Minggu, 22 Mei 2011

«» Heartburning «»


Author : Me aka Reni Yunhae Uknow
Genre : Mistery-Fantasy-Angst / Genderswitch
Rating : PG-13
Cast : Sungmin ( Yeoja )
           Kyuhyun ( Namja )
           Heechul ( Yeoja )
           Kibum ( Yeoja )

===================

Hueeeee...
Mianhe.... Reni tiba2 ngilang, baru nongol sekarang, biasa bis di culik YunHae, udah gt disekap di kamar(?) kagak bisa kabur ee... *ngapain?* main monopoli wkakaka...
Wokeh, hari ini OneShoot dulu yo {mau ngelunasi utang neh} JTHnya besok aja hehehe... ^^v
====================

Legenda...

Dahulu kala, Raja langit mempercayakan kunci menuju dimensi lain (dunia manusia) pada dewi Teuki. Seorang dewi berparas cantik, dengan kebaikan yang terpancar dari seluruh tubuhnya, dalam bentuk sayap putih cemerlang, dengan bulu-bulu indahnya yang selembut kapas, yang bertenger dengan angun dibalik punggungnya.
Raja langit percaya bahwa dewi Teuki mampu menyeimbangkan dunia manusia, memberikan kedamaian, dan mencegah seluruh kejahatan mendominasi kehidupan manusia. Akan tetapi, keputusan raja langit ternyata menjadi bomerang bagi kerajaan langit.

Kecemburuan, rasa iri hati adalah pemicu utama perubahan sikap dewa Kangin. Berbagai cara dilakukan untuk merebut kunci menuju dimensi lain. Perlahan, sosok dewa kangin mulai tidak terkendali, sayap di punggungya yang dulu indah, berangsur-angsur berubah menjadi hitam kelam.
Dengan penuh amarah, dewa kangin keluar dari kerajaan langit, mengumpulkan sekelompok pasukan, dan membentuk sebuah kerajaan baru. Kerajaan yang penuh dengan aura kegelapan, dan disini dewa Kangin memprokamirkan diri sebagai Raja kegelapan.

Satu tujuan bagi raja kegelapan, merebut kunci menuju dimensi lain, dan menjadikan dunia manusia penuh dengan kegelapan, keputusasaan, dan memasuki gerbang penderitaan tiada akhir. Namun butuh usaha yang cukup keras untuk mengalahkan dewi Teuki, yang berusaha dengan segenap kemampuanya, untuk melindungi kunci menuju dimensi lain, agar tidak jatuh ke tangan yang salah.

Perang tidak lagi bisa dihindari.
Perang antara cahaya dan kegelapan.
Perang kerajaan langit, antara dua kubu yang memiliki sayap, dengan warna yang berbeda.
Perang... yang menentukan kehidupan manusia di dunia.
===================

Dunia manusia...

Pagi yang indah, matahari tersenyum dengan ceria, memberikan sinarnya dengan penuh kehangatan.
Di dalam sebuah bus yang sedang melaju, terlihat seorang yeoja, mengenakan seragam sekolah, lengkap dengan segala atributnya.
Yeoja itu, terus menatap keluar jendela, seolah mencari-cari sesuatu. Beberapa saat kemudian, mata yeoja itu membulat, sebuah senyuman tersunging di sudut bibirnya, dengan penuh semangat dia menjulurkan leher, hingga hidungnya menyentuh kaca jendela.

Jesss...
Tit... Tit... Tit...
Bus berhenti tepat di depan gerbang sebuah sekolah swasta di korea. *Reni Lagi males cari nama neh hahaha... #Plakkk...*
“Kamsahamnida...” teriak yeoja itu, begitu turun dari bus.
Sopir bus itu tersenyum, mengangkat lengan kirinya, sambil menganggukkan kepala, kemudian kembali melajukan busnya.
Sebuah senyuman menghiasi sudut bibir yeoja itu. Perlahan, dia membalikkan tubuhnya, matanya berkelebat ke seberang jalan. Beberapa detik berikutnya, sebuah senyuman manis kembali tersungging di bibirnya, menunjukkan deretan gigi putihnya yang tertata rapi.
“Ah... pagi ini kau tetap terlihat tampan.” ucapnya dengan nada centil. Detik berikutnya dia mulai berjalan menuju gerbang sekolah, dan sesekali menoleh ke arah belakang.

