Jumat, 12 Agustus 2011

«» Journey To Happiness ® Part 24 {Last Part} «»


Author : Me aka Reni Yunhae Uknow
Genre : Comedy-Romance / Genderswitch
Rating : PG-15
Main Cast : Kyuhyun (Namja)
                     Heechul (Yeoja)  
                     Hankyung (Namja)  
==========================

* Chulie POV *

Aku dan Kyuhyun, berjalan beriringan, menuju taman belakang.
“Mau kuantar pulang?” tawar Kyuhyun.
“Hankyung oppa yang akan mengantarku.”
“Chulie, sebenarnya...”
Kupotong kata-kata Kyuhyun, saat melihat Hankyung oppa, “Oppa, sejak kanapa kau ada di sini? Kenapa tidak mengajakku?” Aku segera berlari ke arah Hankyung oppa, yang telah berdiri di taman belakang.
“Hanya tidak ingin mengganggumu.” ku lihat Hankyung oppa melirik Kyuhyun sekilas.
“Apanya yang mengganggu? Oppa bicara apa?” aku mulai berdecak kesal.
“Kebetulan kau ada disini.” Hankyung oppa tersenyum ke arah Kyuhyun. “Ada yang ingin kubicarakan.”


Deg...
Ada sebuah perasaan aneh dalam hatiku. Tiba-tiba aku mulai sesak napas, jantungku berdebar kencang. Jujur saja aku takut, jangan-jangan Hankyung oppa akan mengatakannya pada Kyuhyun? Tidak! Aku tidak ingin dia tahu. Kalaupun dia tahu, itu harus dari mulutku sendiri.
Kutarik napasku pelan. “Oppa...” ku gigit bibir bawahku, “Pembicaraan kita tadi...” kusentuh tangan Hankyung oppa, “Aku menerima tawaranmu.”
“Benarkah?”
Kuanggukkan kepala pelan. “Sudah kuputuskan.”
Bisa kurasakan, Hankyung oppa memeluk tubuhku. “Aku tidak sedang bermimpi bukan? Kau menerima lamaranku?”
“Kau tidak sedang bermimpi oppa, aku memang bersedia menikah denganmu.”
Entah mengapa, aku tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah Kyuhyun. Sakit rasanya, saat melihat sorotan mata yang penuh tuntutan darinya. Ada sebuah perasaan bersalah di relung hati ini. Tanpa sadar, aku telah meneteskan air mata.
Kyu... maaf, hanya ini yang bisa kulakukan, aku harus mengakhiri semuanya. Aku hanya tidak ingin membiarkan semuanya semakin berlarut-larut, seolah memberimu sebuah harapan semu, bukankah itu hanya akan membuatmu semakin menderita? Dan aku... tidak akan membiarkan itu terjadi, karena kau adalah orang yang sangat kusayangi.
Mungkin, keputusanku terlihat sangat egois, tapi... inilah yang terbaik, kau akan menjalani hidupmu lebih baik, sama seperti saat kita belum bertemu, kau akan segera melupakanku, karena aku... bukanlah yeoja yang pantas untukmu. Bukankah ini lebih baik? Kita kembali ke posisi kita masing-masing.

“Kau menangis?” tanya Hankyung oppa, mungkin dia merasakan bahunya basah karena air mataku.
Kuseka air mataku, mecoba memberikan senyuman terbaik padanya. “Aku hanya senang, karena pada akhirnya... aku bisa mengambil sebuah keputusan besar. Mungkin, akan ada pihak yang tersakiti.” kulirik wajah Kyuhyun, yang terlihat sayu. “Tapi, inilah keputusanku.”
“Kau yakin?”
“Kita kan membangun sebuah keluarga yang bahagia. Sama seperti impian kita dulu.”
“Itu tidak menjawab pertanyaanku.”
“Oppa, apa maksudmu? Ini jawaban yang kau harapkan bukan?”
Kulihat Hankyung oppa menatapku dalam. “Ku tanya sekali lagi. Kau yakin Kim Heechul.”
Ini pertama kalinya, Hankyung oppa menyebut namaku seperti itu, satu lagi, dengan nada yang penuh tekanan?
“Oppa! Kau meragukanku? Meragukan keputusanku?”
Bisa kurasakan, tangan Hankyung oppa mencengkeram erat lengan kiriku. Menarikku cepat, hingga saat ini, kami berada tepat di hadapan Kyuhyun.

“Bisa kau katakan dengan jelas, kalau kau... tidak pernah mencintai Kyuhyun?”
“Hankyung! Apa maumu?” tukas Kyuhyun dengan nada dingin.
“Chulie, kau tanya apa aku ragu?” Hankyung oppa bertanya dengan nada yang tidak kalah dingin, tanpa mengalihkan pandangan dari wajah Kyuhyun. “Aku tidak pernah ragu dengan keputusanmu. Hanya saja... aku sedikit ragu dengan perasaanmu.”
Deg...
Itu adalah kata-kata yang mampu menusuk jantungku dengan ribuan pisau kasat mata. Menyakitkan? Tentu saja, karena aku tahu dengan pasti bagaimana perasaanku.
“Oppa...” bisikku lirih.
“Chulie, untuk kali ini, jujurlah pada perasaanmu.” kudengar suara Hankyung oppa kembali melembut. “Karena, aku tidak akan membiarkanmu melangkah mundur.”
Terlalu baik. Hankyung oppa terlalu baik padaku. Tolong jangan seperti ini! Aku tidak sanggup menerima semua kebaikanmu. Oppa... aku... rasanya dadaku semakin sesak, entah mengapa air mataku tidak bisa dibendung lagi.

“Kau menyakitinya Hankyung.” kurasakan sebuah tangan hangat merengkuh pundakku.
“Sadarkah kau? Kita semua telah menyakiti diri kita sendiri.”
“Aku tahu. Setidaknya, aku tidak akan membiarkan yeoja yang kucintai menderita.”
“Aku... hanya tidak ingin dia menyesal.”
“Kau...” kudengar Kyuhyun menghela napas pelan. “Itu keputusannya.”
“Kau bisa menerimanya?”
Tidak ada jawaban dari mulut Kyuhyun, tanpa perlu kata-kata, aku tahu dengan pasti apa yang ada dalam hatinya.
Kukumpulkan semua keberanian yang punya, untuk membuka suara. “Aku mencintaimu.” bisa kurasakan pendangan mereka -Kyuhyun, dan Hankyung oppa- begitu menusuk. “Aku mencintaimu, Hankyung oppa.”
Detik itu juga, bisa kurasakan, tangan hangat milik Kyuhyun menjauh dari pundakku. Berakhir, semuanya telah berakhir sampai disini.
=================

* Author POV *

Seminggu Kemudian...

Setelah semua pihak mengetahui keputusan yang diambil oleh Chulie, mereka -Hankyung, dan Chulie- memutuskan untuk kembali ke Daejon, untuk memberi tahu rencana pernikahan, kepada keluarga besar mereka.
Meskipun demikian, setelah mempertimbangkan semua hal, Seoul tetap akan menjadi tempat upacara sakral itu berlangsung.

“Minnie...” teriak Yesung. Dengan cepat, dia meraih lengan Minnie. “Kenapa begitu terburu-buru?”
“Oppa...” Minnie sedikit merajuk.
“Iya-iya, aku tahu kau ingin segera bertemu dengan Chulie. Tapi jangan berlari seperti itu! Kau bisa jatuh.”
“Aku bukan anak kecil oppa.” Minnie menggembungkan pipinya.
“Aku tahu.” Yesung tersenyum, sambil mencubit hidung Minnie.
“Ya! Oppa.” protes Minnie.
Yesung merangkul pundak Minnie, “Mau cepat-cepat bertemu dengan Chulie, atau menghabiskan waktu denganku di sini?” Yesung mengerlingkan matanya.
Minnie mengerucutkan bibirnya. “Sudah tahu jawabannya bukan?”
“Baik, kita cari tempat yang lebih nyaman.”
“Oppa, ini tidak lucu.”
“Cih, kau terlalu dekat dengan Teukie noona. Sadarkah kau? Akhir-akhir ini, kau semakin dingin padaku.” gerutu Yesung.
Tanpa menghiraukan semua keluhan Yesung, Minnie beranjak pergi meninggalkannya.
----------------------------

“Chulie.” Wookie menyentuh tangan Chulie yang sedang memasukkan beberapa helai baju dalam koper. “Kau yakin dengan keputusanmu ini?”
“Kurasa inilah yang terbaik.”
“Kau masih mempunyai kesempatan, untuk mengakhiri semua permainan ini.”
“Permainan?” Chulie mengeryitkan dahi. “Wookie, kau tahu dengan pasti, inilah tujuanku datang kemari. Meraih semua mimpi, dan kebahagiaanku, bersama Hankyung oppa.”
“Tapi impianmu saat itu, berbeda dengan kenyataan yang ada di hadapanmu saat ini.” sebuah suara mengintupsi kata-kata Chulie.
“Unnie.” ucap Wookie dan Chulie bersamaan, saat melihat Teukie berdiri di ambang pintu, sambil melipat tangannya di dada.
“Saat itu, masih belum ada keterkaitan dengan Kyuhyun.”
“Unnie, maaf... aku tahu kau kecewa, tapi... inilah keputusanku.”
“Kecewa? Entahlah, aku hanya merasa kau mencoba membohongi dirimu sendiri.”

“Unnie...” Minnie berlari ke arah Chulie, dan langsung memeluknya erat. “Kau sudah siap? HanKyung oppa sudah menunggumu di luar.”
“Hya! Minnie, kenapa kau begitu bersemangat?” Wookie berdecak pelan.
“Aku? Bersemangat? Tentu saja! Aku kan tidak sabar menunggu semua oleh-oleh khas dari Daejon.” Minnie kembali memeluk tubuh Chulie, “Unnie, kau tidak lupa semua pesananku kan?”
Pletakkk...
Teukie menjitak kepala Minnie pelan. “Hey! Apa yang ada dalam otakmu hanya oleh-oleh?”
“Tidak juga.” Minnie mengerucutkan bibirnya yang seksi(?), sambil mengusap-usap kepalanya. “Sudah pasti ada Yesung oppa dong.” Minnie tersenyum manis, sambil membentuk huruf v di tangan kanannya.
Wookie, dan Teukie, sontan memutar bola matanya. Sedangkan Chulie, hanya terkekeh pelan.
“Unnie, aku akan merindukanmu.” Minnie mulai merajuk.
“Hahaha... aku juga.” kelakar Chulie.
------------------------

Dua Minggu Kemudian...

Tinggal seminggu lagi, acara pernikahan akan berlangsung. Semua persiapan pernikahan sudah hampir selesai.
“Tidak ku sangka, kau akan secepat ini menyusulku. Lalu, kenapa waktu itu, tidak mau mendapat lemparan bungaku?” Wookie terkekeh pelan.
“Jangan menggodaku seperti itu!” Chulie memukul lengan Wookie pelan. “Wookie, terima kasih, kau telah banyak membatuku.” ucap Chulie dengan penuh ketulusan.
“Kau bahagia?”
“Haruskah aku menjawab itu?”
-----------------------

“Teukie, kapan kau akan kembali ke Jepang?” tanya Yunho saat mereka berada di taman kota.
“Secepatnya. Aku harus segera menyelesaikan kuliahku bukan?” Teukie tersenyum manis. “Kenapa tiba-tiba tanya begitu?” Teukie mengerutkan dahinya.
“Mungkin dalam minggu ini, aku akan kembali ke Jepang.” Yunho menerawang jauh, menatap langit biru. “Bagaimana kalau kita pergi ke Jepang sama-sama?”
“Mwo? Kenapa harus seperti itu?”
Yunho terseyum lembut, menatap Teukie dalam.
------------------------

“Noona, kau akan kembali ke Jepang?” Kyuhyun merebahkan tubuhnya di tempat tidur Teuki.
“Iya, memangnya kenapa?”
“Kapan kau akan pergi?”
“Entahlah.” Teukie mengangkat bahunya pelan. “Tapi, tadi siang Yunho menawariku, untuk pergi bersamanya.”
“Benarkah?”
“Ehm... sepertinya aku akan menolak tawaran itu.”
“Kenapa?”
“Kemungkinan besar, tanggal keberangkatannya, bertepatan dengan tanggal pernikahan Chulie.”
“Noona, kau sudah kembali pada Yunho Hyung?”
Teukie memutar bola matanya, “Bukan urusanmu!”
“Kurasa... sebaiknya kau terima saja tawaran dari Yunho hyung.”
“Sebenarnya apa yang mau kau bicarakan?” Teukie memincingkan matanya.
Kyuhyun menghela napas pelan. “Aku... ingin pergi ke Jepang, bersama kalian berdua.”
“Mau menghindari acara pernikahan Chulie?”
“Mungkin.”

“Hahaha...” Teukie tertawa lepas. “Patah hati? Menarik, sangat menarik. Aku tidak pernah mengira kau akan berkembang sejauh ini. Menilik sikapmu yang selalu dingin pada semua yeoja yang kau temui.” Teukie menyentuh lengan Kyuhyun lembut. “Masih tidak bisa merelakannya?”
“Entahlah. Aku hanya... belum mampu, melihatnya berada di altar dengan orang selain diriku.”
“Mau kubantu menculiknya?”
“Bodoh! Tidak mungkin kau melakukan itu.”
“Tapi, bukankah banyak adegan seperti itu di film-film.”
Kyuhyun memutar bola matanya. “Itu hanya ada di film, noona-ku sayang.”
Detik itu juga, Teukie memeluk tubuh Kyuhyun. “Begitu sakit hatinyakah dirimu? Sampai-sampai ingin menghindari semua ini?” bisik Teuki lirih.
“Noona, aku hanya ingin melihatnya tetap tersenyum. Meskipun bukan aku, orang yang membuatnya tersenyum. Meskipun bukan aku, orang pertama, yang akan selalu melihat senyumannya. Meskipun... setiap senyumamnya bukanlah untukku.”
“Apa yang bisa kulakukan untukmu?”
“Kau terima tawaran Yunho hyung. Kita pergi Ke jepang.”
-----------------------

“Mwo?” Wookie membelalakkan matanya lebar. “Unnie, kau tidak bercanda? Itu tepat dihari pernikahan Chulie.”
“Harus bagaimana lagi? Aku tidak bisa menolak tawaran dari Yunho.” Teuki tersenyum kecut. “Sebenarnya, aku tidak bisa meolak permintaan dari Kyuhyun.” batin Teukie.
“Chulie pasti akan sangat kecewa.”
“Aku tahu, karena itulah, bantu aku merahasiakan keberangkatanku dari Chulie.” Teukie sedikit memelas.
“Tapi...”
“Ayolah, Wookie... kau cukup diam saja. Seolah tidak tahu apa-apa.”
“Unnie, kenapa kau menyulitkanku?”
Teukie mengangkat bahunya ringan. “Salahkan saja Yunho.” ucapnya acuh.
==============

Hari Pernikahan...

“Chulie, rilekslah sedikit!” Wookie menggenggam tangan Chulie yang mulai gemetar. “Aku tahu kau gugup, tapi percayalah, semuanya pasti bisa kau lalui dengan baik.” ucap Wookie, mencoba menenangkan.
“Apa Teukie unnie sudah datang?” Chulie menggigit bibir bawahnya. “Entah mengapa, aku ingin menemuinya dulu.”
Wookie mengerutkan dahi, “Ehm... sebenarnya...” Wookie berusaha berfikir keras. “Hey! Bukankah aku lebih berpengalaman. Dengarkan apa kata-kataku. Semua orang pasti merasakan gugup sepertimu, jadi... harusnya kau bisa lebih tenang sekarang.” Wookie mencoba mengalihkan perhatian.
“Wookie, aku hanya ingin bertemu dengan Teukie unnie, sebelum... aku berjalan ke altar.”
Wookie menghela napas pelan. “Aku menyerah. Sebenarnya... tepat hari ini, Teukie unnie, Yunho oppa, dan juga... Kyuhyun. Berangkat ke Jepang.”
“Mwo?” Chulie membelalakkan matanya lebar.
“Wookie, jangan bercanda.”
“Aku tidak bercanda. Teukie unnie... memintaku untuk merasiakan masalah ini.”
“Kenapa?” Chulie berusaha menahan air matanya.
“Hanya tidak ingiin membuatmu cemas.”
Chulie menggelengkan kepalanya. “Mereka membenciku?”
“Tidak! Mereka hanya tidak ingin membebani perasaanmu.”
“Wookie...” mata Chulie mulai terlihat berkaca-kaca.
------------------------

Chulie menarik napas panjang, mulai berjalan dengan pelan. Gaun putih modern, dengan aksen sederhana, membalut tubuhnya dengan sempurna. Sebuah senyuman tipis membuatnya terlihat lebih cantik.
Di depannya berdiri namja tampan, yang menatap calon mempelainya dengan perasaan gugup. Siapa lagi kalau bukan Hankyung. Namja beruntung, yang menjadi pilihan Chulie.

“Hankyung, bersediakah kau menerima Kim Heechul sebagai istrimu, dalam keadaan suka dan duka, sampai maut memisahkan?”
“Saya bersedia.”
“Dan kau Kim Heechul, bersediakah kau menerima Hankyung sebagai suamimu, dalam keadaan suka dan duka, sampai maut memisahkan?”
Hening...
Hankyung melirik Chulie dari ekor matanya.
Terlihat Chulie yang sedang tidak fokus, pikirannya entah pergi kemana.
Sejurus kemudian, Hankyung menyengol lengan Chulie pelan, berusaha menyadarkan yeoja itu, untuk kembali ke alam nyata.
“Eh?” hanya itu kata-kata yang keluar dari mulut Chulie, saat semua lamunannya mulai buyar.
“Ku ulangi sekali lagi, Kim Heechul, bersediakah kau menarima Hankyung sebagai Suamimu, dalam keadaan Suka dan duka, sampai maut memisahkan?”
“Saya...”

“Bisakah kami tunda pernikahan ini?” Serga Hankyung, memotong kata-kata Chulie.
Detik itu juga, bisik-bisik mulai terdengar di belakang mereka.
“Oppa? Apa yang kau lakukan?” bisik Chulie lirih.
“Untuk sementara waktu, kita tunda pernikahan ini.” Hankyung meraih tangan Chulie, menggenggamnya dengan erat, Chulie hanya mengerutkan dahi, tidak mengerti, dengan apa yang ada dalam pikiran Hankyung.
Keduanya membalikkan tubuh, menghadap tamu undangan. Semua mata tertuju pada Hankyung, yang mulai membungkukkan badan, tak terkecuali Chulie.
“Maaf. Kami akan menunda pernikahan ini.”
“Oppa!” desis Chulie.
Hankyung menatap wajah Chulie, “Chulie, bukankah kita harus pergi ke suatu tempat?” Hankyung, menyunggingkan senyuman lembutnya.
“Maksud oppa?”
Tanpa memberi penjelasan pada lebih, Hankyung menarik lengan Chulie, keduanya pergi meninggalkan altar.
-----------------------

Cittttt...
Sebuah mobil berhenti tepat di depan bandara.
“Kau ingin menemuinya bukan?”
“Oppa...”
“Kuberi kau kesempatan untuk bertemu dengannya, sebelum kita kembali melangsungkan pernikahan.” Hankyung mengusap pipi Chulie lembut.
Chulie menggigit bibir bawahnya, sejurus kemudian, dia turun dari mobil, berlari memasuki bandara, menuju pintu keberangkatan.
Brukkk...
Beberapa kali Chulie bertabrakan dengan kerumunan orang di bandara, hingga seluruh pasang mata menatap Chulie dengan aneh.
Berlari mengelilingi bandara, dengan mengenakan gaun pengantin? Chulie tidak mempedulikan itu semua, matanya tetap fokus mencari wajah seseorang, yang ada dalam otaknya saat ini hanya keinginan untuk bertemu dengan seorang Kyuhyun.
Tanpa sadar, air mata Chulie telah embasahi pipinya, saat sosok yang dicarinya tidak kunjung ketemu. Sebuah perasaan yang sangat menyesakkan, menghimpit rongga dadanya, membuatnya sulit untuk bernapas.
Plukkk...
Hankyung menepuk bahu Chulie lembut.
“Chulie, maaf... pesawat mereka telah berangkat.”
“Oppa...” Chulie tidak bisa menyembunyikan getaran, dalam nada suaranya.

Hankyung mengusap punggung Chulie lembut, mencoba menenangkan yeoja itu, yang masih terisak dalam mobil.
“Chulie, apa kau menyadari satu hal?” Chulie sedikit mendongak, mata merahnya menatap wajah Hankyung dalam. “Kau hanya terbiasa bersamaku.” Chulie mengerutkan dahinya. Sebuah senyuman penuh kelembutan, khas seorang Hankyung, tersungging di sudut bibirnya. “Aku tahu, kau mengerti maksudku.”
“Oppa...”
“Aku menyadarinya.” Hankyung menarik napas pelan. “Bukannya kau tidak bisa terlepas dariku, hanya saja... kau tidak bisa terlepas dari rasa nyamanmu selama ini.” Chulie menggigit bibir bawahnya, mendengar kata-kata Hankyung. “Kau hanya takut, untuk mencoba sesuatu yang baru, meskipun perasaanmu menginginkan hal itu.” Hankyung mengusap pipi Chulie lembut, menyeka air mata yang jatuh dari pelupuk mata Chulie. “Sekarang, aku akan menunda pernikahan kita, sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Jadi, bisakah kau jujur pada perasaanmu?”
“Terbiasa?” Chulie menerawang jauh. “Oppa, kupikir... dengan meninggalkannya, aku tidak akan pernah menyakitinya lagi.” Chulie tersenyum miris. “Membiasakan diri jauh darinya, sebelum perasaanku berkembang lebih dalam, adalah keputusan yang terbaik.” Chulie menarik napas dalam, “Kau benar, aku terbiasa bersamamu. Terbiasa menerima kebaikanmu. Terbiasa merasa aman, saat berada di dekatmu.” Chulie menyandarkan kepalanya di bahu Hankyung. “Oppa... terasa sangat sakit, saat tahu dia pergi meninggalkanku. Apa ini yang dia rasakan saat aku meninggalkannya? Ternyata... aku benar-benar telah menyakitinya.” Chulie kembali meneteskan air matanya.
“Bisakah kau berhenti menagisi namja lain di depanku? Ingat, aku hanya menunda pernikahan kita. Buakn membatalkannya.”
Chulie terkekeh pelan. “Aku tahu, oppa-ku sayang...” Chulie mengecup pipi kanan Hankyung.
=================

Empat Tahun Kemudian...

Tok... Tok... Tok...
Ckelekkk...
“Kau sibuk nona Lee?”
“Yesung oppa? Apa yang kau lakukan di sini?”
“Mengajakmu makan siang. Minnie cantik.”
“Maaf, tapi aku sudah ada janji dengan orang lain. Kenapa oppa tidak menghubungiku dulu?”
“Janji dengan orang lain? Siapa? Apa aku mengenalnya?”
“Ehm... kurasa oppa tidak mengenalnya.” Minnie melirik jam di pergelangan tangannya. “Ah... aku harus pergi sekarang.”
“Minnie.” Yesung menarik lengan Minnie. “Aku tidak mengijinkanmu pergi, sebelum kau beritahu siapa yang yang mengacaukan rencanaku.”
Minnie memutar bola matanya. “Aku akan pergi dengan Junhyung, teman sekolahku dulu.”
“Namja?” Yesung mengeryitkan dahinya.
“Iya oppa.” Minnie menyentuh pipi kiri Yesung lembut. “Aku harus cepat-cepat pergi, dia pasti telah menungguku.”
“Hya! Minnie, aku belum selesai bicara!”
Minnie berlari, melambaikan tangannya, tanpa melihat ke arah Yesung.

“Jadi dia yang bernama Junhyung?” gerutu Yesung, yang sedang menatap Minnie, dari pojok restaurant. “Aku harus menghubungiKibum Noona, diakan istri Donghae hyung, sudah pasti tahu siapa namja sialan itu.”

Beberapa saat kemudian...

“Minnie...” Yesung mendesis pelan. “Jadi, Junhyung adalah namja yang pernah menyatakan perasaannya padamu? Mencoba untuk selingkuh? Tidak bisa dibiarkan!” detik itu juga Yesung berjalan ke arah Minnie.
“Chagi... Kau makan siang disini?” Yesung tersenyum, menatap wajah Minnie lembut.
“Oppa? Kenapa kau bisa ada di sini?” Minnie memincingkan matanya.
“Tidak mau memperkenalkan temanmu?” Yesung tidak menghiraukan pertanyaan Minnie.
“Ah...” minnie tersenyum manis ke arah Junhyung, yang sukses membuat Yesung berdecak kesal. “Oppa, dia Junhyung, teman sekolahku.” Minnie mulai memperkenalkan. “Junhyung, dia adalah Yesung oppa...”
“Tunangan Minnie.” Yesung memotong kata-kata Minnie.
“Kau tidak pernah bilang telah bertunangan.”
Minnie memutar bola matanya. “Haruskah aku mengatakannya?”
Junhyung mendesah pelan, “Sekali lagi kau mematahkan hatiku.”
“Hahaha... Junhyung, kau ini ada-ada saja.” Yesung memincingkan matanya, saat melihat tawa lepas seorang Minnie.

“Oppa! Apa yang kau lakukan?”
“Manyuapimu. Bukankah aku sering melakukannya?”
“Oppa, kau...” Yesung kembali memasukkan makanan ke mulut Minnie.
“Ternyata aku benar-benar tidak memiliki kesempatan?” gumam Junhyung lirih, namun masih bisa didengar oleh telinga Yesung.
“Tentu saja bodoh. Minnie hanya milikku!” teriak Yesung dalam hati.

“Kuantar kau kembali ke kantor.” Yesung terlihat terlalu bersemangat, bagi penglihatan Minnie.
“Junhyung yang akan mengantarku.” ucap Minnie dingin.
“Apa maksudmu?”
“Kami berdua,” Minnie melingkarkan tangannya di lengan kiri Junhyung. “Akan pergi ke suatu tempat dulu. Jadi, Junhyung yang kana mengantarku.”
“Apa-apaan itu?” Yesung tidak lagi bisa menahan emosinya, menarik lengan Minnie, menjauh dari Junhyung. “Kau akan pergi denganku.” Yesung menatap Junhyung tajam. “Kau tidak keberatan bukan? Junhyung-ssi?”
Junhyung tersenyum, menyadari kecemburuan Yesung. “Tentu saja tidak. Well, Minnie, kita bertemu di kantormu saja.” Junhyung mengerlingkan matanya pada Minnie, kemudian berlalu meninggalkan mereka.
“Apa maksud namja itu?” Yesung menatap Minnie tajam. “Kau masih mau menemuinya?”
Minnie memutar bola matanya. “Oppa... kau ini apa-apaan? Dia itu rekan bisnisku, tentu saja aku akan sering menemuinya.”
“Tidak boleh!” Minnie sedikit terlonjak, mendengar teriakan Yesung. “Kau harus bersamaku, saat bertemu dengannya.”
“Oppa? Kau tidak cemburu bukan?”
“Cemburu?” Yesung tertawa hambar. “Tentu saja aku cemburu, babo!”

Minnie menghela napas pelan. “Kau cemburu pada orang yang salah Yesung-ssi. Dia itu hanya rekan bisnis, sekaligus teman sekolahku.”
“Perlu di tambahkan, dia pernah mengutarakan perasaannya padamu.”
Mulut Minnie menggangga lebar. “Dari mana oppa tahu?”
“Tidak penting!” Yesung mengangkat bahunya.
“Baik, terserah bagaimana pikiranmu. Aku harus menemui Junhyung sekarang. Kalau oppa tidak mau mengantarku, kau bisa naik taksi.”
Grebbb...
Yesung memeluk tubuh Minnie dari belakang. “Maaf, aku haya takut kehilanganmu.”
Minnie memutar bola matanya, “Bukankah oppa selalu melakukan hal yang sama padaku?”
“Apa maksudmu?”
Minnie memutar bola matanya. “Oppa selalu membuatku cemburu.” Minnie mendengus kesal.
“Kau... mau membalasku?”
“Pikirkan saja sendiri.”
“Chagi...” Bisik Yesung tepat di telinga Minnie, “Kapan kau siap menjadi nyonya Kim?”
“Oppa...” Minnie membalikkan tubuhya, menyentuh pipi Yesung lembut. “Kapan kau akan mengganti sekertarismu yang genit itu?” Minnie tersenyum manis.
“Bagaimana kalau hari ini?” Minnie mengerucutkan bibirnya, merasa dikerjai. “Kau semakin cantik kalau cemberut seperti itu.” Yesung mengecup pipi kiri Minnie, yang sukses membuat kedua pipi Minnie memerah.
------------------------

Hueeekkk...
Ini sudah ketiga kalinya, Eunhyuk memuntahkan isi perutnya.
“Kita harus kerumah sakit.” ucap Wookie cemas.
Sudah hampir dua minggu ini, Eunhyuk selalu memuntahkan semua isi perutnya.
“Mungkin hanya kelelahan, akhir-akhir ini pekerjaanku semakin menumpuk.” Eunhyuk mendekatkan wajahnya ke arah Wookie.
Pletakkk...
Wookie menjitak kepala Eunhyuk. “Kau terlalu bersemangat.”
“Sedikit saja.” Eunhyuk terlihat memelas.
“Tidak!” ucap Wookie tegas.
“Chagi, aku butuh asupan energi.”
Wookie memutar bola matanya. “Mana ada yang seperti itu? Apa kau ingin kelakuanmu yang seperti ini dilihat oleh Taemin?” *Hahaha... Taemin jadi anaknya EunWook, cocok gak yo? ==a*
“Ayolah... sedikit saja,” Eunhyuk mulai merajuk. “Lagipula, Taemin masih kecil, masih tiga tahun, tidak akan mengerti.”
Pletakkk...
“Cuci otak mesummu.” Wookie berlalu meninggalkan Eunhyuk yang merutuki nasibnya, sambil mengelus bekas jitakan Wookie.

“Wookie, selamat, kau sedang mengandung. Sudah berjalan satu bulan.” ucap Chulie dengan riang, sambil menyodorkan amplop berisi hasil test Wookie.
“Mwo? Bagaimana bisa?” Wookie membelalakkan matanya.
“Kaukan punya suami, tentu saja bisa.” ucap Chulie dingin.
“Bukan begitu, maksudku, bagaimana bisa aku tidak menyadarinya?” Wookie menatap langit-langit ruangan milik Chulie. “Aku memnag terlambat datang bulan, tapi... kupikir karena aku terlalu sibuk mengurus Taemin, juga restaurant.” Wookie menggelengkan kepalanya pelan, “Aku bahkan tidak merasakan mual, atau semacamnya.” Wookie terkekeh pelan, “Bahkan, Eunhyuk yang setiap hari... mengalami morning sickness?” Wookie mengeryitkan dahinya.
“Benarkah?” Wookie mengangguk pelan. “Ada beberapa kasus, dimana saat istri sedang hamil, suamilah yang mengalami morning sickness, atau mungkin ngidam. Ehm... sepertinya do'amu dulu telah terkabul.” Chulie terkekeh pelan.
“Apa maksudmu?” Wookie memiringkan kepalanya.
“Bukankah waktu mengandung Taemin, kau pernah berdoa, supaya Eunhyuk saja yang merasakan penderitaanmu?”
“Eh? Kau benar juga.” Keduanya mulai tertawa lepas.

Tok... Tok... Tok...
Ckelekkk...
“Chulie, apa aku mengganggu?”
“Hankyung oppa, masuklah.”
“Wookie, kebetulan kau ada di sini.”
“Aku merasakan sebuah firasat buruk.”
“Hahaha... kau bisa saja.” Hankyung mengalihkan pandangan ke arah Chulie. “Ada waktu?”
Chulie melirik jam di pergelangan tangannya. “Setengah jam lagi ada operasi.”
“Sudah kuduga.” Hankyung menghela napas pelan. “Wookie, mau membantuku?”
“Apa?”
“Antar aku melihat gedung resepsi.”
“Kenapa harus aku?”
“Karena hanya ada kau yang bisa membantuku.” Hankyung melirik Chulie sekilas. “Bahkan Calon mempelai wanita tidak bisa pergi, karena terlalu sibuk dengan pasien-pasiennya.” Hankyung menundukkan kepalanya.
“Berharap saja mempelai wanita tidak kabur ke ruang operasi, saat upacara belangsung.” Wookie terkekeh pelan, sedangkan Chulie hanya mengangkat bahunya.
“Sudahlah, ayo cepat.” Hankyung menarik lengan Wookie.
“Oppa, kau harus lebih hati-hati.”
“Kenapa?”
“Wookie sedang mengandung.”
“Benarkah?” Hankyung menatap Wookie, “Selamat!” Hankyung langsung memeluk tubuh Wookie. “Aku akan segera menyusulmu. Tunggu saja.” bisik Hankyung lirih, tepat di telinga Wookie.
---------------------

“Semuanya sudah beres.” ucap Wookie saat keluar dari gedung yang akan di gunakan sebagai tempat resepsi pernikahan. “Sekarang apa lagi?”
“Temani aku mengambil cincin pernikahan.”
“Hankyung, aku belum penah mengatakan ini secara langsung bukan?” Wookie mencoba mengingat-ingat sesuatu. “Seminggu lagi kau akan menikah, kuucapkan selamat. Semoga kau mendapatkan kebahagiaanmu.”
Hankyung mengusap rambut Wookie lembut. “Terima kasih.” Hankyung melirik perut Wookie sekilas, “Selamat juga, atas kehamilan keduamu.”
“Hankyung.” Wookie mengigit bibir bawahnya. “Kau tahu aku sangat menyayanginya bukan?” Hankyung tersenyum lembut. “Kuharap, kau bisa menjaganya.”
Hankyung menganggukkan kepalanya pelan. “Aku berjanji akan selalu menjaganya.”
==============

Hari Pernikahan...

Hankyung berdiri di depan altar, dengan perasaan gugup. Ini bukan pertama kalinya dia menunggu mempelai wanita dari balik pintu. Tapi... kali ini sedikit berbeda, kali ini tidak ada keraguan dalam hatinya. Kesiapan mentalnya, perasaan bahagianya, keinginana untuk selalu bersama dengan yeoja yang sangat dicintainya, berkecambuk menjadi satu. Membuatnya mampu mengeluarkan keringat dingin di telapak tangannya.
Napasnya seakan berhenti, saat melihat wajah dari mempelai wanita, pujaan hatinya, tersenyum penuh ketulusan kearahnya.
“Kuserahkan putriku padamu.”
Hankyung menganggukkan kepalanya.

“Hankyung, bersediakah kau menerima Cho Teukie sebagai istrimu, dalam keadaan suka dan duka, sampai maut memisahkan?”

*Baru nayadar, ternyata Teukie kagak cocok pke marga Cho wkakaka... #Plakkk...*

“Saya bersedia.”
“Dan kau Cho Teukie, bersediakah kau menerima Hankyung sebagai suamimu, dalam keadaan suka dan duka, sampai maut memisahkan?”
“Saya bersedia.”
Suara tepuk tangan membahana, di seluruh penjuru ruangan.
“Sekarang, kau boleh mencium mempelai wanita.”
Suara riuh terdengar dari para tamu. Hankyung menatap wajah Teukie dalam, perlahan mulai mendekatkan wajahnya.
Chu~
Hankyung mengecup tepat di lesung pipit Teukie.
“Aku suka lesung pipitmu.” Bisik Hankyung lirih. Teukie tersenyum, wajahnya mulai memerah.
------------------

“Teukie...” seorang yeoja memeluk tubuh Teukie. “Selamat atas pernikahanmu.”
“JiHee... terima kasih.” Teukie balas memeluk tubuh JiHee. “Mana Yunho?” tanya Teukie, sambil mengedarkan pandangannya.
“Ah... dia pergi ke toilet sebentar.”
“Kau mencariku?”
“Yunho.” Teukie memeluk tubuh Yunho.
“Ehem...” Suara Hankyung menginterupsi pelukan mereka.
“Sepertinya ada yang cemburu?” Jihee tersenyum jahil, sambil melingkarkan tangannya di lengan Yunho.
“Sepertinya...” Yunho tersenyum ke arah Hankyung. “Hey! Aku sudah menikah, wanita yang saat ini ada di sampingku adalah istri sahku. Kenapa harus cemburu?”
“Aku tidak cemburu.” Hankyung memincingkan matanya. “lagi pula aku sudah tahu kau telah menikah denegan JiHee, bukankah aku datang ke upacara pernikahanmu tahu lalu.”
“Lantas?” Teukie mulai membua suaranya.
“Ini hari pernikahan kita.” Hankyung melingkatkan tangannya ke pinggang Teukie, “Kau hanya akan jadi milikku. Seutuhnya.” bisik Hankyung tepat di telinga Teuki.
“Sejak kapan kau jadi seperti ini?”
“Sejak bergaul dengan Eunhyuk dan Yesung.” Hankyung tersenyum lembut.
“Yunho oppa, sepertinya kita harus pergi. Ada oarang yang tidak ingin diganggu.” Jihee terkekeh pelan.

*Bingung siapa JiHee? Tak kasih boceran dah, Lee JiHee itu nama koreaku :P gak boleh protes! wkakakaka...#Plakkk... T___T*

Di sisi lain...

“Kau terlambat Tuan Cho!” Chulie berkacak pinggang, saat melihat Kyuhyun berlari ke arahnya.
“Maaf, jalanan macet.”
“Tidak ada alasan. Satu lagi, harusnya kau meminta maaf pada Teukie unnie. Adik macam apa kau? Kenapa bisa terlambat di hari penting noonanya sendiri, harusnya...”
Kata-kata Chulie terhenti, saat bibir Kyuhyun dengan sempurna membekap mulut Chulie.
“Sudah selesai marahnya?”
Chulie memutar bola matanya. “Aku tidak akan membiarkanmu hidup, kalau dua bulan kedepan kau terlambat seperti ini.”
“Memangnya ada apa dengan dua bulan lagi?” Kyuhyun tersenyum jahil.
Brukkk...
Chulie menendang kaki Kyuhyun dengan keras. “Dua bulan lagi, hari kematianmu.” Chulie memincingkan matanya, dan beranjak pergi.
Dengan cepat Kyuhyun memeluk tubuh Chulie.
“Mau kemana kau? Kita belum menyelesaikan masalah kita.” Kyuhyun menyandarkan kepalanya di bahu Chulie. “Aku sangat merindukanmu.” bisik Kyuhyun.
“Aku juga.” balas Chulie, sambil tersipu malu.
“Juga apa?” tanya Kyuhyun dengan nada manja.

Pletakkk...
Chulie menjitak kepala Kyuhyun. “Kenapa selalu menyiksaku?” Kyuhyun mengerucutkan bibirnya.
Chup~
Chulie mencium pipi kiri Kyuhyun. “Karena kau bodoh! Tuan Cho.” Chulie terkekeh pelan.
Kyuhyun kembali merengkuh tubuh Chulie. “Katakan padaku, bagaimana pernikahannya?”
“Hehehe... tadi pagi, kami berempat -Chulie, Teukie, Wookie, dan Minnie- sempat mengerjai Hankyung oppa, kubilang padanya ada operasi yang cukup sulit, dan hanya Teukie unnie, yang bisa melakukannya.” Chulie muali terkekeh, “Kau tahu bagaimana reaksinya? Dia pergi ke rumah sakit, menghadap kepala rumah sakit,” Chulie tertawa lepas. “Dia berlari sepanjang rumah sakit, hanya dengan mengenakan piyama tidur.”
“Dasar, tidak pernah berubah.” Kyuhyun menatap wajah Chulie dalam, berusaha melepaskan rasa rindunya, karena sudah sebulan tidak bertemu.
“Saranghae...” bisik Kyuhyun.
“Nado, saranghae...” balas Chulie lembut.
Kyuhyun tersenyum, mengecup pucuk kepala Chulie.
“Dua bulan lagi, kita akan menyusul mereka, mengucapka ikrar janji setia di hadapan Tuhan.”
Chulie menganggukkan kepalanya pelan. “Kyu... masih ingatkah? Kau punya sebuah hutang padaku.” Chulie tersenyum menatap mata Kyuhyun dalam.
“Apa permintaanmu?” ucap Kyuhyun lembut.
“Jangan pernah meninggalkanku.”
“Tidak akan pernah.” Kyuhyun mendekatkan wajahnya ke arah Chulie, “Sampai maut memisahkan.” bisik Kyuhyun, sambil mengecup pipi kiri Chulie.

**** The End ****

Ckckckck....
Ending yang aneh... dah bisa ketebak yo? Berapa banyak reader yg kecewa? Silahkan angkat kaki(?) #Plakkk...
Tapi, lega rasanya keseluruhan cerita Journey To Happiness dah kelar... *loncat2 girang*
Ah... mau bikin sedikit pengakuan dosa(?)
Sejak awal, aku bikin JTH, emg bakal jadi ff KyuChul wkakaka... Alasannya, bo' sadar gak? Aku belum pernah bikin ff Chapter dgn pairing KyuChul ee... padahal aku kan admin KyuChul ==' wkakaka... #Plakkk...
Oh ya... pengen tahu kenapa Hankyung bisa nikah ma Teukie? Tgg aja special partnya HanTeuk *senyum paling licik* Thanks, buat suamiku tercinta, yg bersedia membantuku membuat sedikit kamuflase(?) Apa itu YunTeuk? Wong dari awal aku mau bikin HanTeuk kok *ditabok massa* pan Yunho cmn milik JiHee kekeke~

Well, Special Thanks, buat semua reader {Mianhe, gak bisa tak sebutin satu-satu} yang selalu kasih semangat, dukungan, teriakan(?) *nutup telinga Hae(?)* kadang juga bisa jadi renternir(?) dadakan hehehe... :P
Thanks, atas semua komen2nya selama ini, yang jujur aja, bisa bikin aku ngakak gulung tikar(?) kekeke~
Thanks, masih mau baca neh ff super aneh pek akhir *Mata berkaca2, kena lempar emas batangan(?)* wkakaka...
Thanks for Everything... *Hug*
Love You All... Chu~

Nb: Berhubung ini part akhir, silahkan kasih respon kalian yg paling jujur. Well, ada yg mau membunuh, membantai or memuntilasiku? Yunho ma Donghae {dua suamiku tercinta} siap mengantikanku kok Wkakaka~buuurrrr

1 komentar:

  1. Annyeong! Aku mau jujur banget nih.! *gananya* Aku suka banget sama cerita ini ^-^ thank's author:) dan berikut saranku: kan ini ceritanya tentang KyuChul. Kenapa kisah mereka setelah chulie pulang dari bandara sama hankyung gak di tulis? Kan endingnya jadi kepo :( tiba2 hankyung sama teukie nikah. dan Kyuhyun sama chulie bersatu. jadi aku penasaran sama apa yg terjadi sebelum itu semua. Aku cuma pengen part khusus tentang kisah 'mereka' semua setelah pembatalan pernikahan Hanchul, dan part selanjutnya ketika kyuchul menikah, ini kan tentang Kyuchul jadi harus ada puncaknya kisah mereka. Author.. *hening* JEBAL T.T *bow 5 menit* jeongmal gomawo :)

    BalasHapus