Sabtu, 09 Juli 2011

«» Journey To Happiness ® {Special Part~΅Minnie-Yesung΅} «»


Author : Me aka Reni Yunhae Uknow
Genre : Comedy-Romance / Genderswitch
Rating : PG-16
Main Cast : Minnie (Yeoja)
                     Yesung (Namja)     
=======================


* Minnie POV *

Lee Sungmin namaku, tapi aku lebih suka dipanggil Minnie, tahu kenapa? Karena oppaku, Lee Donghae, juga kedua orang tuaku, selalu memanggilku Minnie.
“Itu artinya kami sayang padamu.” itulah alasannya, saat kutanya kenapa selalu memanggilku Minnie.
Aku selalu mendapatkan kasih sayang yang berlimpah, dari seluruh anggota keluargaku. Tapi... mulai sekarang aku tidak akan bisa merasakannya lagi. Kenapa? Karena saat ini aku sedang duduk di depan foto kedua orang tuaku. Benar sekali, hari ini adalah upacara pemakaman kedua orang tuaku. Semalam... mereka mengalami kecelakaan saat perjalanan menuju Busan, nyawa mereka tidak sempat tertolong saat tiba di rumah sakit.


Tahu apa yang kurasakan saat ini? Sakit sekali, hatiku benar-benar perih. Aku masih 9 tahun, tapi... dengan tega mereka meninggalkan aku dan oppa.
Dari semalam, air mataku tidak bisa berhenti mengalir, saat ini, bisa kurasakan genggaman tangan Donghae oppa yang semakin erat.
“Istirahatlah.” bisik Donghae oppa tepat di telingaku.
Aku hanya mampu menggelengkan kepala, karena suaraku hilang entah kemana.
“Minnie, pergilah sebentar.” kutatap wajah Donghae oppa, ada kecemasan dalam sorot matanya, kualihkan pandangan ke arah pintu masuk, benar saja, beberapa orang yang kutahu adalah rekan bisnis appa, sedang berjalan menuju ke arah kami.
Kuseka air mataku, menatap Donghae oppa sejenak, kemudian menganggukkan kepala, beranjak pergi menuju taman belakang.

Kulangkahkan kakiku secara perlahan, aku tahu kenapa oppa menyuruhku pergi, oppa pasti tidak ingin aku mendengar kata-kata simpati yang sama, yang diucapkan hampir oleh semua orang. Terlebih kata-kata yang membuat kami semakin sesak napas, pertanyaan siapa yang akan mengurus kami? Sebenarnya aku tidak mempedulikan semua itu, asal Donghae oppa ada di sisiku, itu lebih dari cukup.
Aku duduk disebuah ayunan, di bawah pohon, yang khusus dibuat oleh appa untukku. Mataku kembali berkaca-kaca. Aku mendongak, menatap langit biru, mencoba untuk menahan laju air mataku.
“Matamu sangat indah, sayang jika tertutup oleh genangan air mata.” sebuah suara yang sangat asing bagi pendengaranku, telah sukses membuyarkan semua lamunanku.
Kualihkan pandanganku pada sumber suara, aku mengeryit saat melihat sesosok namja yang terlihat lebih tua dariku, dengan mata sipitnya, dia menatapku sambil tersenyum.

“Akan jauh lebih cantik, jika kau tidak menghiasi wajahmu dengan air mata.” ucapnya sambil menyeka air mataku yang masih belum mengering.
Aku hanya terdiam, menatap wajahnya. Siapa dia? Itu pertanyaan yang terus berputar di otakku.
Tiba-tiba telunjuknya berhenti tepat di sudut bibirku. “Pasti kau mempunyai senyuman yang sangat manis.” dia menatapku dalam, mencoba mencari pembenaran dalam kata-katanya. “Kurasa kau adalah yeoja yang cukup kuat, aku yakin kau bisa melewati semua ini.” aku masih terdiam, mencoba mencerna tiap kata-katanya. Apa namja yang ada di depanku ini berusaha menghiburku? Aku merasa terharu, tanpa sadar aku kembali meneteskan air mataku.
“Eh? Bukankah sudah kubilang, kau akan jauh-jauh-jauh lebih cantik tanpa air mata. Bisakah kau berjanji padaku? Saat kita bertemu lagi, kau tidak akan menangis lagi.”aku tetap diam, tanpa menerima ataupun menolak ucapannya.
“Yesung.”
“Ya appa, aku segera datang.” kutatap wajahnya, jadi namanya Yesung? Akan kuingat itu. “Maaf, aku harus pergi, sampai ketemu lagi.” kulihat dia melambaikan tangannya.

Baru beberapa langkah dia berjalan, tiba-tiba dia membalikkan tubuhnya, kembali berjalan ke arahku, aku sedikit mengerutkan dahi, kulihat dia hanya tersenyum.
“Saat kita bertemu lagi, kuharap... akan terukir sebuah senyuman di sini.” bisa kurasakan saat telunjuknya menyentuh sudut bibirku.
*Buset dah... si Yesung kecil-kecil dah pinter ngegombal ckckckck...*
Sejurus kemudian, dia benar-benar telah menghilang dari hadapanku. Perlahan, kusentuh ujung bibirku, tanpa sadar aku mulai tersenyum.
Untuk pertama kalinya, setelah kepergian kedua orang tuaku, aku bisa tersenyum lagi, semua itu berkat dirinya. Apa aku bisa bertemu dengannya lagi? Yesung-ssi.
=================

Dua hari setelah upacara pemakaman selesai, seorang pengacara datang ke rumah kami.
“Tuan muda Lee donghae, nona Lee Sungmin, sepertinya kau akan memberikan sebuah kabar yang... kurang baik untuk kalian.” pengacara itu menghela napas pelan. “maaf, tapi aku hanya menjalankan tugasku.” Dongahe oppa menggenggam tanganku erat, sangat erat.
“Karena kalian masih belum cukup umur,” pengacara itu memandang kami secara bergantian, “Untuk sementara waktu, perusahaan appa kalian, akan dikelolah oleh pemegang saham yang lain. Setidaknya, sampai kalian cukup dewasa, dan bisa menjalankan perusahaan itu kembali.”
Tanpa mengatakan apapun, Donghae oppa menganggukkan kepalanya pelan.
“Satu lagi, dan ini cukup sulit bagiku. Kemungkinan besar, kalian berdua, harus... tingal terpisah.” aku membelalakkan mata. Bisa kudengar Dongahe oppa sedikit mengerang.
“Itu tidak mungkin.” tukas Donghae oppa.
“Tuan muda Lee, harus ada yang mengurus kalian.”
“Aku bisa mengurus diriku sendiri, aku juga bisa mengurus Minnie.” serga Donghae oppa tidak sabaran.
“Kau masih 15 tahun, harus ada orang dewasa yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup kalian.”

Brakkk...
Tiba-tiba pintu terbuka dengan kasar.
“Kau anggap aku ini apa pengacara Jang?”
“Adjumma...” ucapku lirih.
“Aku yang akan mengurus mereka, aku juga yang akan mengelola perusahaan oppaku.”
“Nona lee, saya...”
“Aku masih kerabat dekat tuan Lee, aku adik kandungnya.” teriak adjumma. “Mau kau apakan keponakanku? Tanpa seijinku, kalian semua tidak bisa mengusik mereka.” kulihat adjumma mengepalkan tangannya, berusaha menahan emosi.
“Nona Lee, kita bicaran ini baik-baik.”
“Donghae, bawa Minnie ke kamarnya.” ucap adjumma, tanpa menoleh pada kami. Donghae oppa langsung membimbingku keluar dari ruangan itu. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya.
================

Dua Tahun Kemudian....

Usiaku 11 tahun sekarang, aku tetap tinggal di rumah kedua orang tuaku, hanya saja, sejak dua tahun yang lalu, adjummalah yang mengantikan posisi mereka. Sebuah keadaan yang cukup stabil bagiku, adjumma berusaha memberikan yang terbaik bagiku dan juga bagi oppa. Selalu memberikan kasih sayangnya pada kami -Aku dan Donghae oppa- kadang aku merasa kasih pada adjumma, kalian tahu, dimasa-masa awal menjalankan perusahaan appa, adjumma selalu lembur, pulang dalam keadaan yang menyedihkan. Tapi... selalu memberikan senyuman tulusnya padaku.
“Kau sudah besar, jangan terlalu sering merepotkan adjumma, kau lihat sendiri bagaimana perjuangannya selama ini.” ucap Donghae oppa saat itu.
Aku meneteskan air mata, saat ingat bagaimana adjumma berlari ke sekolahku, hanya untuk melihat aku menerima penghargaan sebagai murid dengan prestasi terbaik. Aku hanya bisa berterima kasih pada Tuhan, karena masih memberikan malaikat pelindung bagiku dan Donghae oppa. Ya, adjumma adalah sosok malaikat dalam kehidupanku.
------------------------------

Seminggu lagi, malaikatku akan melangsungkan pernikahan. Sedikit merasa kehilangan sebenarnya, tapi... kurasa kebahagiaan adjumma lebih penting, daripada pikiran egoisku.
Hari ini, calon suami adjumma, Kim Adjushi, akan makan malam di rumah. Satu hal yang baru ku ketahui, ternyata Kim Adjushi mempunyai seorang anak, yang usianya 3 tahun lebih tua dariku. Aku tidak sabar bertemu dengan calon sepupuku.

“Minnie, kau bisa memanggilnya Yesung oppa.” ucap adjumma memperkenalkan kami.
Mataku masih melebar, dia... tidak salah lagi, dia namja waktu itu, dan dia... akan jadi sepupuku? Ya Tuhan... kulirik namja yang saat ini ada di hadapanku, dia tersenyum padaku.

“Jadi karena appamu adalah pacar adjumma, makanya kau ada di sana waktu itu?” tanyaku saat kami berdua ada di taman belakang.
Kulihat Yesung oppa tersenyum, tiba-tiba jantungku berdebar sangat cepat.
“Terima kasih.”
“Eh?”
“Kau memberikanku sebuah senyuman.” kata-kata sederhana, tapi mampu membuat wajahku terasa panas. Kualihkan pandanganku ke arah lain, rasanya sangat malu.
---------------------------

Hari pernikahan.

Malaikatku terlihat sangat cantik, dan anggun.
Perlahan, adjumma berjalan menuju altar, di sana, kulihat adjushi yang berdiri, memandang adjumma, sepertinya terlihat tidak sabaran. Aku terkekeh pelan melihat pemandangan itu.
“Suatu saat nanti, kita akan berdiri di sana, di tempat yang sama dengan appa dan eomma.” bisik Yesung oppa tepat di telingaku. Aku hanya tersenym padanya. Asal kalian tahu, jantungku berdebar sangat kencang. Kata bahagia mendominasi perasaanku saat ini.

Setelah upacara pernikahan selesai, adjumma mengadakan pesta kecil-kecilan di rumah. Hanya kerabat dekat yang hadir di pesta itu.
Saat ini, aku duduk di atas ayunan kesayanganku. Kuliaht Yesung oppa menghampiriku.
“Minnie, aku juga ingin duduk di ayunan ini.” ucapnya sambil sedikit merajuk. Aku hanya menganggukkan kepala, mempersilahkannya duduk di atas ayunan kesayanganku.
“Minnie, kau tidak mau membantuku?”
“Apa?”
“Dorong...”
“Tidak mau.”
“Ayolah.” aku tersenyum melihat ekspresi wajahnya, dan pada akhirnya aku yang mengalah.
Kudorong kuat-kuat hingga Yesung oppa hampir jatuh.
“Minnie pelan-pelan.”
Mendengar teriakkannya aku semakun mendorongnya dengan kuat.

Buggg...
Terdengar suara debaman yang cukup keras.
Kulihat Yesung oppa terjatuh dari ayunan, aku langsung menghampirinya.
“Oppa... kau tidak apa-apa?” tanyaku sedikit panik. “Oppa...” aku mengguncang tubuhnya.
“Baaaa...” teriaknya mengagetkanku. Dengan cepat kupukul lengannya kuat-kuat.
“Tidak lucu.” ucapku sambil cemberut.

“Tubuhku rasanya sakit semua.” katanya mengacuhkan protesku. Menjengkelkan, tapi... begitu aku ingat bagaimana posisi Yesung oppa saat jatuh, telungkup di atas tanah, aku jadi tidak bisa menahan tawaku.
Sejurus kemudian, aku baru sadar kalau Yesung oppa memperhatikan wajahku saat tertawa.
“Minnie, berjanjilah padaku.” Yesung oppa mengarahkan kelingkingnya di hadapanku. “Suatu saat nanti kau akan jadi pengantinku.” tanpa ragu-ragu aku mengaitkan kelingkingku pada kelingkingnya. “Ingat kau sudah berjanji.” aku hanya tersenyum dan menganggukkan kepala pelan.
=================

Setahun kemudian...

“Adjumma, aku sudah 18 tahun. Aku bisa menjaga Minnie dengan baik. Kau tidak perlu cemas.” ucap Donghae oppa saat mengantar adjumma pindah ke rumah adjushi.
Selama setahun ini, adjumma dan adjushi tinggal di rumah kedua orang tuaku. Karena, adjumma tidak ingin jauh-jauh dariku dan oppa. Tapi, karena adjushi juga memiliki rumah, dia ingin kami semua pindah kesana. Sayangnya aku dan Donghae oppa tidak mau meninggalkan rumah yang penuh kenangan itu.
Saat dalam perjalanan, adjumma tidak henti-hentinya membujuk kami untuk tinggal bersamanya.
“Minnie...”
“Aku akan baik-baik saja adjumma.” kuberikan senyuman termanisku. Aku tidak ingin malaikatku merasa cemas, aku hanya ingin melihatnya bahagia.
--------------------------

Aku berjanji akan bertemu dengan Yesung oppa di taman. Sudah hampir dua minggu kami tidak bertemu, rasanya aku sangat merindukannya. Biasanya setiap hari kami akan saling mengoda, sedikit bertengkat, kemudian berbaikan lagi. Rasanya sedikit sepi tanpa mendengar leluconnya.
Sudah hampir satu jam aku menunggu, tapi... Yesung oppa masih belum menampakkan batang hidungnya. Sangat menyebalkan. Kemana dia? Aku mulai menguap, karena terlalu lelah, kusandarkan kepalaku di tepi bangku, memejamkan mata sejenak, tidak ada salahnya bukan?
===========

* Yesung POV *

Kuhampiri sosok Minnie yang sedang terlelap dalam tidurnya. Dasar bodoh! Bisa-bisanya dia tidur disini? Bagaimana jika ada orang yang ingin memanfaatkannya? Kupandang wajah polosnya, aku ingin jadi orang pertama yang selalu bisa diandalkannya, aku ingin jadi orang pertama yang bisa membuatnya tersenyum, aku ingin jadi orang pertama yang akan selalu menjaga dan melindunginya.
Kujelajahi tiap detai wajah cantiknya, bulu mata yang lentik, hidung yang sempurna, rona merah di pipinya yang lembut. ah... aku benar-benar menyukai, tidak, lebih dari itu, seakan aku memuja sosok yang saat ini ada di hadapanku. Tiba-tiba terbesit sebuah pikiran dalam benakku. Perlahan, kudekatkan wajahku, kulirik bibir mungilnya, dan Chu~ bisa kurasakan bibir lembutnya menempel di permukaan bibirku.
Minnie sedikit mengeliat, denagn depat aku langsung mengatur posisi dudukku. Kulirik dia sejenak, dia masih terlelap, apa yang sedang dimimpikannya? Kenapa sebuah senyuman tersungging di bibir mungilnya? Bibir? Aku sedikit terkekeh, ternyata rasanya seperti itu?
==============

Minnie POV

Aku benar-benar kesal pada Yesung oppa. Kemarin dia seenaknya melihatku sedang tidur. Bukankah harusnya dia langsung membangunkanku? Huft... benar-benar menyebalkan. Kulangkahkan kakiku menuju halte bus, namun, tiba-tiba mataku tertuju pada satu sosok namja yang sedang merangkul seorang yeoja. Kalau itu oarang lain, aku pasti akan baik-baik saja, tapi aku tidak salah lihat, itu... Yesung oppa. Dengan cepat kubuntuti mereka.

“Kalian sudah menunggu lama?” ucap Yesung oppa pada sekumpulan yeoja yang duduk di sebuah cafe.
“Yesung-ssi. Siapa yeoja itu?” tanya salah seorang dari mereka.
“Oh... kenalkan dia yeojachiguku.” ucap Yseung oppa dengan nada yang terdengan sangat riang.
Kalian tahu apa yang saat ini kurasakan? Seolah seluruh kebahagianku di rengut begitu saja. Tanagnku bergetar, dadaku terasa sesak, tanpa sadar aku telah menitikan air mata. Begitu sadar akan keadaanku yang mulai kacau aku menyelinap pergi dari tempat menyesakkan itu.

“Minnie, kau ada acara malam ini?” tanya Yesung oppa yang sedang berkunjung ke rumahku.
“Aku sedang sibuk.” ucapku dingin.
“Minnie bisa temani aku sebentar ke...”
“Aku benar-benar sedang sibuk oppa, jangan ganggu aku!” Entah kenapa aku menjadi marah padanya, padahal ini semua bukan salahnya.
“Kau kenapa?” tanyanya sambil mengulurkan tangannya, mencoba melihat kondisiku, namun dengan cepat segera kutepis.
“Jangan sentuh aku! Biarkan aku sendiri.” tanpa sadar aku telah menatapnya dengan tajam.
“Sebenarnya kau kenapa? Ada masalah?”
“Jangan temui aku lagi. Aku sangat membencimu.” bukan, bukan ini yang ingin kuucapkan, dengan cepat aku berlari menuju kamar.
==================

Sudah Empat tahun berlalu, aku tidak pernah lagi bertemu dengan Yesung oppa. Bagaimana keadaannya sekarang? Apa dia baik-baik saja? Jujur aku sangat merindukannya, tapi... jika aku mencoba menemuinya, itu hanya akan membuatku merasa sakit.
Saat ini, aku sedang duduk di sebuah bangku di halte bus. kupejamkan mataku sejenak.
“Minnie, berjanjilah padaku. Suatu saat nanti kau akan jadi pengantinku.”
“Ingat kau sudah berjanji.”
Dadaku terasa sesak, sakit, sakit sekali, karena ternyata, hanya akulah satu-satunya yang masih mengingat janji itu.

“Minnie...” sebuah suara membuatku sedikit terlonjak.
“Junhyung? Apa yang kau lakukan di sini?”
“Makan.” aku mengeryitkan dahi. “Tentu saja menunggu bus Minnie cantik.” aku tertawa mendengar lelucon garingnya.
“Boleh aku duduk?”
“Bayar dulu.” ucapku sedikit mengodanya.
“Sayangnya... aku tidak punya uang. Mau kubayar dengan cara lain?” Junhyung mengedipkan matanya.
“Apa?” Kulihat Junhyung mendekatkan wajahnya, sambil tersenyum, secara refleks aku menghindarinya. “Mau apa kau?” tanyaku tanpa menutupi kegugupanku.

“Aku tidak akan memakanmu.” kudorong tubuhnya sedikit menjauh. “Jadi Yeojachinguku bagaimana?” kuputar bola mataku.
“Junhyung.”
“Hahaha... aku tahu, hanya mencoba, siapa tahu kau berubah pikiran.” Junhyung mengacak rambutku pelan.
Mungkin kalian pikir aku adalah yeoja paling bodoh, karena telah menolak seorang Junhyung, seorang Ace tim basket sekolah. Tapi... aku tidak bisa membohongi hatiku, benar sekali, hati ini sepenuhnya telah diisi oleh seorang Yesung oppa.
“Well, sepertinya aku harus pergi. Mau ikut?”
“Kita tidak satu arah.”
“Mau kuantar?” tanya Junhyung dengan penuh semangat. Aku hanya menggelengkan kepala pelan. “Hah... sudahlah.” desahnya pelan. “Jaga dirimu.”
“Junhyung.” kulihat dia langsung membalikkan tubuhnya. “Kau tetap sahabat terbaikku.” ucapku dengan penuh ketulusan. Dia hanya tersenyum manis.
“Aku tahu.” bisiknya lirih.
================

lagi-lagi tanpa sadar aku telah membuang banyak waktuku. Bersikeras tidak ingin bertemu dengan Yesung oppa, meski dalam hati aku sangat merindukannya, menutupi seluruh perasaanku dari orang lain. Berusaha tersenyum meski hatiku sangat sakit. Setidaknya, aku bisa mewujudkan sedikit keinginan Yesung oppa.
“Kuharap... akan terukir sebuah senyuman di sini.”
kusentuh ujung bibirku, tempat yang sama yang pernah di sentuh oelh telunjuknya 10 tahun yang lalu.
Aku mendesahpelan, perasaanku sedang kacau saat ini. Jadi, kuputuskan menganggu Hankyung oppa, kau akan memintanya menemaniku seharian ini hehehe...
--------------------------

“Hankyung oppa! Apa yang sedang kau lakukan?”
“Minnie. Kau sudah kembali?”
Kukerutkan dahiku, menatap seorang yeoja dengan tajam. Mataku membelalak, saat melihat tangan Hankyung oppa berada di pinggang yeoja itu.
Aku mengembungkan pipi. Berjalan sambil menghentakkan kaki ke arah mereka. “Oppa! Siapa dia?” kukerucutkan bibirku.
“Dia? Oh... aku tadi menolongnya saat akan jatuh.”
“Dia tidak jadi jatuh bukan?”
“Eh?” Hankyung bingung dengan ucapanku.
“Kenapa belum kau lepaskan?”
Detik itu juga Hankyung oppa dan yeoja itu tersadar, kemudian saling melepaskan diri. Jujur saja, aku sedikit menikmati ekspresi wajah Hankyung oppa yang sedikit gelagapan, dia benar-benar namja yang baik.

“Minnie.” ku kerutkan dahiku, kurasa... aku mendengar sebuah suara yang tidak asing terdengar di teligaku, sebuah suara yang selama ini sangat kurindukan.
“Yesung Oppa.”
“Ah... Minnie. Aku rindu padamu.” Yesung oppa langsung memeluk tubuhku.
“Hya oppa. Lepaskan.” aku mendorong tubuh Yesung oppa.
“Kau kenapa?” tanya Yesung dengan wajah sedih.
Kukerucutkan bibirku. “Aku... aku kan benci padamu.”
“Memangnya apa salahku?”
“Pikir saja sendiri!”
“Kalian saling kenal?” tanya yeoja tadi.
“Ah... aku lupa, kenalkan dia Minnie, sepupuku.” Yesung oppa merangkul pundak yeoja itu.
Bisa kurasakan, kerutan di dahiku semakin bertambah. “Aku tidak suka punya sepupu sepertimu.” aku langsung menarik lengan Hankyung oppa. “Sebaiknya kita cepat-cepat pergi dari sini.”
“Minnie...” teriak Yesung oppa, namun tidak kupedulikan.
Setelah sekian lama aku tidak bertemu dengannya, sekarang aku disuguhi pemandangan yang sangat menyesakkan? Thanks Yesung-ssi.
==================

Hari ini adalah hari peringatan kematian kedua orang tuaku. Donghae oppa dan Kibum unnie tidak bisa hadir, jadi... kuputuskan akan mengajak Hankyung oppa. Karena dia sudah kuanggap seperti oppaku sendiri. Jadi akan lebih nyaman jika mengajaknya.

Sebuah situasi yang cukup sulit, kenapa Yesung oppa bisa duduk di sampingku? Masalahnya bukan itu, tapi... kenapa sikapnya sangat menyebalkan? Dari tadi berkutat dengan ponselnya. Mau pamer kemesraan di hadapanku?
Akhirnya setelah perjalanan yang cukup menguras emosi(?) kami tiba di area pemakaman, aku berjalan di depan membimbing mereka, kecuali Yesung oppa, semua tidak tahu letak makam orang tuaku. Sebuah kecelakaan kecil terjadi, aku sedikit kehilangan keseimbangan tubuhku, untung saja Kyuhyun oppa menolongku dengan cepat.

“Minnie, kau tidak apa-apa?” tanya Yesung oppa dengan nada cemas.
Detik itu juga, aku kembali memasang wajah dinginku. “Aku baik-baik saja.” ucapku datar.
Dengan cepat Yesung oppa melingkarkan tangannya di pinggangku.
aku membulatkan mata, “Oppa! Apa yang aku lakukan?” protesku.
“Sudah jangan banyak protes! Kau ingin mengulangi kejadian seperti tadi? Dengan begitu kau bisa dekat-dekat dengan Kyuhyun? Atau mau mencari perhatian Hankyung? Ingat dia sudah mempunyai Chulie! Aku tidak suka caramu Minnie.” gerutu Yesung oppa.
Aku terus menatap wajah Yesung oppa. Apa dia sedang cemburu? Apa itu artinya aku masih memiliki harapan? Perlahan, sebuah senyuman menghiasi sudut bibirku, mungkin ini sedikit kekanakan, tapi... aku ingin Yesung oppa hanya memperhatikanku. Detik berikutnya, aku menoleh kebelakang, menatap wajah Kyuhyun oppa, sambil mengigit bibir bawahku.
---------------------------

Setelah pulang dari area pemakaman, kami semua singgah ke taman hiburan. Di sana, aku mencoba berbagai wahana yang ada, di temani olehKyuhyun oppa, aku sengaja melakukannya, hanya untuk mencari perhatian dari Yesung oppa. Kurasa aku benar-benar bodoh, karena beberapa kali kulihat Yesung oppa bersikap dingin padaku.
Tapi... aku masih belum menyerah. Akhirnya, dengan menekan semua rasa malu, aku mengajak Kyuhyun oppa menaiki bianglala.

“Huwaaa... Kyuhyun oppa, pemandangannya sangat indah. Kalau kita naik saat malam pasti akan lebih indah.”
Kyuhyun oppa hanya tersenyum mendengar semua ocehanku.
“Sekarang kita hanya berdua. Kau mau mengatakan sesuatu padaku?” tanya Kyuhyun oppa sambil terkekeh pelan.
“Apa maksud oppa?” refleks, semburat merah muncul di kedua pipiku.
“Wajahmu memerah, Minnie cantik.” goda Kyuhyun oppa.
“Wajahku tidak memerah.” aku langsung mengalihkan pandangan, sambil memegang kedua pipiku.
“Minnie...”
kugigit bibir bawahku. kulirik Kyuhyun oppa dengan wajah malu-malu.
“Oppa janji tidak akan marah?” Kyuhyun oppa mengangguk pelan. “Oppa juga janji tidak akan tertawa?” Kyuhyun oppa tersenyum manis, kembali menganggukkan kepalanya.

“Oppa... aku...” kututup wajahku, dengan kedua tanganku. “Maaf, aku memanfaatkanmu...”
“Untuk mencari perhatian Yesung?” tanyanya tepat sasaran. Aku langsung mendongak, menatap wajahnya.
“Ba... bagaimana oppa bisa tahu?”
“Feeling.” Kyuhyun oppa mengangkat bahunya.
“Oppa, kau tidak marah?”
“Kenapa harus marah?”
“Aku sudah membuatmu kerepotan...” aku menundukkan kepala. Kudengar suara tawanya menggelegar.
“Oppa! Kau sudah janji tidak akan menertawakanmu.”
“Aku tidak... buahaha...” kulihat Kyuhyun oppa menyeka sudut matanya. Aku hanya bisa mengerucutkan bibirku.
“Oppa... boleh aku tanya sesuatu?”
“Apa itu?”
“Sebenarnya pacar Yesung oppa ada berapa banyak? Hitung juga sekaligus mantan-mantannya.”
“Eh? Yesung tidak pernah pacaran.”
“Mwo? Tapi...”
“Teuki noona tidak masuk hitungan, dia hanya membantu Yesung saat itu. Lagipula, aku akan membunuh Yesung jika dia berani macam-macam dengan Teuki noona.” aku sedikit mengerutkan dahi, Teuki unnie? Siapa itu? Yeoja yang disukai Kyuhyun oppakah? ==a
“Well, Minnie, sebisa mungkin aku akan membantumu, kau harus semangat.” ucapnya sambil mengacak rambutku pelan. Aku hanya tersenyum menerima perlakuannya.
“Gomawo oppa...”
---------------------------

Rasanya hari ini adalah hari yang sangat melelahkan.
Selain luapan perasaan bahagiaku dan Yesung oppa, ada kejadian yang sangat mengejutkan.
Chulie unnie menghilang, mengetahui kenyataan bahwa ternyata Kyuhyun oppa menyukai Chulie unnie. ah... kurasa, Chulie unnie sedikit marah padaku karena aku mendekati Kyuhyun oppa, padahal bukan itu maksudku. Tunggu dulu, bukankah itu artinya Chulie unnie menyukai Kyuhyun oppa? Tapi, bagaimana dengan Hankyung oppa? Aish... aku benar-benar merasa bersalah pada mereka. Tidak sehdarusnya aku pergi dengan mereka hari ini.
Well, setidaknya menetahui Chulie unnie dalam keadaan aman, membuatku sedikit lega.
Tapi... aku masih mencemaskan Hankyung oppa, dengan senang hati kupaksa Yesung oppa menuju rumah Hankyung oppa. Mungkin saja, Hankyung oppa membutuhkan teman bicara?
------------------------------

Setelah berbincang-bincang dengan Hankyung oppa, kami -Aku dan Yesung oppa- memutuskan untuk pulang. Ini hari yang sangat melelahkan, kami semua sangat butuh yang namanya istirahat.
Aku dan Yesung oppa, berjalan beriringan, meninggalkan rumah Hankyung oppa.
“Oppa, apa menurutmu Chulie unnie... akan tetap bersama Hankyung oppa? Atau... justru akan... menerima perasaan Kyuhyun oppa?” kugigit bibir bawahku.
“Aku tidak akan berasumsi apa-apa Minnie. Kyuhyun sahabatku, dan Hankyung... sudah seperti saudara bagimu.” sejurus kemudian, Yesung oppa terkekeh pelan.
“Apa yang lucu?”
“Tidak, hanya saja... kurasa Kyuhyun sedang dalam kesulitan saat ini. Kau harus tahu, Teukie noona cukup mengerikan.” kali ini Yesung oppa tertawa lepas, kukerutkan dahiku. “Sepertinya besok pagi, aku harus menemui Teukie noona.” Yesung oppa melingkarkan tangannya ke piggangku. “Setidaknya kita punya berita bahagia untuk dibagi.” Yesung oppa mencium pelipisku lembut.
“Oppa.” bisa kurasakan wajahku kini mulai memanas.
“Wajahmu merah, terlihat sangat manis.” ucap Yesung oppa, sambil menyentuh kedua pipiku.

Aku sedikit tersentak, saat kurasakan ibu jari Yesung oppa mengusap lembut bibir bawahku. Tubuhku seakan membeku, aku masih fokus menatap bola matanya.
Tubuhku sedikit mengejang, saat kusadari wajah Yesung oppa semakin mendekat, ya Tuhan... bagaimana ini? Saat ini hembusan napasnya membentur wajahku, panik? Tentu saja. Ini pertama kalinya untukku. Berdebar-debar? Tidak diragukan lagi, aku bahkan takut, jika Yesung oppa mendengar suara debaran jantungku saat ini. Di tengah semua pikiranku yang mulai kacau, kulihat Yesung oppa perlahan menutup matanya, detik berikutnya bisa kurasakan bibir lembutnya, menyentuh permukaan bibirku. Tuhan... apa yang harus kulakukan? Akhirnya aku hanya bisa menutup kedua mataku. Masih belum bisa merespon dengan baik tiap gerakan yang kurasakan. Menikmati? Mungkin hanya itu yang bisa kulakukan.
Perlahan, bisa kurasakan tangan kanan Yesung oppa menyentuh bahu kiriku dengan lembut, aku sedikit begidik, saat tangan itu perlahan turun, menjelajahi seluruh lenganku, dan berakhir dengan tangan kami yang saling bertautan. Yesung oppa mengangkat tangan kami perlahan, melingkarkan lenganku di lehernya, secara refleks, kulingkarkan juga lengan kananku.
Kini, tangan kanan Yesung oppa telah melingkar dengan sempurna di pinggangku, menarik tubuhku agar lebih dekat dengannya. Demi Tuhan, bisa kurasakan ribuan cacing dalam perutku berlomba-lomba untuk menggelitikku.

Entah berapa lama kami berciuman, yang kutahu, aku mulai bisa mengikuti tiap gerakan Yesung oppa.
Aku tidak akan munafik, meski saat ini aku mulai kesulitan untuk bernapas, aku masih belum ingin mengakhiri ciuman ini. Setidaknya, aku bersyukur, karena telah memberikan ciuman pertamaku padanya, pada namja yang benar-benar kucintai. Dengan perlahan, ciuman Yesung oppa berpindah ke daguku, sedikit geli rasanya, tapi aku membiarkannya begitu saja. Masih memejamkan mata, kugunakan kesempatan ini, untuk mengisi paru-paruku dengan udara sebanyak-banyaknya. Mataku terbelalak, saat merasakan ciuman Yesung oppa berakhir di sudut bibirku.
Kutatap kedua bola matanya, bisa kulihat seluruh perasaan yang hanya tercurah untukku, bisa kulihat sebuah ketulusan terpancar di matanya, bisa kulihat hanya aku yang ada di matanya. Bolehkah aku merasa jadi yeoja paling beruntung di dunia? Perlahan, kusunggingkan senyuman termanisku.
“Saranghae...” bisiknya tepat di telingaku.
Ya Tuhan... aku mendengar kata-kata itu meluncur dari mulutnya? Tubuhku terasa lemas, Yesung oppa langsung mendekap tubuhku, yang semakin membuat sekujur tubuhku... tidak mampu menerima perintah dari otakku. Aku hanya bisa menyandarkan kepalaku di dadanya, mencoba mengatur napasku yang masih terengah-engah, seolah aku habis melakukan lari maraton.
==================

“Minnie. Kyuhyun mengalami kecelakaan, lima menit lagi aku sampai di rumahmu, kita ke rumah sakit sekarang.” aku masih terdiam, menggenggam ponselku lebih kuat. Kyuhyun oppa... bagaimana... saat ini, aku tidak sanggup berkata-kata lagi.

“Noona...” Yesung oppa menghampiri seorang yeoja, yang bisa kupastikan itu adalah Teuki unnie.
Kulihat Teuki unnie tidak bicara, matanya sedikit bengkak, karena terlalu banyak menangis.
“Noona, Kyuhyun akan baik-baik saja.” Yesung oppa merangkul bahu Teuki Unnie, aku hanya bisa tersenyum, melangkahkan kaki mendekati mereka.
Aku berjongkok di depan Teuki unnie. “Unnie, semua pasti akan baik-baik saja. Kau harus percaya pada Kyuhyun oppa. Selain itu, kau juga harus percaya pada Donghae oppa. Dia oppaku, dokter terbaik, dan akan selalu berusaha melakukan yang tebaik. Untuk saat ini, kita hanya perlu banyak berdoa.” kugenggam tangan Teuki unnie. Bisa kurasakan unnie langsung menarikku dalam pelukannya.
“Aku tahu...” bisiknya lirih. “Aku hanya... takut...” Teuki unnie melepas pelukan kami, membekap mulutnya, airmata terus mengalir di kedua pipinya.
Kualihkan pandanganku pada ruang operasi. Entah apa yang sedang terjadi di dalam sana.
Kulihat Yesung oppa menepuk-nepuk punggung Teuki unnie, aku bersyukur telah memberikan hatiku pada namja ini, karena seperti yang kalian lihat, dia adalah sosok yang akan membuat kita selalu tersenyum.

~(˘▾˘~) ~(˘▾˘)~ (~˘▾˘)~

Hadeh... PG-16 lagi neh *tabok jidat Yesung*
Wkakaka... yang kmrn2 sempet pengen membunuh Minnienya JTH, dah tak siapin golok noh *tunjuk2 golok* masih mau membantai Minnie? *pasang wajah innocent*
Hehehe... aku lagi mempertimbangkan Junhyung (Beast) jd kandidat selingkuhanku neh *diseret YunHae ke kamar(?)* sO, dgn senang hati dia nongol jd comeo di JTH wkakaka...
Ah... Maaf, kmrn gak sempet bales komen kalian satu persatu *bungkuk2 badan* bukannya Reni sombong, tp emg satu minggu kmrn, gak buka fb kekeke~ ^^v mau bales sekarang, kyknya telat bgt dah ==' so, aku cmn bisa bilang Thanks... Gomawo... Arigatou... buat semua apresiasi kalian *bungkuk2 badan bareng semua cast JTH* sumpah kadang aku kyk orang sarap *emg sarapkan?* yg ketawa sendiri saat baca komen kalian :D
Well, Thanks for Everything... =)
Love You...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar