Senin, 08 Agustus 2011

«» Journey To Happiness ® Part 23 «»


Author : Me aka Reni Yunhae Uknow
Genre : Comedy-Romance / Genderswitch
Rating : PG-15
Main Cast : Kyuhyun (Namja)
                     Heechul (Yeoja)  
                     Hankyung (Namja)  
==========================

Chulie mengingat setiap kata-kata Wookie, dan kali ini, dia mulai mempraktekkannya. Perlahan, Chulie membuka kedua matanya, saat itu juga dia melihat sosok Hankyung yang sedang mengulurkan tangannya, dengan senyuman khas yang menghiasi sudut bibirnya.
“Wookie, bagaimana ini? Aku melihat Hankyung oppa yang ada di hadapanku.” batin Chulie. “Apa itu artinya Hankyung oppa... orang yang tepat untukku? Haruskah aku mengabaikan sekilas bayangan Kyuhyun tadi?” gumam Chulie dalam hati.


Chulie menatap uluran tanganHankyung, mencoba untuk meyakinkan diri.
“Kau tahu?” Chulie mendongak, saat mendengar Hankyung kembali membuka suaranya. “Mungkin ini terdengar sedikit mendramatisir,” Hankyung terkekeh pelan, kemudian menatap kedua mata Chulie dalam. “Tapi aku mulai memahami satu hal. Waktu adalah perjalanan dalam kehidupan, setiap detik yang kita lalui adalah proses menuju sebuah kebahagiaan yang sesungguhnya.” Hankyung menghela napas pelan. “Entah... bagaimana kau melalui waktu beberapa bulan terakhir ini, bersama seorang Kyuhyun. Tapi, jujur saja, aku tidak bisa mengabaikan begitu saja... kebersamaan kita selama 4 tahun ini.” Hankyung mengeluarkan senyuman lembutnya. “Aku tahu kau mencintai Kyuhyun. Tapi... aku juga yakin kau masih mencintaiku.” Chulie menggigit bibir bawahnya, mendengar tiap kata-kata hankyung, setiap pernyataan mampu menusuk relung hati Chulie.
“Well, seperti katamu sebulan yang lalu, kita mulai semuanya dari awal.” Hankyung kembali mengulurkan tangannya. “Menikahlah denganku... Kim Heechul.”

Chulie menarik napasnya dalam. “Oppa... boleh aku meminta sedikit waktu untuk berfikir?”
“Apa dengan berfikir, kau akan menerima lamaranku?”
Deg...
Jantung Chulie berdebar kencang, keringat dingin mulai membasahi kedua telapak tangannya. Ada sebuah perasaan bersalah yang hinggap di dalam hatinya.
“Apa menurutmu aku terlalu memaksa?” Hankyung tersenyum, saat melihat Chulie menggelengkan kepalanya. “Tapi aku memang memaksamu.”
“Oppa...”
“Aku memaksamu untuk memberikan jawaban hari ini juga.” sela Hankyung cepat.
“Oppa! Kenapa kau jadi seperti ini?”
Hankyung mengangkat bahunya pelan, “Entahlah, mungkin... aku hanya takut. Kurasa... keputusanmu bisa berubah, saat matamu bertemu pandang dengan Kyuhyun.”
“Oppa, bisakah kau percaya padaku?”
“Kau tahu dengan pasti apa jawabanku.”

“Hankyung.” sebuah teriakan sukses membuat Hankyung, dan Chulie menolehkan kepala, pada sumber suara.
“Yesung-ssi, kau membuatku kaget!” tukas Chulie tajam.
“Hankyung, apa yang kau lakukan di sini? Bersama... Chulie?” Yesung mengangkat sebelah alisnya.
“Tidak melakukan apa-apa.” ucap Hankyung datar.
“Hei, kau masih ingat rencana kita bukan? Ayo cepat, sebentar lagi pasangan pengantin yang budiman(?) itu akan pergi.” tanpa aba-aba, Yesung menarik lengan Hankyung.
“Yesung, tunggu dulu, aku...”
“Tidak ada waktu lagi, kita harus pergi! Chulie, ku pinjam Hankyung sebentar.”
“Eh?” Chulie mengeryitkan dahi, menggaruk pelipisnya.
Pandangan mata Chulie tidak lepas dari punggung Hankyung yang mulai menjauh. Sebuah senyuman tersungging di sudut bibir Chulie, saat mengetahui kedekatan Hankyung dan Yesung. Sejurus kemudian, Chulie memejamkan matanya, mencoba untuk mengingat kata-kata Wookie.

Jika kau masih ragu-ragu, coba tanyakan pada hati dan perasaanmu. Siapa, yang berhasil mendapatkan tempat tertinggi di hatimu.”

Chulie mendesah pelan, menenggadah, menatap langit yang dipenuhi dengan hiasan kerlap-kerlip bintang.
“Kenapa aku semakin bimbang? Ya Tuhan... apa yang harus kulakukan?” gumam Chulie, terdengar nada keputusasaan, dalam suranya.
Chulie masih bergulat dengan pemikirannya, beberapa saat kemudian, sebuah bayangan melintas dalam benak Chulie.

- Flashback, 5 tahun yang lalu -

* Chulie POV *

Ini pertama kalinya aku naik bus, kalian tahu yang kurasakan? Benar-benar terasa... menyenangkan.
Hey! Aku sudah masuk High School.
Ah... aku ingin mengalami masa-masa remaja yang 'normal'. Bingung kenapa kau bicara seperti itu? Oke, harus ku akui, aku putri keluarga terpandang, ehm... bisa dibilang cukup kaya, dengan latar belakang yang 'menggagumkan', menurut sebagian besar orang. Dan itu membuatku... selalu diawasi dengan ketat, jujur saja, aku pernah merasakan yang namanya diculik, hebat bukan?
Jesss...
Tit... Tit... Tit...
Akhirnya, bus berhenti, tidak jauh dari gerbang sekolah. Dengan cepat, kulangkahkan kakiku untuk meninggalkan bus penuh sejarah(?) ini kekeke~

Aku berjalan pelan, sangat pelan, entah mengapa perutku terasa sedikit sakit. Tunggu dulu, apa ini hanya perasaanku? Kenapa aku merasa semua pasang mata tertuju padaku? Apa aku begitu aneh? Well, aku kan hanya memegang perut sambil berjalan ==a
Kuputar kepalaku ke arah belakang, saat mendengar suara kekehan kecil dari seorang yeoja.
“Maaf, boleh aku tahu, apa ada yang aneh dengan diriku?”
“Sebenarnya aku memang ingin memberitahumu. Kau tidak aneh, hanya saja...” yeoja itu melirik bagian belakang tubuhku sekilas. “Kau tidak sadar?” aku mengerutkan alis, kemudian, yeoja itu mencoba membisikkan sesuatu padaku. “Kau sedang dapat tamu.”
Aku membelalakkan mata lebar. Jadi itu arti tatapan mata semua orang? Aku tidak sadar kalau kedatangan tamu? Dan yang lebih parah, tamu tidak diundang(?) itu, saat ini telah tercetak jelas di rok seragamku, yang notabene berwarna putih? Ya Tuhan... aku malu sekali >///

Aku berjongkok, bersandar pada dinding, di luar sekolah. Saat ini, yang ada di dalam otakku hanya satu kata, 'pulang'. Tapi, aku hanya bisa pasrah saat menyadari ponselku tertinggal di kamar. Dan inilah yang bisa kulakukan, satu-satunya cara, hanya menunggu sampai semua orang masuk ke dalam gedung sekolah, dengan begitu aku bisa pergi ke box telpon umum di ujung jalan, tanpa perlu memberikan tontonan gratis(?) pada semua orang.
“Kenapa tidak masuk?”
Aku mendongak, menatap wajah asing, dari seorang yeoja yang telah menegurku.
“Berdirilah!”
“Eh?”
“Kau takut terlambat? Kita masuk sama-sama.”
“Eh? Tapi aku...”
“Tidak ada alasan. Kau ingin membolos?”
“Bukan begitu...” belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, yeoja itu telah menarik tanganku, sedikit kasar.

Brukkk...
Kurasakan tubuhku tersungkur di tanah, aish... yeoja ini, benar-benar menjengkelkan!
Aku mencoba bangun dari posisiku yang tidak menyenangkan ini, dengan cepat kutatap wajah yeoja itu tajam. Eh? Kenapa dia membelalakkan mata? Mau mengintimidasiku? Tidak semudah itu! Aku ini seorang Kim Heechul. Kupasang wajah angkuh di hadapannya.
“Sebenarnya apa maumu?” kukatakan dengan nada halus, namun penuh tekanan.
“Aku salah satu petugas kedisiplinan sekolah. Melihatmu dalam posisi seperti tadi, tentu saja aku akan melakukan tindakan. Well, kelakuanmu sedikit mencurigakan.”
Kuputar bola mataku. “Nona, kalau aku ingin melakukan pelangaran atau semacamnya, tidak mungkin aku masih berada di lingkungan sekolah. Bodoh!”

"Mwo?” kulihat wajah yeoja itu menjadi merah padam. “Berani...” yeoja itu mulai mengangkat tangannya, hey, mau melakukan kekerasan?
“Nona Shim! Apa yang kau lakukan?” kulihat seorang namja, yang... well, cukup tampan, berusaha menyelamatkanku dari tangan halus(?) yeoja itu.
“Dia, tidak sopan.” yeoja itu menatapku sinis.
“Apa yang dia lakukan?”
Kudengar yeoja itu berdecak kesal. “Mengataiku bodoh.”
“Hanya itu?”
“Ya! Hanya itu!”
“Kau menyalagunakan jabatanmu?”
“Hankyung... bukan itu, aku hanya...”
“Cukup! Aku yang akan mengurus yeoja ini.” kulihat yeoja itu menghentakkan kakinya, dan berlalu menuju gedung sekolah.

Aku membelalakkan mata, saat namja itu melingkarkan blezernya di pinggangku.
“Ini jauh lebih baik.” kulihat senyuman tulus di wajahnya.
“Terima kasih.”
“Kau murid baru?” aku menganggukkan kepala pelan. “Melihat kondisimu, akan kuberi kau dispensasi khusus.” namja itu mulai membalikkan badannya.
“Kim Heechul.” kataku dengan cepat. Berhasil, namja itu kembali mengalihkan pandanganya ke arahku. “Kau bisa memanggilku Chulie.” kuberikan senyuman termanisku.
“Hankyung.” ucapnya singkat, sambil tersenyum.
Aku tidak akan pernah melupakan hari ini. Benar-benar hari yang istimewah.
==============

Kalian tahu? Hankyung sunbei dia adalah ketua osis, setidaknya sampai jabatan itu di serahkan pada anak kelas dua, karena tahun ini, adalah tahun terakhirnya berada di sekolah ini. Ah... satu lagi, dia juga kapten tim bola basket sekolah. Namja yang sempurna bukan? Kurasa, aku mulai mengaguminya, dalam banyak arti kekeke~
-------------------

Kenapa? Hanya itu yang ada dalam otakku saat ini. Perlu kalian ketahui, aku tidak terlalu suka olah raga. Aku mengutuk siapapun yang telah memilihku untuk mewakili kelas, dalam festival olah raga, dan beruntungnya(?) aku, dapat bagian lari jarak jauh ini.
Dengan lemas, kulangkahkan kakiku menuju garis start. Tak kuhiraukan semua sorak-sorai dukungan yang cukup membuatku pusing, aku kan tidak menyukai kondisiku saat ini! Tapi, tunggu dulu, kulihat Hankyung sunbei melambaikan tangannya padaku? Aku bisa membaca gerak bibirnya yang memberiku semangat. Oh... Tuhan... kehadirannya bagaikan asupan energi bagiku. Ku kepalkan tanganku, berusaha mengumpulkan semangat, aku harus menjadi juara dalam lomba ini, meski aku sedikit meragukannya =='

“Juara dua? Tidak buruk. Selamat.”
“Sunbei? Terima kasih.” kugigit bibir bawahku, sedikit malu dengan pujiannya.
“Kuambil minuman dulu.” kulihat punggung Hankyung sunbei yang mulai menjauh.
Brukkk...
Kurasakan seseorang menabrakku, seketika tubuhku oleng, dan sukses mendarat dengan sempurna di permukaan tanah(?). Aku sedikit meringis, menahan sakit pada pergelangan kakiku.
“Chulie...” aku mendongak, saat mendengar suara Hankyung sunbei. “Kau kenapa?” aku hanya mampu menggelengkan kepala pelan, rasanya kakiku menjerit dengan keras. “Cepat naik!”
“Sunbei...”
“Kubilang cepat naik! Kita ke ruang kesehatan sekarang!”
Entah kenapa, ada sebuah perasaan bahagia dalam hatiku. Malu? Tentu saja, tapi... aku menikmatinya, jarang-jarang aku bisa digendong, di punggung seorang Hankyung bukan? Kekeke~
------------------------------

“Chulie, berapa lama kita berteman?” tanya Hankyung sunbei saat mengantarku pulang.
“Ehm... sekitar dua bulan?”
“Jadi, bisakah kau jangan memanggilku sunbei?”
“Lalu? Aku harus memanggilmu apa? Adjushi?” tanyaku sedikit jahil.
“Hey! Bagaimana kalau yeobo?”
“Mwo?”
“Hahaha... hanya bercanda, jangan menunjukkan wajah shockmu seperti itu. Kau, cukup memanggilku oppa, bagaimana?”
“Ehm... baiklah, oppa.”
“Tapi, kurasa suatu saat nanti, kau benar-benar harus memanggilku yeobo.” Hankyung oppa terkekeh pelan.
===================

Apakah akau sedang mimpi? Sebuah pernyataan cinta keluar dari mulut Hankyung oppa? Dan yang membuatku semakin terkejut, semua kata-kata itu di tunjukkan hanya untukku? Bolehkan aku melayang sekarang?
“Chulie, kau mendengarku?” Aku hanya bisa menganggukkan kepala pelan. “Lalu?”
Aku mendesah pelan, “Apa yang harus ku katakan? Jawaban seperti apa yang kau inginkan? Aku takut... tidak sesuai dengan apa yang kau harapkan.” kutatap kedua bola matanya dalam. “Oppa, maaf...” kugantung kata-kataku.
“Aku tahu, kau tidak akan memaksamu.”
“Oppa, kau tahu apa?”
“Aku tahu bagaimana perasaanmu. Aku memakluminya.”
“Jadi, kau tahu kalau aku juga menyukaimu?” kataku sedikit menggoda.
“Maksudmu?”
“Tentu saja aku mau menjadi yeojachingumu Hankyung oppa-ku yang tampan.” aku tersenyum jahil.
“Dasar!” Hnakyung oppa memeluk tubuhku, hangat terasa sdangat hangat, satu algi, aku akan selalu mengingat aroma tubuhnya.

Perlahan, kurasakan pelukan Hankyung oppa mulai mengendur. Saat aku mendongak, mata kami bertemu, cukup dalam, hingga mampu membuatku merasa sesak napas.
Kulihat wajah Hankyung oppa mulai mendekat, dengan cepat kupejamkan mataku. Berdebar-debar? Tentu saja. Tuhan... haruskan aku memberikan first kissku hari ini? Apa terlalu cepat bagi kami melakukan ini? Tapi, jujur saja, kalau oarng itu adalah Hankyung oppa, aku rela >.

Chu~
Sebuah kecupan ringan mendarat dengan sempurna di dahiku. Kugigit bibir bawahku, bisa kurasakan bibirnya yang hangat, bisa kurasakan ketulusannya, bisa kurasakan bahwa Hankyung oppa benar-benar menyayangiku.
Kutatap wajahnya, sebuah senyuman tersungging di sudut bibirnya, tanpa ragu ku kecup pipi kirinya. Sebuah ungkapan terima kasih, karena telah memberiku sebuah kesempatan, menjadikanku yeoja paling bahagia di dunia.

- End Of Flashback -

*Author POV *

Chulie mengerjapakan mata beberapa kali, saat bayangan dari masa lalunya perlahan mulai memudar.
Chulie, menghela napas pelan, “Aku sudah memutuskan.” ucapnya dengan mantap.

“Chulie? Apa yang sedang kau lakukan di sini?” Kyuhyun menyipitkan matanya, mencoba mengedarka pandangan. “Sendirian?”
“Ya Tuhan, kenapa selalu seperti ini? Saat aku memikirkan Hankyung oppa, seorang Kyuhyun selalu ada di sekitarku.” gerutu Chulie dalam hati.
“Kenapa diam saja?” Kyuhyun duduk, di samping Chulie.
“Karena pertanyaanmu tidak penting!” jawab Chulie acuh.
“Benarkah?” Kyuhyun mendekatkan wajahnya, “Apa kau sedang memikirkanku?” goda Kyuhyun.
“Tentu saja...” Chulie tersenyum manis, “Tidak! Tuan narsis.” Chulie memutar bola matanya.
Kyuhyun terkekeh pelan, “Pemandangan yang indah.” Chulie menoleh, menatap Kyuhyun yang sedang menengadah, menatap langit. “Jauh terlihat lebih indah, karena kau ada di sampingku.” Chulie terkesiap, saat merasakan Kyuhyun menyandarkan kepalanya, di bahu Chulie.
“Kyu... jangan seperti ini!”
“Lalu, aku harus seperti apa?” Kyuhyun mulai memejamkan matanya. “Sejujurnya, aku takut, Hankyung akan bertindak lebih cepat daripada diriku.”
Deg...
Chulie mulai merasa sesuatu menghimpit dadanya, hingga terasa begitu menyesakkan.
“Kyu, maaf...”
Kyuhyun menatap wajah Chulie lembut, “Untuk apa?”
“untuk semuanya.” Chulie mendesah pelan, “meskipun tidak ada niat sedikitpun, tanpa sadar aku telah menyakitimu, dan mungkin, akan selalu meyakitimu.”
“Kau ini bicara apa? Aku tahu dengan pasti, diantara kita bertiga, kaulah orang yang paling tersakiti.” Kyuhyun tersenyum lembut, sebuah senyuman yang di paling disukai oleh Chulie, hingga mampu membuat Chulie sedikit kesulitan untuk bernapas.

“Jam berapa sekarang?” gumam Kyuhyun sambil melirik jam di pergelangan tangannya. “Kita harus mengantar Eunhyuk dan Wookie.”
“Mengantar?” Chulie mengerutkan dahinya.
“Maksudku mengantar mereka sampai pintu depan.”
Chulie memukul lengan Kyuhyun pelan. “Dasar, kukira kita mengantar mereka sampai hotel.”
“Hey! Tidak mungkin aku mengganggu privasi mereka.” Chulie mengerucutkan bibirnya. “Kau terlihat semakin cantik, saat cemberut seperti itu.” Kyuhyun terkekeh pelan.
Sejurus kemudian, Kyuhyun menarik lengan Chulie, meninggalkan taman belakang, rumah Eunhyuk.
==============

“Hati-hati di jalan.” teriak Yesung dengan penuh semangat.
“Apa kau merasa keterlaluan pada mereka?” bisik Hankyung lirih.
Yesung mengangkat bahunya ringan, “Hey! Kau dan Kyuhyun juga punya andil dalam rencana ini.”
“Bisa di ralat? Kurasa aku hanya dijadikan kambing hitam.”
Yesung menepuk punggung Hankyung. “Tenang saja, semuanya akan beres.”
“Aku, sedikit tidak yakin.” Hankyung menegrutkan keningnya.

“Senang rasanya, melihat Eunhyuk dan Wookie bersama.” ucap Yunho sambil tersenyum.
“Setidaknya, untuk kedepannya, Eunhyuk tidak akan menggangguku lagi.” ucap Teukie dingin.
“Tidak pernah berubah.” Yunho mengacak rambut Teukie lembut. “Kapan kau akan kembali ke Jepang?” tanya Yunho, sambil menatap wajah Teukie.
“Entahlah.” Teukie mengedikkan bahunya. “Kau sendiri kapan akan kembali ke Jepang?”
“Ehm... apakah ini termasuk berita baik?” Yunho menatap langit-langit ruangan, “Sepertinya aku akan tinggal lebih lama di Korea.” Yunho tersenyum lembut.
“Benarkah? Dalam rangka apa?”
“Aku harus menangani beberapa masalah perusahaan, yang ada di sini, sebelum aku kembali mengurus cabang di Jepang.” Yunho mengedipkan matanya. “Kita punya waktu untuk jalan-jalan bukan?”
“Kau kan sibuk!” Teukie berdecak pelan.
“Bisa diatur.” ucap Yunho tenang. “Ayolah, ada banyak hal yang ingin kuceritakan padamu.”
“Misalnya?”
Yunho membisikkan seseuatu di telinga Teukie.
“Benarkah?” Teukie terlihat begitu bersemangat, sedangkan Yunho, dia hanya menganggukkan kepalanya pelan. “Yunho... aku sangat menyayangimu.” Teukie memeluk tubuh Yunho dengan erat.
“Aku juga,” bisik Yunho, tepat di telinag Teukie. “Karena itulah, kau... adalah orang pertama yang tahu masalah ini.”

Minnie tersenyum manis, mengeratkan pelukannya di lengan Yesung. “Satu lagi oarang yang berbahagia.” gumamnya lirih, saat melihat Teukie dan Yunho saling berpelukan.
“Apa maksudmu?”
Minnie mengedikkan kepalanya ke arah Teukie dan Yunho. “Pasangan yang serasi.” Minnie tersenyum manis.
“Semoga saja noona tidak berusaha membunuh Yunho hyung.” Yesung terkekeh pelan.
“Jangan bicara sembarangan! Teukie unnie orang yang sangat baik.” protes Minnie.
“Dia memang baik, hanya sedikit menyeramkan.” dengan cepat Minnie memukul lengan Yesung.
“Boleh aku tanya satu hal padamu?”
“apa?”
“Kenapa kalian bertiga -Minnie, Chulie, dan Teukie- tidak ikut berbaris, saat Wookie melempar karanga bunganya? Apa noona dan Chulie yang mempengaruhimu?” Yesung memincingkan matanya.
“Aku hanya belum siap, menjadi yang berikutnya.”
“Apa maksudmu? Kau tidak ingin menikah denganku?” Yesung membelalakkan matanya.
“Tidak.” jawab Minnie tegas, “Sampai oppa berhenti menggoda semua yeoja yang oppa temui.”
“Minnie.” protes Yesung. “Aku tidak pernah menggoda yeoja manapun.”
“Benarkah?”
“Mereka sendiri yang selalu menempel padaku.”
Minnie menarik napas pelan, berusaha mengatur emosinya yang mulai tidak terkendali.
“Minnie, dengarkan aku dulu.” Yesung menggenggam tangan Minnie lembut. “Kau harus tahu satu hal. Meskipun semua yeoja di dunia ini mengelilingiku, hanya kaulah satu-satunya magnet bagiku.” Minnie mulai tersipu, mendengar kata-kata Yesung.
“Dasar, tukang gombal.”

“Ah, apa kira-kira mereka -Eunhyuk dan Wookie- telah sampai?” tanya Yesung sambil tersenyum jahil, Minnie terlihat memiringkan kepalanya. “Aku harus menelepon Eunhyuk.”
“Oppa! Kau tidak boleh mengganggu mereka!”
“Tidak akan mengganggu.” Yesung tersenyum licik, sambil mengeluarkan ponselnya.
“Yoboseyo.” terdengar suara Eunhyuk di ujung telepon.
“Eunhyuk, kau... belum melakukannya bukan?”
“Hya! Yesung! Menelepon hanya untuk menanyakan hal tidak penting seperti ini?” Eunhyuk mulai mengerutu.
“Hehehe, tidak hanya ingin tahu saja. Bagaimana hasilnya.”
“Apa maksudmu?”
“Kau merasa perubahan dalam tubuhmu?”
“Sedikit.”
“Kurasa mulai bekerja.”
“Hya! Yesung, sebenarnya apa maksudmu.”
“Aku.” Yesung mulai tertawa lepas. “Hanya sedikit mencampurkan obat kuat dalam minumanmu.”
“Mwo?”
“Kami menunggu hasilnya, cepat beri kami keponakan yang lucu-lucu. Selamat bekerja.”
Tut... Tut... Tut...
Yesung memutuskan sambungan teleponnya.

“Oppa!” Minnie berdecak kesal. “Apa maksudnya itu?”
“Apa?” Yesung menggeruk kepalanya yang tidak gatal.
“Telepon itu!” Minnie mulai terlihat tidak sabaran.
“Oh, hanya memberi Eunhyuk 'semangat'.”
“Oppa! Kau tidak boleh melakukan itu!”
“Sudah terlambat.” ucap Yesung sedikit acuh. “Perlu kau ketahui, Hankyung dan Kyuhyun terlibat dalam masalah yang satu ini.”
“Mwo?” Minnie membelalakkan matanya lebar. Sejurus kemudian, Minnie beranjak pergi, meninggalkan Yesung, sambil menghentakkan kakinya.
“Minnie, kau mau kemana?”
“Bicara dengan Hankyung oppa.” ucap Minnie tegas.
----------------------

Di tempat lain...

Wookie terlihat panik, saat mendengar teriakan Eunhyuk, dari dalam kamar mandi.
“Eunhyuk, kau kenapa?” Wookie terus mengetuk pintu kamar mandi. “Kau baik-baik saja? Eunhyuk, cepat jawab aku!” Wookie terlihat muali tidak sabaran.


Sorry Sorry Sorry Sorry
Naega naega naega meonjeo
Nege nege nege ppajyeo
Ppajyeo ppajyeo beoryeo baby

Terdengar suara ponsel Eunhyuk. Dengan cepat Wookie mengangkat pangilan itu, saat melihat nama Minnie tertera di layar ponsel.
“Yoboseo.”
“Unnie! Untunglah kau yang mengangkat. Kau baik-baik saja? Apa terjadi sesuatu? Kenapa ponselmu tidak aktif?”
“Mana yang harus kujawab terlebih dahulu?”
“Lupakan, semua baik-baik saja?”
“Lebih tepatnya buruk.” Wookie mendesah pelan.
“Maksudnya?”
“Aku datang bulan, dan Eunhyuk...” Wookie mengalihkan pandangan ke arah pintu kamar mandi, “Mengurung diri di kamar mandi.”
“Mwo? Yesung oppa!” terdengar suaar geraman Minnie.
“Kau ini bicara apa?”
“Maaf, Yesung oppa, sedikit keterlaluan.”
“Aku tidak mengerti.”
“Yesung oppa, mencampurkan 'obat kuat' di minuman Eunhyuk oppa.”
“Mwo?” Wookie membelalakkan matanya. “Aku mengerti.”
sesaat setelah memutuskan sambungan cepat Wookie menghubungi resepsionis, meminta di sediakan beberapa bongkahan es.

Tok... Tok... Tok...
“Eunhyuk! Buka pintunya sekarang juga! Atau kau lebih senang kita bertemu di pengadilan?”
“Apa maksudmu?” teriak Eunhyuk, sambil membuka pintu kamar mandi dengan kasar.
“Kupikir kau mau menuntut Yesung.” Wookie terkekeh pelan.
Eunhyuk terkesiap, “Kau menipuku?”
“Aku akn hanya bilang kita bertemu di pengadilan, memangnya apa yang kau pikirkan?”
“Kau meminta cerai dariku.”
“Babo!” Wookie menjitak kepala Eunhyuk pelan, “Kubawakan beberpa bongkahan es, kurasa kau butuh waktu untuk... 'mendinginkan diri'.”
“Wookie,” Eunyuk menggenggam tangan Wookie erat, temani aku, tapi... jangan terlalu dekat denganku.”
Wookie terkekeh, sambil menganggukkan kepalanya pelan.
--------------------

Di sisi lain...

Chulie berjalan, berdampingan dengan Kyuhyun, menuju taman belakang.
“Mau kuantar pulang?” tawar Kyuhyun.
“Hankyung oppa yang akan mengantarku.”
“Chulie, sebenarnya...”
“Oppa, sejak kanap kau ada di sini? Kenapa tidak mengajakku?” Chulie memotong kata-kata Kyuhyun, dan berlari ke arah Hankyung yang telah berdiri di taman belakang.
“Hanya tidak inginj mengganggumu.” Hankyung melirik Kyuhyun sekilas.
“Apanya yang mengganggu? Oppa bicara apa?” Chulie berdecak kesal.
“Kebetulan kau ada disini.” Hankyung tersenyum ke arah Kyuhyun. “Ada yang ingin kubicarakan.”

“Oppa...” Chulie mengigit bibir bawahnya, “Pembicaraan kita tadi...” Chulie menyentuh tangan Hankyung, “Aku menerima tawaranmu.”
“Benarkah? Kau yakin?”
Chulie menganggukkan kepalanya. “Sudah kuputuskan.”
dengan cepat Hankyung memeluk tubuh Chulie, “Aku tidak sedang bermimpi bukan? Kau menerima lamaranku?”
“Kau tidak sedang bermimpi oppa, aku memang bersedia menikah denganmu.” ucap Chulie, tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Kyuhyun.

*** TBC ***

Mianhe... (_ _')
Neh ff gaje dah di publish seminggu sekali, ee... pke acara telat agi *gak d publish jg gpp kok* beneran? Asikkkkk... *loncat2 keliling lapangan(?)*
Oke, JTH molor karena satu alasan, aku belum sempet ngetik *Author pemalas* wkakaka... #Plakkk... lha... apa yang mau di publish coba? Klo kagak ada ketikan sama sekali *pasang wajah paling polos, tanpa dosa* bukan salahku, siapa suruh semua cast JTH pada mogok main di tengah jalan kekeke~
Well, satu berita bagus(?) part selanjutnya, adalah part terakhir dari Journey To Happiness ^^v
Ehm... gak perduli part 24 bakal nyambung atau tidak, gak peduli aku terkesan memaksakan jalan cerita, gak peduli meski endingnya bakal berubah jd Angst, gak peduli aku bakal mengecewakan semua reader, gak peduli aku bakal dibantai massa(?) *==a ralat ding, aku masih mau hidup tenang ma YunHae hohoho* pkoknya aku bakal bikin semua cast JTH kerja rodi, klo perlu kagak dpt jatah makan(?) *sarap!* buat nyelesaiin last part JTH fufufu~
So, buat reader yg mulai boring ma JTH, kalian bisa bernapas lega dah *senyum ceria* aku baik hati kan? *kedip2 mata*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar