Heechul berhasil menedang tubuh seorang pria hingga tersungkur di lantai. Heechul mencoba mengatur napasnya yang mulai memburu.
Dorrr...
Terdengar suara tembakan tepat di belakang Heechul. Sontan Heechul menoleh, dia membelalakkan matanya lebar, saat mendapati Zhoumi menjadikan tubuhnya sebagai tameng dari tembakan seorang pria.
Heechul tidak berani bernapas, saat menangkap tubuh Zhoumi yang roboh di hadapannya. Suaranya tercekat di tenggorokan, seolah ada yang menghimpit tubuhnya, hingga dia kesulitan untuk bernapas.
“Tidak... tidak... tidak...” Heechul menggelengkan kepalanya cepat. Mencoba memungkiri kenyataan di depan matanya.

Dorrr...
Kembali terdengar suara tembakan.
Terlihat Siwon menembak seorang pria yang berusaha menembak Heechul. Dengan sedikit berlari, Siwon menghampiri Heechul.
Tangan Heechul bergetar hebat, berusaha mengoyangkan tubuh Zhoumi. “Kau... jangan bercanda.” suara Heechul bergetar. “Hya! Zhoumi... kau tidak boleh melakukan ini.” tangisan Heechul akhirnya pecah.
=============

Seminggu Kemudian...

Semua kasus telah terpecahkan.
Direktur Hankyung, seorang pengusaha yang saat ini sedang mencalonkan diri menjadi menterilah yang berada di balik semua ini. Kasus yang di tangani Lee Teuk, ternyata mengarah pada semua pekerjaan kotor direktur Hankyung, hingga akhirnya, membuat Lee Teuk kehilangan nyawanya. Bukan hanya itu, ternyata Kibum bekarja sebagai dosen di universitas Hanyang, agar lebih dekat dengan target. Karena direktur Hankyunglah pemilik universitas itu.
Akhirnya, kini semua tahu, penghiatan Eunhyuk, Kangin, orang yang selama ini mengangap Sungmin dan semua saudara-saudaranya sebagai anak sendiri, kini menugasi diri sendiri, untuk lebih selektif dalam merekrut agen. Pekerjaannya bertambah, sebagai monitoring semua agen.
Sungmin menjelaskan semua duduk persoalan pada Kyuhyun, dua hari setelah pemakaman Zhoumi.
-----------------------

“Kau yakin akan pergi?” tanya Sungmin, saat melihat Heechul mengemasi semua barang-barangnya.
Heechul tersenyum. “Aku... hanya ingin menenangkan diri. Unnie tenang saja, aku akan sering pulang.”
“Mengunjungi makam Zhoumi?”
Heechul tersenyum tipis. “Yang harusnya menjadi makamku.”
Sungmin memeluk tubuh Heechul. “Tidak ada yang menyalahkanmu.”
“Aku tahu itu. Justru karena itu aku semakin...” Heechul membenamkan wajahnya di bahu Sungmin.

“Kau tidak harus pergi.” ucap Kyuhyun saat mereka tiba di bandara.
“Oppa, sudah berapa kali aku mendengar kata-kata itu?”
“Kami hanya ingin kau berhenti menyalakan diri sendiri. Zhoumi, pasti juga ingin kau menemukan kebahagiaan.” ucap Sungmin lembut.
“Aku tahu.” Heechul menundukkan kepalanya.
“Kalau kau tahu. Sebaiknya membatalkan kepergianmu.” serga Kyuhyun.
“Oppa...” Heechul sedikit merajuk. “Sebaiknya... saat aku kembali nanti, kalian sudah memberiku keponakan.” Heechul menjulurkan lidahnya.
“Dasar!” Kyuhyun mengacak rambut Heechul, kemudian memeluk tubuh Heechul. “Aku tidak pernah menyalahkanmu. Karena, jika aku berada di tempat yang sama dengan Zhoumi, aku juga lebih rela mempertaruhkan nyawaku demi melindungi Sungmin. Jadi, berhentilah menyalakan diri sendiri.” bisik Kyuhyun.
“Aku tahu.” Heechul menarik napsnya, melihat langit-langit, mencoba menahan air matanya.

Heechul melambaikan tangan pada Sungmin dan Kyuhyun. Kemudian berjalan, sambil menatap tiket yang ada di tangannya.
Brukkk...
Heechul terduduk di lantai.
Sebuah tangan terulur di depan Heechul.
“Kau tidak apa-apa?” tanya seorang namja.
“Suara ini.” batin Heechul, detik berikutnya dia mendongak, menatap wajah namja di depannya.
Heechul mengerutkan dahi, namja di depannya menggunakan topi dan kacamata hitam, hingga Heechul kesulitan melihat wajahnya.
“Nona?” namja itu masih mengulurkan tangannya.
“Ah... Aku tidak apa-apa.” Heechul memegang tangan namja itu, sambil tersenyum manis. “Terima kasih.”
“Kenapa berterima kasih? Harusnya aku yang mengatakan maaf padamu, aku tadi sedikit terburu-buru. Hingga tidak sengaja menambrak yeoja cantik sepertimu, apalagi membuatnya terduduk di lantai seperti itu.”
“Kau merayuku?” Heechul menyipitkan matanya.
“Bisa dibilang seperti itu.” namja melirik jam di pergelangan tangannya. “Maaf, aku harus pergi.”

Kyuhyun dan Sungmin menghampiri Heechul.
“Kami tadi melihatmu jatuh, kau baik-baik saja?” tanya Sungmin sedikit cemas.
“Aku baik-baik saja unnie.” mata Heechul berhenti pada sebuah buku di lantai, dengan cepat dia mengambilnya.
“Pasport?” Sungmin mengerutkan dahinya.
“Mungkin pasport namja tadi.” Heechul mencoba membuka pasport itu.
Detik itu juga, Sungmin dan Heechul membelalakkan mata. Wajah namja itu sanagt mirip dengan Zhoumi.
“Kyu... kau punya adik kembar?” tanya Sungmin.
Kyuhyun hanya mengerutkan dahi. “Kau ini bacara apa?”
“Zhoumi punya saudara kembar?”
“Eh? Kenapa aku baru mengetahuinya?” Kyuhyun mengaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
“Aish... aku tidak bercanda.” Sungmin merebut pasport di tangan Heechul, memperlihatkan pada Kyuhyun.
Sama dengan reaksi kedua yeoja itu, Kyuhyun membuka mulutnya lebar.
Heechul kembali mengambil pasport itu, membaca tulisan yang ada di samping foto itu.
“Ju Myuk?” Sejurus kemudian, Heechul menoleh ke belakang. “Unnie, sepertinya aku telah menemukan pangeranku.”
Detik itu juga, Heechul berlari mengejar namja yang tadi telah menabraknya. Namja yang sangat mirip dengan Zhoumi. Suara yang sama, wajah yang sama. “Ju Myuk.” batin Heechul sedikit bersemangat.

**** The End ****

Akhirnya tamat juga >.< *Hug YunHae super kenceng*
Cha... *teriak paling kenceng* hutang amma lunas! Lain kali, kagak usah minta yg macem2 lagi dah... cukup minta adek baru aja! wkakaka... *ngakak gulung tikar(?)*
Special thanks, buat SyahRi Nurmala & Winda Triplelf Henecia, berkat kalian yg bisa nebak dgn benar, aku jd bener2 muter otak dah, gmn caranya cari cela, buat mengalihkan perhatian #Plakkk...
Thanks buat Vinny, Kirei, Agatha, Chairina, Riris, yg gak bosen2 ngingetin aku buat lanjutin Undercover ^^v
Thanks buat semua reader, yang ternyata, pek Last Part masih mau baca *bungkuk2 badan bareng YunHae*
♥♥ Love You...♥♥

Tidak ada komentar:

Posting Komentar