Ring... Ding... Dong...
Suara bel masuk berbunyi. Hampir semua siswa bergegas menuju bangkunya masing-masing. Tak terkecuali yeoja itu.
Srekk...
Seorang namja mengeser kursi, dan duduk di samping yeoja itu. Dengan cepat yeoja itu mendongak, memandang wajah namja itu untuk sepersekian detik.
“Apa aku begitu tampan?” tanya namja itu.
Sebuah senyuman terulas di sudut bibir yeoja itu. “Sangat... >.<” teriaknya dalam hati.
“Ya! Lee Sungmin, kenapa kau terus melihatku seperti itu? Apa aku begitu tampan?” tanya namja itu lagi.
Sungmin menundukkan kepalanya. “Apa aku harus mengatakannya? Kalau kau sangat tampan Cho Kyuhyun >.< Aish... aku tidak mungkin mengatakannya bukan?” Sungmin bergulat dengan pikirannya sendiri.
“Kenapa? Lupa mengerjakan PR lagi?”
“Aish... mana mungkin ada hal sememalukan itu?” batin sungmin, sambil mengigit bibir bawahnya. Namun, detik berikutnya, dengan cepat dia menganggukkan kepalanya lemah. “Kenapa aku baru tahu kalau ada PR? Memangnya kapan guru-guru itu memberi PR?” tanya Sungmin dalam hati, sambil mengaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

“Sebenarnya apa tujuanmu datang ke sekolah? Kenapa selalu lupa mengerjakan PR?” Kyuhyun menyipitkan matanya.
Sungmin menyungingkan senyuman manisnya. “Tentu saja untuk melihat wajahmu.” jawab Sungmin dalam hati.
Kyuhyun Tersenyum lembut, tangannya mulai terulur, dan mengacak rambut Sungmin lembut.
“Oh Tuhan... bagaimana ini? Rasanya aku tidak bisa bernapas. Kemana perginya semua oksigen di dunia ini? Seseorang... tolong aku! Aku butuh tabung oksigen! Ah... rasanya tubuhku meleleh saat melihat senyumannya itu. Apakah saat ini hidungku sudah mimisan? Ah... tidak, aku tidak merasakan apapun di hidungku. Cho Kyuhyun berikan senyuman itu sekali lagi, dengan begitu, aku bisa mati dengan tenang.” cerocos Sungmin masih dalam hatinya.

“Selamat pagi semuanya.” sapa seorang guru di depan kelas. “Hari ini kelas kita akan kedatangan keluarga baru. Bukan cuma satu, tapi dua orang sekaligus. Mereka murid pindahan dari Jepang.” Semua murid langsung menoleh ke arah pintu. “Ayo masuk, jangan malu-malu.” muncul dua yeoja dari balik pintu, berjalan dengan anggun menuju ruang kelas. “Perkenalkan diri kalian.”
“Annyeong... Kim Heechul imnida.”
“Annyeong... Kim Kibum imnida.”
Heechul, dan Kibum mengedarkan padangan kesegala penjuru ruangan, sesaat tatapan keduanya fokus pada bangku Kyuhyun dan Sungmin.
“Benarkah kalian saudara kembar?” Heechul dan Kibum mengangguk bersamaan, “Wajah kalian benar-benar tidak mirip. Tapi sama-sama cantik.” guru itu mengedarkan pandangan ke seluruh kelas.

“Kalian berdua bisa duduk terpisah bukan?” tanya guru itu dengan sedikit bercanda. “Karena sepertinya bangku kosong jaraknya cukup jauh.” guru itu kembali melirik bangku kosong di belakang sungmin, dan bangku kosong di seberang bangku Kyuhyun secara bergantian.
“Tentu saja.” ucap keduanya dengan senyum manis.
Heechul, dan Kibum berjalan menuju bangku kosong, tanpa mengalihkan perhatian pada bangku Kyuhyun dan Sungmin.
“Eh... Kyuhyun, sepertinya mereka tertarik padamu.” bisik Sungmin, tepat di telinga Kyuhyun. “Lihat saja cara mereka menatapmu.”
“Kau terlalu banyak berpikir.” ucap Kyuhyun acuh.
“Aku serius, dari tadi mereka...”
“Stttt...” Kyuhyun melirik sungmin sekilas, sudut bibirnya sedikit mengembang, saat mengetahui yeoja disampingnya saat ini sedang mengembungkan pipinya.
=============

Seminggu kemudian...

Sungmin mengeliat di atas tempat tidurnya. Tiba-tiba tatapannya tertuju pada benda halus di lantai, tidak jauh dari tempat tidurnya.
“Bulu? Lagi?” Sungmin mendesah pelan, kemudian melemparkan pandangan ke arah jendela. “Kenapa akhir-akhir ini banyak hal aneh? Seingatku aku selalu mengunci jendela. Dan lihat, setiap pagi jendela selalu terbuka, belum lagi bulu-bulu itu.” Sungmin memegang lututnya dengan erat. “Apa jangan-jangan di rumah ini ada hantunya? Huaaa...” Teriak Sungmin, sambil berlari keluar kamar.
------------------------

“Kau kenapa?” tanya Kyuhyun saat melihat Sungmin terkulai lemas di atas mejanya.
“Tidak apa-apa, hanya sedikit tidak enak badan.”
Kyuhyun menyentuh dahi Sungmin, “Sebaiknya kau pergi ke ruang kesehatan, istirahat saja dulu.”
Sungmin langsung mencondongkan tubuhnya. “Kau mau mengantarku?” Sungmin mengeluarkan puppy eyesnya.
“Tentu saja, apa perlu ku gendong?” Kyuhyun mengerlingkan matanya.
“Dasar kau ini.” Sungmin memukul lengan Kyuhyun dengan manja.
Tanpa disadari, keduanya telah menjadi tontonan gratis di seluruh kelas. Terutama bagi Heechul, sesekali Kibum melirik Heechul, mencoba membaca raut wajah saudara kembarnya itu.

Ring... Ding... Dong...
Bel pulang sekolah bergema, bagaikan alunan musik yang merdu di telinga semua siswa.
Heechul menghentakkan kakinya, berjalan dengan cepat menuju gerbang sekolah.
“Chulie...” teriak Kibum, yang mencoba mengejar Heechul. “Kau jangan marah-marah seperti ini terus!”
“Kau minta aku tidak marah? Kau lihat sendiri bagaimana kelakuannya tadi? Benar-benar konyol! Aish... entah sampai kapan aku harus melihatnya. Semua kelakuannya benar-benar menjengkelkan.”
“Aku sudah bosan mendengar keluh kesahmu Kim Heechul.” tukas Kibum tajam.
“Aku tidak mengeluh! Aku hanya menunjukkan kenyataan! Aish... kau memang selalu saja membelanya.”
“Kim Heechul.” Kibum menarik lengan Heechul.
Tiba-tiba keduanya berhenti, sebuah angin kencang menghantam tubuh mereka. Heechul dan Kibum saling pandang, sejurus kemudian, tatapan mata keduanya berkelebat ke segala penjuru arah.
“Dimana dia?” teriak Heechul.
Kibum tidak menjawab, langsung memutar tubuhnya, pandangannya fokus pada satu titik. “Atap sekolah.” teriaknya kencang, detik itu juga keduanya berlari menuju atap sekolah.

Brakkk...
Heechul membuka pintu dengan kasar.
Matanya membelalak, saat melihat Sungmin, berdiri di ujung atap sambil memejamkan mata, napasnya tersengal-senggal.
“Sial!” umpat Heechul.
Detik itu juga, tiba-tiba sebuah busur muncul di tangan kiri Heechul, sedangkan di tangan kanannya telah memegang anak panah. Dengan cekatan Heechul mengarahkan anak panah pada tepat di tubuh Sungmin.
Wusss...
Anak panah meluncur ke arah Sungmin.
Lagi-lagi sesuatu yang ajaib terjadi. Anak panah itu menancap erat tepat di depan jantung Sungmin, mengenai sesuatu yang kasat mata. Perlahan, muncul percikan bunga apai di sekitar anak panah itu. Sejurus kemudian, terlihat sosok namja, dengan sayap hitam kelam yang bertengger di balik punggungnya, kedua tangannya mencengkeram erat leher Sungmin.
Namja itu memutar kepalanya, melihat sosok Heechul, sebuah serigaian sinis terkuar di sudut bibirnya. Sejurus kemudian, tubuhnya menghilang, menjadi kepulan asap. Disaat yang bersamaan, tubuh Sungmin terkulai lemas di lantai, tidak sadarkan diri.

Heechul kembali melayangkan pandangannya ke segala penjuru arah.
“Benar-benar merepotkan!” gerutu Heechul.
Sejurus kemudian, dia kembali mengarahkan anak panahnya, tubuhnya berputar-putar, matanya fokus mengikuti gerakana sesuatu yang kasat mata.
Kibum berlari kearah Sungmin, Sebuah pedang laras panjang muncul di tangan kanannya. Dengan sigap Kibum menghunus pedangnya tepat di tubuh Sungmin.
Seperti kejadian sebelumnya, pedang Kibum menancap erat pada sesuatu yang kasat mata, Kibum kembali menekan pedangnya, dengan cepat, muncul sebuah kepulan asap.
“Aish... kau ingin main-main denganku?” teriak Heechul dengan geram.
Kibum melirik Heechul sekilas, kemudian memapah tubuh Sungmin, menjauh dari tempat itu.
Heechul menghentakkan kakinya, melompat kecil, namun mempunyai yang efek sangat besar.
Wusss...
Dengan cepat, muncul sebuah sayap besar, putih bersih, bertengger dengan anggun di balik punggung Heechul. Sebelum kakinya sempat menyentuh lantai, Heechul mengepakkan sayapnya, terbang ke langit.
================

“Bagaimana keadaannya?” tanya Heechul, begitu sampai di sebuah rumah kecil.
“Masih belum sadarkan diri.” jawab Kibum.
“Chulie... apa ini tidak aneh? Bagaimana mungkin akhir-akhir ini mereka bisa kemari? Dan lagi dalam jumlah yang semakin bertambah.”
“Mana aku tahu!” tukas Heechul.
“Chulie...” Kibum mencoba menenangkan Heechul.
“Aku memang tidak tahu! Aku bahkan tidak tahu, kenapa aku yang mendapat tugas ini? Kenapa aku harus berada disini? Padahal saat ini tenagaku pasti sangat dibutuhkan di tempat lain.”
Kibum meraih lengan Heechul. “Kim Heechul! Bisakah kau tenangkan dirimu? Kau tidak akan bisa merubah keadaan, meski kau marah-marah seperti ini!”
“Aku tidak suka tugas ini! Melindunginya membuatku terlihat seperti orang tolol. Kau lihat saja bagaimana sikapnya. Pandangannya saat melihat Kyuhyun, benar-benar konyol.”
“Kau tidak boleh bicara seperti itu!”
“Lalu aku harus bicara seperti apa? Dia sangat manis? Yang benar saja! Dia sangat menjijikkan!” Heechul berjalan menuju kamarnya.
Kibum menghela napas, berjalan menuju kamarnya, menatap sosok Sungmin yang masih tidak sadarkan diri, dengan pandangan penuh kelembutan.
“Lee Sungmin...”
---------------------

Perlahan, Sungmin membuka matanya.
“Kenapa aku bisa ada disini? Seingatku aku masih ada di ruang kesehatan?” Sungmin terlihat berpikir keras. “Siapa yang mengantarku pulang? Kyuhyun kah?” Sungmin menggerakkan tubuhnya, saat itu, tanpa sengaja tangannya menyentuh sesuatu yang sangat lembut. “Bulu?” Sungmin mengernyitkan dahinya. Dengan cepat dia membuka selimutnya.
Sungmin membekap mulutnya sendiri, saat melihat banyak bulu-bulu putih bersih yang halus, bertebaran di tempat tidurnya.
“Sebenarnya apa ini? Dari mana asal bulu-bulu ini? Kenapa bisa ada disini?” Sungmin terlihat mulai panik. “Ada yang tidak beres. Tapi apa?”
-----------------------

Sungmin membuka pintu atap sekolah, bersandar di dinding sambil menengadah, menatap langit.
Tiba-tiba Sungmin menyipitkan mata, detik berikutnya dia berlari, menyembunyikan diri dibalik tumpukan kardus, tidak jauh dari tempatnya berdiri.
Bukkk...
Heechul dan Kibum turun dari langit, merentangkan sayap indahnya. Perlahan, sayap itu mulai menghilang dari tubuh mereka.
“Chulie! Kau tidak boleh melakukan itu! Resikonya.” Kibum terlihat panik.
“Tidak ada waktu lagi! Kita butuh kristal cahaya secepatnya.”
“Tunggu sampai ingatannya pulih.”
“Dan membiarkan semuanya hancur? Kau tahu sendiri, makhluk-makhluk itu dengan mudahnya datang kemari. Ini tidak bisa dibiarkan.”
Kibum menangkap lengan Heechul. “Sedikit lagi. Sayapnya mulai terlihat.”
Heechul menghempaskan tangan Kibum. “Dua hari. Jika dalam dua hari dia masih belum mengingat semuanya, aku akan melakukannya dengan caraku sendiri.”
“Kau bisa membunuhnya.” bentak Kibum.
“Tidak ada cara lain.”
Kibum memejamkan matanya “Lee Sungmin... kumohon... tolonglah dirimu sendiri.”

Sungmin memebelalakkan mata, membekap mulutnya dengan tangannya sendiri.
“Mereka... siapa? Apa semua ini? Pembicaraan apa itu?” batin Sungmin.
Sungmin berjalan dengan gontai, lututnya terasa lemas.
Bukkk...
Terdengar suara yang cukup keras.
Sontan Sungmin menoleh. Detik itu juga dia membelalakkan mata. Karena saat ini, tepat dihadapannya berdiri sosok namja dengan wajah begis, dibalik punggungnya bertengger sepasang sayap yang hitam kelam.
“Kau bisa melihatku?” desis namja itu.
Sungmin berfikir untuk lari, namun terlambat, namja itu telah mencekik leher Sungmin.
“A...pa... mau...mu...” Sungmin mulai meronta.
“Kematianmu.” serigai namja itu.

Brakkk...
Heechul dan Kibum membelalakkan mata, dengan cepat mereka mengeluarkan senjata masing-masing. Bertepatan dengan itu, tiba-tiba muncul makhluk bengis lainnya.
Baik Heechul, maupun Kibum, sibuk melenyapkan makhluk-makhluk itu.
Sungmin hanya bisa melirik Heechul dan Kibum dari ekor matanya. Ini bukan pemandangan yang asing bagi Sungmin. Sekelebat, sebuah ingatan muncul di otak Sungmin.
«»«»«»«»«»«»«»«»

“Kita tidak bisa hanya bertahan. Kita harus melawan.” ucap seorang yeoja.
“Wookie.” teriak Sungmin. “Dewi Teuki sedang sekarat. Kita harus mendapatkan kristal cahaya terlebih dahulu.”
“Kau cari kristal cahaya, aku akan berusaha menahan mereka.” Sungmin mengangguk, bergegas pergi.
“Kibum.” teriak Wookie. “Bantu Sungmin mencari kristal cahaya.” Kibum menganggukkan kepalanya, kemudian berlari menyusul Sungmin.
“Kibum. Kenapa kau mengikutiku? Apa Wookie yang menyuruhmu?” Kibum tersenyum dan menganggukkan kepalanya. “Kau seperti peri pelindungku saja.”
“Dewi Sungmin, kaulah malaikat pelindung kerajaan ini. Aku akan sangat senang jika bisa pergi bersamamu.”
Sungmin tersenyum, keduanya terbang menuju puncak sebuah gunung es.

Saat ini, mereka berdiri tepat di sebuah gua es. Disanalah tempat kristal cahaya. Tidak sembarangan orang bisa memasuki gua itu, hanya mereka yang berhati suci yang bisa memasukinya. Sungmin mengigit bibir bawahnya, mencoba membuka pintu gua itu.
Seluruh ruangan bergetar, pintu mulai terbuka ke atas.
Sungmin tersenyum menatap Kibum.
Dengan cepat keduanya berlari ke dalam. Sejenak mereka menghela napas lega, melihat sebuah kristal berbentuk bunga lili yang cantik.


Dengan cepat, Sungmin mengambil kristal itu.
“Kita harus bergegas.” ujar Sungmin.

Begitu keluar dari gua, mereka telah di sambut oleh makhluk-makhluk begis. Dengan cepat Kibum mengeluarkan pedang laras panjangnya, dan Sungmin mengeluarkan pedang dua sisinya.

*=.=a yang bingung pedang dua sisi itu kyk gmn, tonton Azumi aja dah, kok kyk promosi yo? Wkakaka...*

Terjadi pertarungan yang cukup sengit, meskipun Kibum dan Sungmin berhasil menghabisi banyak diantara mereka, tapi... jumlah mereka semakin bertambah, itu sangat menguras tenaga Kibum dan Sungmin.
“Kibum!” teriak Sungmin. “Kembalilah ke istana, bawa kristal cahaya. Aku akan membereskan mereka.”
“Tapi... jumlah mereka terlalu banyak. Aku tidak bisa...”
“Cepat pergi! Sekarang!” Sungmin melemparkan kristal cahaya ke langit.
Wusss...
Dengan cepat Kibum menangkapnya, dan terbang menuju istana. Namun, sejurus kemudian Kibum melompat tepat di belakang Sungmin.
“Kenapa kau kembali?” detik itu juga Sungmin tidak membutuhkan jawaban dari Kibum, karena saat ini mereka berdua telah di kepung oleh makhluk-makhluk bengis itu.

“Dewi Sungmin!” teriak Kibum dengan panik.
Sungmin menoleh, langsung terkesiap, saat melihat kristal cahaya mengeluarkan sinarnya. Benar kristal cahaya tidak bisa berada di tempat yang penuh dengan aura jahat, sinar yang keluar dari kristal cahaya dengan tidak terkendali, mampu menghancurkan seluruh benda disekitarnya.
“Kibum! Cepat lempar kristal itu!”
Kibum melemparnya dengan sekuat tenaga,
Duarrr...
Terlambat, semua energi negatif telah membuat kristal cahaya meledak, bagaikan bom atom.
Sesaat sebelum ledakan terjadi, Sungmin melemparkan tubuhnya ke arah kristal cahaya.
Kristal itu masuk kedalam tubuh Sungmin, aura positif sungmin menjadi tameng, hingga ledakan dasyat itu hanya menghancurkan semua aura negatif disekitarnya.
Tapi, itulah pengorbanan, sayap Sungmin menghilang, tubuhnya terlempar ke dunia manusia.
«»«»«»«»«»«»«»«»

Sungmin mengerjapkan mata, tangan kirinya mencengkeram lengan namja bengis, yang saat ini ada di depannya.
Sungmin memejamkan mata, begitu dia membuka matanya kembali, sesuatu telah berubah dalam diri Sungmin, warna matanya menjadi keemasan, tidak hanya itu, sayap di punggung Sungmin muncul dengan indah. Tangan kanan Sungmin menggenggam erat pedang dua sisinya, detik itu juga dia menebas tubuh makhluk itu.

Kibum mengerjapkan mata. “Kau telah kembali.” ucap Kibum dalam hati. Saat melihat Sungmin bertarung dengan beberapa makhluk bengis itu.
Tidak butuh waktu lama, mereka bertiga telah berhasil menghabisi semua makhluk-makhluk itu.
“Bagaimana bisa mereka kemari?” tanya Sungmin.
Heechul mengerjapkan mata, berbeda dengan Lee Sungmin yang selama ini dilihatnya, Sungmin yang saat ini di hadapannya mempunyai aura yang memukau, sangat berwibawa. Karena memang, selama ini Heechul tidak pernah bertemu dengan sosok dewi Sungmin.
Sungmin tersenyum saat menatap Kibum. “Kita bertemu lagi. Maaf telah membuatmu susah. Peri pelindungku.”
dengan cepat Kibum berlari memeluk Sungmin.
“Akhirnya kau kembali.” ucap Kibum sedikit terisak.
“Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana mungkin mereka bisa kemari? Dan jumlah mereka...”
“Itu juga yang selama ini kami pertanyakan. Retakan waktu itu masih tersegel dengan sempurna, kunci menuju dunia lain masih ada bersama dewi Teuki. Tapi...”
“Bagaimana keadaan dewi Teuki?” serga Sungmin.
Kibum menundukkan kepalanya, “Masih belum sadarkan diri. Dia benar-benar butuh kristal cahaya.”

Sungmin menyentuh rongga dadanya, “Aku akan mengeluarkan kristal cahaya secepatnya. Tapi tidak disini.” tiba-tiba sekujur tubuh Sungmin menegang, padangan matanya berkelebat, menyapu segala arah.
“Ada apa?” tanya Heechul, dengan sikap siaga.
“Kalian tidak bisa merasakannya? Aura ini...”
“Makhluk-makhluk itu lagi?” tanya Heechul, ikut mengedarkan pandangannya.
“Bukan. Ini jauh lebih kuat.”
Kibum yang mendengar itu langsung membelakangi tubuh Sungmin, mundur beberapa langkah, agar bisa lebih dekat dengan Sungmin.
Sejurus kemudian, Sungmin tersentak, tatapan matanya fokus pada pintu, dengan cepat, dia melemparkan pedangnya ke arah pintu yang sedikit terbuka.

Wusss...
Jebbb...
Pedang Sungmin menancap erat di pintu. Perlahan sosok namja keluar dari persembunyiannya. Ketiganya membulatkan mata.
“Hebat sekali kau. Bisa merasakan keberadaanku. Kau memang pantas jadi kandidat pemegang kunci.”
“Kau...” Kibum sedikit terbata.
“Salahkan diri kalian yang tidak peka.”
“Jadi... selama ini... bagaimana bisa kau berbaur dengan manusia? Seharusnya kau...”
“Tidak terlihat? Satu hal yang perlu kalian tahu, aku tidak seperti makhluk-makhluk bodoh itu.”
“Karena kau adalah pangeran kegelapan?” potong Sungmin dengan nada dingin. “Bukan begitu? Cho Kyuhyun?”
“Bingo! Padahal sedikit lagi aku bisa mendapatkanmu. Salah, mendapatkan kristal cahaya. Dasar makhluk-makhluk bodoh. Mengagalkan rencanaku saja.” Kyuhyun melirik Sungmin dengan senyum evilnya. “Kupastikan, aku akan mendapatkan kristal cahaya, dengan cara baik-baik, maupun cara kasar.”
Refleks Heechul dan Kibum berdiri di depan Sungmin.

Kyuhyun tertawa lepas. Detik itu juga sepasang sayap bertengger di balik punggungnya. Sayap besar, berwarna hitam kelam.
Dengan cepat Heechul melepaskan anak panahnya. Namun dengan mudah Kyuhyun mampu menepisnya.
“Kau bukan tandingaku. Bocah ingusan.” Kyuhyun berjalan menghampiri mereka.
Dengan cepat, Sungmin mendorong Heechul dan Kibum ke samping. Menahan pedang Kyuhyun, dengan kedua tangannya. Darah segar mengalir, membasahi pedang Kyuhyun. Keduanya saling menatap tajam. Sejurus kemudian, Sungmin menendang lutut Kyuhyun, berlari menuju pintu, mengambil pedangnya, dan dengan cepat menahan serangan Kyuhyun.
“Refleks yang bagus.” cibir Kyuhyun.
Sungmin mundur secara perlahan. Sudut bibir Kyuhyun sedikit terangkat, dia menjilat darah Sungmin yang menetes di pedangnya.
“Aku tidak suka bertarung dengan orang yang terluka. Saat kita bertemu lagi, akan ku pastikan kau jatuh ke tanganku.” Kyuhyun mengepakkan sayapnya, dan terbang ke langit.
===============

Istana Langit...

“Sungmin...” Ryeowook memeluk Sungmin. “Akhirnya kau bisa kembali.”
“Maaf, telah membuatmu susah.”
“Kau bicara apa? Kenapa dengan tanganmu?”
“Hanya sedikit terluka.” Sungmin tersenyum manis. “Bagaimana keadaan Dewi Teuki?”
“Masih belum sadar. Sebaiknya kita kesana sekarang.”
“Tunggu. Aku ingin melihat segel dulu. Ini sangat aneh, kenapa mereka bisa masuk ke dunia manusia dengan begitu mudah?”
Ryeowook menganggukkan kepalanya. “Itu juga yang menjadi pertanyaan kami.”
“Satu lagi. Pangeran kegelapan bisa menyusup ke dunia manusia.” Ryeowook terkesiap. “Apa saat aku terlempar, segel sempat terbuka?”
Ryeowook mengerutkan dahinya. “Segel selalu aman, bahkan saat kau terlempar. Pendapat kami, karena kristal cahaya masuk ke tubuhmu, kau bisa masuk ke dunia manusia, tanpa perlu membuka segel ataupun membutuhkan kunci.”
“Benar juga.” mereka terlihat berfikir keras.
---------------------

Sungmin berjalan di sekitar taman langit.
Telah diputuskan Sungmin akan mengeluarkan kristal cahaya di dalam tubuhnya dua hari lagi, sampai tangan Sungmin sembuh seutuhnya. Karena dengan kondisi Sungmin yang tidak menguntungkan, itu bisa membahayakan nyawanya sendiri.
Sesaat tubuh Sungmin mengejang. Dengan cepat dia menoleh ke belakang. Tepat di depannya, berdiri sosok Kyuhyun. Sungmin mundur secara perlahan.
“Kau benar-benar takut padaku?” nada Kyuhyun sedikit frustasi. “Apa kau tidak lagi mencintaiku?” Sungmin terkesiap. Dengan cepat Kyuhyun merengkuh tubuh Sungmin. “Aku benar-benar bisa gila! Aku tidak sanggup membunuhmu. Karena aku... telah jatuh cinta padamu. Lee Sungmin.” Kyuhyun mempererat pelukannya.

Dengan cepat Sungmin mendorong tubuh Kyuhyun.
“Ini tidak benar!” bentak Sungmin. “Apa yang kau rencanakan? Kau tidak akan bisa menipuku.”
“Aku berkata jujur.” Kyuhyun menggenggam tangan Sungmin. “Kita punya kenangan tersendiri di dunia manusia. Selama ini, aku tidak pernah sekalipun berfikir untuk menyakitimu. Kecuali hari itu, karena aku sedang di awasi.” Kyuhyun menatap wajah Sungmin lekat-lekat. “Sungmin percayalah padaku, aku hanya ingin melindungimu.”
“Kau pintar bersandiwara Cho Kyuhyun. Tapi sayang aku tidak akan tertipu.”
Kyuhyun mengacak rambutnya dengan frustasi. “Aku harus bagaimana agar kau percaya?”
“Tentu saja aku harus membunuhmu.” ucap Sungmin dingin.
“Apa hanya itu yang kau inginkan? Sungmin, kau harus lebih berhati-hati dengan orang-orang disekitarmu.” Kyuhyun menghela napas pelan. “Mungkin aku memang rela, jika mati di tanganmu.” Kyuhyun memejamkan matanya.

Dengan cepat Sungmin mencengkeram leher Kyuhyun. Air matanya mengalir, saat mengingat bahwa namja yang saat ini di cekiknya adalah namja yang sangat dia cintai. Beberapa kenangan berkelebat di benak Sungmin.
Tiba-tiba pandangan matanya tertuju pada sayap Kyuhyun, sayap itu tidak sepenuhnya berwarna hitam kelam, disekitar sayap itu, bertebaran warna emas, di ujung bulu-bulunya.
Sungmin mengerjapkan matanya, berbagai pertanyaan berkecambuk dalam hatinya. “Kenapa sayapnya berubah? Ataukah aku yang tidak pernah melihat ini sebelumnya? Warna itu...” Sungmin mendorong tubuh Kyuhyun.
“Aku tidak akan membunuhmu disisni. Kita akan bertarung secara adil.” Sungmin mengepakkan sayapnya, terbang keangkasa, meninggalkan Kyuhyun.
“Apakah aku salah jika benar-benar jatuh cinta padamu?” bisik Kyuhyun lirih.
---------------------

Dua hari kemudian...

Raja kegelapan mengendus rencana Sungmin. Raja kegelapan berfikir, inilah satu-satunya kesempatan mendapatkan kristal cahaya. Dengan mengerahkan seluruh pasukannya, Raja Kegelapan mulai menyerang istana langit.

Perang kembali terjadi, terakhir kalinya, perang dua kubu itu mengakibatkan Dewi Teuki, tidak sadarkan diri sampai sekarang.
“Aku akan tetap mengeluarkan kristal cahaya, kita harus segera membangunkan Dewi Teuki.” ucap Sungmin di tengah riunya peperangan itu.
“Aku akan menemanimu.” ucap Ryeowook.
“Jangan, Kibum yang akan menemaniku. Tenagamu sangat dibutuhkan disini.” Sungmin bergegas pergi ke kamar Dewi Teuki. Sebelum Sungmin sempat mengeluarkan Kristal cahaya, beberapa makhluk bengis itu, telah berhasil menerobos masuk, hingga ke kamar Dewi Teuki.
Dengan sigap, Sungmin dan Kibum membawa pergi tubuh Dewi Teuki.

Tubuh Dewi Teuki dibaringkan di rerumputan, taman langit.
“Kibum...” Sungmin menatap Dewi Teuki. “Aku akan melakukannya sekarang. Bersiap-siaplah.”
Sungmin sedikit menjauh, duduk diantara bebatuan. Sayapnya mengepak, menutupi hampir semua tubuhnya, butuh konsentrasi yang cukup tinggi untuk mengeluarkannya. Sedikit kesalahan nyawa Sungmin tidak bisa tertolong. Beberapa saat kemudian, tubuh Sungmin diliputi cahaya yang menyilaukan, dia dalam keadaan trance, rongga dadanya mengeluarkan sinar terang. Perlahan, kristal cahaya mulai menampakkan wujudnya.
Bertepatan dengan itu, beberapa makhluk bengis datang. Dengan sigap Kibum berusaha melindungi Sungmin.
“Lindungi Dewi Teuki.” Teriak Ryeowook.
Kibum kembali defensif di sekitar Dewi Teuki.
Namun, sesuatu yang tidak terduga terjadi, Ryeowook mencoba menghunuskan pedangnya ke arah Sungmin. Dan dengan cepat pula Kyuhyun datang, untuk melindungi Sungmin.

“Apa yang kau lakukan?” desis Ryeowook.
“Aku tidak akan membiarkanmu melukainya.”
“Cih! Cinta koncol!” cibir Ryeowook, dengan senyum sinis.
Ryeowook menangkap sorotan mata Heechul yang baru tiba disana. “Ada apa denganmu? Bukankah kau bilang aku yang lebih pantas menjadi kandidat pemegang kunci?”
Heechul mengerutkan keningnya. Melihat itu, tawa Ryeowook mengelegar. “Aku punya sedikit rahasia.” Ryeowook memperlihatkan sayapnya. Satu-satunya hal yang membuat Heechul dan Kibum menahan napas untuk beberapa saat. Warna sayap Ryeowook yang hitam kelam.
“Kalian pasti berfikir sejak kapan?” tawa Ryeowook kembali mengelegar. “Tentu saja sejak Sungmin berhasil mendapatkan kristal cahaya. Kalian tahu, aku pernah beberapa kali berusaha mengambilnya. Tapi hasilnya nihil. Jangankan menyentuh kristal cahaya, bahkan aku tidak bisa membuka pintu gua itu. Benar-benar menjengkelkan bukan? Kenapa harus dia yang bisa mengambilnya? Sainganku untuk menjadi kandidat pemegang kunci.” Ryeowook menatap Sungmin garang. “Buaknkah dengan begitu hasilnya sudah terlihat? Bagaimanapun, aku harus melenyapkannya.” detik itu juga Ryeowook menghunuskan pedangnya ke arah Sungmin. Tanpa pikir panjang, Kyuhyun melemparkan tubuhnya, menjadi tameng bagi Sungmin.

Cringggg...
Kristal cahaya berhasil keluar dari tubuh Sungmin, terlempar ke langit, tubuh Sungmin terkulai lemas di tanah, tidak sadarkan diri. Detik itu juga Kibum meloncat, menagkap kristal cahaya.
“Membusuklah kalian di neraka.” teriak Ryeowook.
Dengan sigap Heechul melepaskan anak panahnya, dan tepat mengenai jantung Ryeowook.
Lagi-lagi kristal cahaya mengeluarkan sinarnya. Kibum langsung memasukkan kristal cahaya ke dalam tubuh Dewi Teuki, sebelum terjadi ledakan hebat.
Satu hal yang tidak disangka-sangka sebelumnya, ada serpihan kristal cahaya yang masih berada di tubuh Sungmin, serpihan itu mengeluarkan cahaya, melingkupi tubuh Sungmin dan Kyuhyun, detik berikutnya mereka berdua terlempar ke dunia manusia.
--------------------------

Sungmin membuka matanya, saat ini dia berada di padang rumput, tangannya menggenggam erat tangan Kyuhyun.
“Kyuhyun.” Sungmin melihat wajah Kyuhyun yang mulai memucat.
“Kau baik-baik saja?” tanya Kyuhyun sambil menyentuh pipi Sungmin. “Syukurlah.” Kyuhyun mencoba tersenyum.
“Kyu... aku...”
“Sttttt...” telunjuk Kyuhyun menyentuh bibir Sungmin. “Asal kau baik-baik saja, itu sudah cukup.”
Tanpa sadar Sungmin telah meneteskan air matanya. “Kyu.” Sungmin mendekap tubuh Kyuhyun. “Maaf.” hanya kata-kata itu yang meluncur di bibir Sungmin.
“Hiduplah dengan lebih baik! Saranghae...” Kyuhyun mencium bibir Sungmin, detik berikutnya, tubuh Kyunhyun mulai menghilang.
“Kyu...” teriak Sungmin. “Kau bahkan belum mendengar jawabanku.” Sungmin menutup wajahnya, “Nado, nado saranghae, Cho Kyuhyun.” bisik Sungmin lirih.

Dengki, rasa iri hati, kecemburuan, akan selalu menjadi momok dalam kehidupan manusia. Bisakah manusia mencoba untuk mencintai dirinya sendiri? Tanpa perlu berkecil hati, pada peran orang lain, yang terlihat lebih hebat darinya. Karena pada dasarnya, manusia adalah tokoh utama dalam kehidupannya masing-masing.

**** The End ****

Heartburning, Special for Fidya Miltaputri, yang req. KyuMin {Mistery-Fantasy-Angst}
Mianhe... lama bikinnya =.=a req.nya kapan?? kelarnya kapan?? hehehe... ^^v
Ehm... Ini req. yg bener2 bikin otak jadi labirin. Tiap di dpn kompi pasti bingung, mau ngetik apaan? mentok dah.
Rasanya Reni emg gak punya fantasy liar ee...
Sebenarnya... ini bukan pertama kalinya aku bikin ff fantasy, ini juga bukan pertama kalinya aku bikin ancur cerita fantasy wkakaka... #Plakkk...
Yakin bgt Fidya gak bakal bisa nangis deh... yang ada bisa tepar, 7 turunan(?) coz baca cerita ancur wkakaka...
Well, semoga tidak mengecewakan *langsung kabuuurrr*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar