Sabtu, 16 Juli 2011

«» Journey To Happiness ® Part 21 «»


Author : Me aka Reni Yunhae Uknow
Genre : Comedy-Romance / Genderswitch
Rating : PG-15
Main Cast : Kyuhyun (Namja)
                     Heechul (Yeoja)  
                     Hankyung (Namja)  
==========================

“Kyu... Kyuhyun... mengelami kecelakaan.”
Chulie membatu, keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya, bibirnya terasa kelu, seketika pikirannya menjadi kosong. Beberapa kali Wookie menguncang tubuh Chulie, hingga akhirnya kesadaran Chulie kembali terkumpul.
“Ba... bagaimana keadaannya?” tanya Chulie dengan suara gemetar. Wookie hanya menggelengkan kepala. Chulie semakin membelalakkan matanya. “A...pa mak...”
“Aku juga tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang.” potong Wookie. “Aku akan ke sana sekarang. Kau...” Wookie melirik Hankyung.
“Aku ikut denganmu.” ucap Chulie tanpa ragu-ragu.
---------------------------


Chulie, dan Wookie, sedikit berlari, menelusuri tiap koridor rumah sakit. Hankyung berjalan cepat, tidak jauh di belakang mereka.
“Unnie...” ujar Chulie, begitu melihat sosok Teukie yang sedang duduk, diapit Minnie dan Yesung.
“Kalian...” ucap Teukie dengan suara gemetar.
Wookie mengedarkan pandangannya. “Adjumma...” pertanyaannya mengantung, begitu melihat Teukie menggelengkan kepala.
“Umma, dan appa saat ini berada di Cina.” Teukie menghela napas pelan. “Aku sudah mengabari mereka. Mingkin... baru besok mereka akan datang.”
Mata Chulie tertuju pada ruang operasi, Teukie menyadari hal itu, langsung beranjak mendekati Chulie. “Belum ada yang keluar dari ruangan itu.” gumam Teukie lirih.
“Hankyung oppa, kau juga kemari?” Minnie mendekati Hankyung, yang berdiri tidak jauh dari Chulie.
Hankyung hanya tersenyum, “Donghae hyung?” tanya Hankyung.
Minnie mengengguk, “Donghae oppa pasti akan melakukan yang terbaik.”
“Aku tahu.” Hankyung mengusap rambut Minnie lembut.

Beberapa Jam Kemudian...

Brakkk...
Pintu ruang operasi terbuka lebar, Donghae keluar sambil melepaskan sarung tangannya.
Teukie langsung menghampiri Donghae, “Bagaimana keadaaan Kyuhyun? Apa yang terjadi? Lukanya tidak parah bukan?” Teuki mengajukan rentetan pertanyaan.
“Tenangkan diri kalian, operasinya berjalan lancar. Pasien mendapatkan cukup banyak jahitan, di sekitar dada dan punggung kirinya, akibat beberapa pecahan kaca. Kalian tenang saja, itu tidak terlalu parah.” Donghae berusaha menenangkan “Lengan bagian kiri, juga kaki bagian kiri mengalami patah tulang.” Donghae menghela napas pelan. “Hanya saja...” lagi-lagi Donghae menghela napas pelan.
“Apa?” tuntut Teuki tidak sabaran.
“Benturan di kepalanya bisa dikatakan cukup parah. Kami belum tahu seberapa besar efeknya. Kami hanya bisa terus memantaunya. Setidaknya kita akan tahu dalam waktu 10 jam kedepan.”
“Apa maksudnya?”
“Jika dalam waktu 10 jam pasien belum sadarkan diri, dia akan dinyatakan dalm keadaan koma.”
Teuki membekap mulutnya sendiri, tanpa berkata-kata, dia telah meneteskan air matanya.
“Saat ini, kami akan memindahkan pasien ke ruang rawat iniap. Kami berusaha melakukan yang terbaik.” ucap Donghae sebelum berlalu meninggalkan semua orang yang diliputi wajah tegang. Dengan cepat Minnie berlari menyusul Donghae.
-----------------------

* Chulie POV *

Tit... Tit... Tit...
Bunyi alat pendeteksi detak jantung memenuhi semua penjuru ruang rawat Kyuhyun.
Terlihat wajah pucat Kyuhyun, yang sedang tertidur pulas, dia masih membutuhkan alat bantu pernapasan saat ini. Jarum infus yang menancap kuat di pergelangan tangan kanannya tidak luput dari penglihatanku.
“Kyu...” bisikku lirih, sambil duduk di kursi, samping ranjang Kyuhyun. “Sampai kapan kau akan tidur? Cepat bangun! Ini sudah hampir 10 jam, jangan membuat kami semua takut.” aku sedikit terisak. “Kyu...” kusentuh lengan kanan Kyuhyun, menyandarkan wajahku di lengan itu. “Aku... masih belum mendengar penjelasanmu. Aku... masih belum memaafkanmu. Kau tidak boleh seperti ini. Harusnya... kita bertengkar, benar bertengkar lebih baik dari pada melihatmu seperti ini.” kuseka air mataku, menatap wajah Kyuhyun lekat-lekat, sambil menggigit bibir bawahku. Perlahan, kuseka keringat yang muncul di dahinya.

Ceklekkk...
Aku menoleh ke arah pintu, dan mendapati Teukie unnie yang masih memegang knop pintu.
“Istirahatlah!” ucap Teukie unnie sambil mendekatiku. “Setidaknya kau harus mengisi perutmu.” Teukie unnie mengusap rambutku, “Jangan sampai begitu Kyuhyun sadar, kau yang tidak sadarkan diri.”
“Unnie, aku baik-baik saja.”
“Apa kau tidak mengijinkan yang lain melihat Kyuhyun?”
Aku mengerutkan dahi. “Eh?”
“Ingat, hanya dua orang yang boleh berada di ruangan ini, sampai Kyuhyun siuman. Kalau kau terus menerus berada di sini, bagaimana yang lain bisa masuk?”
Seketika bisa kurasakan wajahku menjadi panas. “Aku...”
“Aku mengerti, kita semua mencemaskan Kyuhyun.” Teukie unnie menatap Kyuhyun sejenak, “Hei bodoh sampai kapan kau akan tidur? Ini sudah 9 jam kau tidak sadarkan diri. Apa pengaruh anestesi masih bekerja? Atau hanya kau saja yang pemalas?” bisa kulihat raut wajah Teukie unnie berubah sedih.

Aku sedikit tidak tahan melihat raut wajah Teukie unnie, kuputuskan pergi menghirup udara segar di luar.
Baru beberapa langkah aku beranjak dari tempat dudukku, kudengar suara nyaring dari alat pendeteksi jantung, suara yang membuat bulu kudukku merinding.
Aku masih membeku di tempatku berdiri, bisa kulihat dari ekor mataku, Teukie unnie berlari ke luar.
“Dokter...”
Teriakan Teukie unnie yang terdengar memilukan, menyadarkanku akan kondisi saat ini. Tanpa sadar kerinagt dingin telah membasahi seluruh tubuhku.
Pikiranku kosong, mataku tidak lepas dari sosok Kyuhyun yang terbaring tidak berdaya. Bisa kurasakan seseorang mendekapku, sambil menarik tubuhku menjauh dari sosok Kyuhyun.
Aku ingin berontak, tapi tubuhku terasa sangat lemas.
Aku ingin berteriak, tapi suaraku tercekat di tenggorokan.
Apa yang terjadi? Aku ingin berada di sana! Aku ingin tahu bagaimana keadaan Kyuhyun! Mereka harus menyelamatkan Kyuhyun! Menyelamatkan? Apa yang kupikirkan? Kyuhyun akan baik-baik saja.

Tiba-tiba kurasakan udara menjadi dingin, suasana hening menyelimutiku, atau hanya aku yang tidak bisa mendengar mereka, yang sedang sibuk di dalam? Kurasa tidak, kemana Teukie unnie? Kemana semua orang. Lebih dari itu kemana Kyuhyun? Bagaimana ini? Aku tidak bisa menemukan Kyuhyun.
Kukumpulkan semua energiku yang amsih tersisa. “Kyuhyun...” teriakku kencang, tapi... tidak ada yang mendengarku. Ada apa sebenarnya?
“Kyuhyun...” aku kembali berteriak, kali ini bisa kurasakan tetesan air mata yang membasahi pipiku.

“Kyuhyun...” napasku memburu, kutelan ludahku, kukerjapkan mata beberapa kali, bisa kulihat Minnie tersenyum kearahku.
“Unnie sudah bangun? Syukurlah, tadi... kulihat tidurmu sedikit tidak nyaman, tapi... aku tidak tega membangunkanmu.”
“Ini?” kuedarkan pandangan kesegala penjuru arah, dan bisa kupastikan ini masih di rumah sakit.
“Kita di ruang tunggu.”
“Di mana yang lain?”
“Mereka semua sekarang ada di ruang rawat Kyuhyun. Hankyung oppa, dan Yesung oppa sedang keluar, mencari makanan untuk kita semua.” Minnie terkekeh pelan. Sebenarnya apa saja yang telah kulewatkan? “Unnie, ada berita bagus,” Minnie melirik jam di tangannya, “Kyuhyun oppa sudah sadar ehm... Kira-kira 20 menit yang lalu.”
Aku langsung membulatkan mata, tanpa mendengar teriakkan Minnie, dengan cepat kulangkahkan kakiku menuju ruangan tempat Kyuhyun dirawat. Ada sebuah kelegaan dihatiku, karena... yang kualami tadi hanyalah sebuah mimpi.

Kupegang knop pintu dengan perasaan berdebar-debar. Meskipun demikian, rasanya aku tidak bisa berhenti menyungingkan senyuman.
“Unnie, sampai kapan kau akan berdiri di situ?” Suara Minnie membuyarkan lamunanku. “Ayo cepat kita masuk.”
Ckelekkk...
Kutatap wajah Minnie dengan tajam, apa dia tidak tahu, aku sedang mengumpuklan keberanian untuk bertemu dengan Kyuhyun? Dan dia, dengan tanpang polosnya, membuka pintu ini begitu saja?
“Chulie...” Teukie unnie tersenyum ke arahku.
Bisa kulihat Kyuhyun memiringkan kepalanya, berusaha melihatku, yang terhalang oleh tubuh seorang dokter.
Aku berjalan mendekati Kyuhyun, masih sedikit gugup, apa efek dari mimpiku tadi?
“Donghae oppa, bagaimana keadaan Kyuhyun oppa?” tanya Minnie sambil menyikut lengan dokter itu.
“Bisa kau lihat, dia butuh banyak istirahat. Gegar otak ringan, tidak ada efek lain, akibat benturan di kepalanya, tapi tentu saja, Kyuhyun masih dalam 'pengawasan'.”

“Kyu, sebenarnya berapa banyak nyawamu?” kelakar Eunhyuk. “Kenapa kau hobi masuk rumah sakit?”
Kyuhyun memutar bola matanya. “Wookie, bisa tolong bungkam mulut namjachingumu?” ucap Kyuhyun sambil menatap Eunhyuk tajam.
dr. Donghae berdehem, “Kuijinkan kalian semua menjaganya, tapi ingat, pasien butuh banyak istirahat.”
setelah dr. donghae pergi, yang diikuti oleh Minnie, Eunhyuk melirik Kyuhyun dengan tatapan jail. “Seharian ini kau sudah tidur, apa kau masih ingin tidur lagi?”
“Eunhyuk-ssi, cepat pergi dari sini!” tukas Kyuhyun tajam.
Eunyuk hanya terkekeh pelan, merangkul bahu Wookie, “Sebaiknya kita pergi dari sini, kurasa ada orang yang tidak ingin di ganggu, lebih tepatnya dia hanya ingin bersama seseorang.”
Eunhyuk dan Wookie melayangkan pandangan padaku. Mwo? Apa maksud tatapan mereka?
“Noona, sepertinya kau juga harus pergi.” Eunhyuk menarik lengan Teuki unnie.
“Chulie, tolong jaga Kyuhyun sebentar.” itu kata-kata Eunhyuk sebelum menutup pintu.

Hening...
Kurasa saat ini kami sama-sama tidak tahu harus berkata apa, padahal tadi... kurasa aku ingin sekali berbicara dengannya. Pada akhirnya kami sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing.
“Chulie.” suara Kyuhyun yang tiba-tiba terdengar, membuatku sedikit terlonjak. “Aku... Minta maaf.”
“Kyu... aku...”
“Aku tahu, kau begitu marah padaku, kau mungkin tidak akan pernah bisa memaafkanku. Tapi... kau harus tahu satu hal. Aku benar-benar menyukaimu. Tidak peduli dengan apa yang lkau pikirkan tentangku. Tidak peduli dengan apa yang akan terjadi setelah aku mengatakan semua ini. Aku hanya tahu satu hal, kau sudah mengikatku dengan sangat erat, hingga tidak mampu lagi untuk melepaskan diri darimu.”
“Kyuhyun... aku masih butuh waktu untuk berfikir.”
“Dan aku akan selalu ada di sini. Perlu kau tahu, kapanpun kau datang padaku, kau... masih memiliku seluruh hatiku.”
================

Author POV

Eunhyuk berdiri di depan pintu ruang rawat Kyuhyun, dia sedikit berdecak kesal, karena tidak mampu mendengar apa yang terjadi di dalam.
“Eunhyuk, apa kau bisa duduk saja? Benar-benar mengganggu pemandangan.” cibir Teukie.
“Aish... noona, kau tidak ingin tahu apa yang terjadi di dalam? Bagaimana kalau Kyuhyun menyerang Chulie.”
Pletakkk...
Wookie menjitak kepala Eunhyuk.
“Dasar mesum. Kau lihat sendiri bagaimana keadaan Kyuhyun. Mana mungkin dia bisa menyerang Chulie?” Wookie berkaca pinggang, menatap Eunhyuk tajam.
“Chagi... maksudku bukan itu,” ucap Eunhyuk dengan nada manja. “Bisa saja Kyuhyun menyerang Chulie dengan kata-kata yang super tajam.” Eunhyuk mengedipkan sebelah matanya.
Wookie memutar bola matanya. “Bodoh.”
“Tapi kau menyukaiku bukan?” Eunhyuk memeluk tubuh Wookie dari belakang.
“Bisakah kalian lanjutkan drama menjijikkan ini di tempat lain?” protes Teukie.
“Wow, Chagi... noona menyuruhku melanjutkannya di tempat lain.”
Pletakkk...
Wookie kembali menjitak kepala Eunhyuk.
“Cuci isi otakmu dengan air raksa(?)” dengan geram Wookie beranjak pergi.
“Hya... Chagi, kau mau kemana?”
“Toilet!” ucap Wookie sambil melotot ke arah Eunhyuk.
Teuki hanya menghela napas pelan, menyandarkan tubuhnya di punggung kursi.
“Noona.”
“Apa?”
“Aku ingin segera menikahi Wookie.”
“Ya... ya... ya... kalian cepatlah menikah.”
“Caranya?”
Mulut Teukie terbuka lebar, mendengar pertanyaan Eunhyuk.
“Aish... maksudku, bagaimana caranya membujuk Wookie? Dia bersikeras tidak mau menikah dalam waktu dekat.”
“Jangan minta bantuanku!” tukas Teukie sambil berlalu pergi.
“Hya! Noona!” teriak Eunhyun kencang, namun tidak dihiraukan oleh Teukie.
“Maaf tuan, ini rumah sakit, harap tenang sedikit.” seorang suster menegur Eunhyuk.
“Tentu saja ini rumah sakit, kalau ini gereja, sudah pasti aku akan menikahi Wookie.” gerutu Eunhyuk, sambil menghempaskan tubuhnya di sebuah kursi.
---------------------

“Noona, kau mau kemana?” teriak Yesung yang berjalan memasuki pintiu masuk rumah sakit.
“Cih, aku mau ke cafe di depan.” Teuki mengedikkan kepalanya ke sebuah cafe di seberang jalan. “Kemana saja kau? Kami semua sudah hampir mati kelaparan. Bahkan Eunhyuk sampai melantur tidak jelas.”
“Maaf.” Yesung tersenyum tanpa dosa. “Mana Minnie?”
Teuki mengangkat bahunya. “Tadi dia mengikuti oppanya.”
“Oke, aku akan mencari Minnie. Kau masih mau ke cafe itu? Bagaimana dengan semua makanan ini?”
“Aku akan lebih terkejut, jika kau dan Eunhyuk tidak bisa menghabiskan semua makanan itu.”
Yesung terkekeh pelan, sejurus kemudian, dia sudah berlalu dari hadapan Teukie.
Teuki mengalihkan pandangan pada sosok Hankyung yang berdiri tepat di hadapannya.
“So, kau yang bernama Hankyung?” Teukie tersenyum lembut. “Kita belum sempat berbincang, keberatan jika kita pergi ke cafe itu?”
“Tentu saja tidak, noona.”
Sontan Teukie menghentikan langkahnya, mundur dua langkah. “Jangan memanggilku noona! Sudah cukup aku mempunyai dongsaeng super babo.” Teuki mengurut keningnya sejenak.
-------------------------

Teukie menyesap secangkir cappuccino.
“Aku tidak pernah menduga, ternyata kaulah Hankyung yang sering jadi pembicaraan semua orang akhir-akhir ini.” teukie terkekeh pelan.
“Memangnya dalam bayanganmu, aku orang seperti apa?”
“Ehm...” Teukie mendongak menatap langit-langit cafe. “Orang yang cool, penuh kelembutan, karena itulah kau mampu menarik perhatian Chulie.” Teukie manatap Hankyung sejenak, “Harusnya wajahmu seperti... jaejong TVXQ” Hankyung tertawa mendengar ucapan Teukie.
“Lalu?”
“Kurasa kau adalah orang yang baik.”
“Tidak cukup baik untuk melepaskan Chulie.” Hankyung mulai menyadari arah pembicaraan itu.
“Apa aku menyuruhmu melepaskan Chulie?”
“Tidak secara langsung.”
“Sikapmu lebih dewasa daripada Kyuhyun.”
“Aku juga bisa egois.”
“Begitukah?”
“Aku tidak ingin melepaskan Chulie.” guman Hankyung lirih, namun masih bisa di dengar oleh Teukie.
“Bagaimana jika... Chulie yang ingin lepas darimu?”
Hankyung tersenyum simpul, “tentu saja kau akan mendukung dongsaengmu.”
“Aku hanya... memberi alternatif dari sebuah pertanyaan, bukan sekedar melepaskan ataupun mempertahankan, tapi juga... merelakan.”
-----------------------

Dua Minggu Kemudian...

Kyuhyun masih berada di rumah sakit, kondisinya berangsur-angsung membaik. Hanya butuh terapi untuk kembali menggerakkan anggota tubuhnya yang mengalami patah tulang.
Sejauh ini, Chulie tidak pernah absen menjenguk Kyuhyun. Hubungan mereka membaik? Tidak juga, karena sampai detik ini, Chulie masih belum bisa memutuskan siapa pilihannya.

“Kyuhyun! Jangan terlalu memaksakan diri.” Chulie bergegas masuk, dan mencoba memapah tubuh Kyuhyun.
“Cerewet. Sama saja dengan Teukie noona.”
Chulie memukul lengan Kyuhyun pelan. “Bukankah Donghae oppa sudah bilang...”
“Aku harus melakukannya dengan pelan-pelan, semua butuh proses.”
“Masih perlu diingatkan setiap hari?”
Kyuhyun mendengus kesal, “kau tidak tahu rasanya, setiap hari hanya bisa terbaring di tempat tidur, bahklan pergi ke taman membutuhkan kursi roda.”
“Aku mengerti, tapi, jika kau memaksakan diri, itu hanya akan mencelakai dirimu sendiri.”
“Sok tahu.”
Pletakkk...
Chulie menjitak kepala Kyuhyun. “Babo! Kalau kau jatuh, bukankah lukamu akan semakin parah?”
“Hya aku ini pasien, jangan semabarangan memukulku.” Chulie menatap Kyuhyun dengan tajam.
“Kalau kau pasien, turuti semua kata-kataku.”
“Kau bukan dokter.”
“Aku ini calon dokter.”
“Aku tidak mau mati di tanganmu.”
“Mwo?”

Chulie melepaskan tangannya yang menyangga tubuh Kyuhyun dengan kasar. Sebagai akibatnya keseimbangan tubuh Kyuhyun menjadi goyah. Melihat dengan sigap Chulie menahan tubuh Kyuhyun.
“Kau tidak apa-apa?” tanya Chulie dengan cemas, sambil melirik kaki kiri Kyuhyun.
“Aku baik-baik saja.” ucap Kyuhyun lembut tepat di telinga Chulie.
Sejurus kemudian, Chulie mendongak, matanya sedikit melebar saat mendapati wajah Kyuhyun berada tepat di hadapannya, hanya berjarak beberapa senti.
Kyuhyun tersenyum lembut, perlahan semakin mempersempit jarak diantara mereka. Chulie mengerjapkan mata beberapa kali, hingga akhirnya dia mulai memejamkan mata.

Tepat pada saat itu, Hankyung datang sambil membawa sebuah kantong yang berisi buah-buahan untuk Kyuhyun. Pintu sedikit terbuka, membuatnya langsung melongokkan kepala, tanpa perlu mengetuk pintu terlebih dahulu.
Detik itu juga Hankyung membeku di tempat, matanya membelalak lebar, melihat pemandangan yang membuatnya sedikit sesak napas. Dengan cepat Hankyung membalikkan tubuhnya, bersandar di dinding, samping pintu masuk ruang rawat Kyuhyun.

*** TBC ***

Link, Riris *teriak paling kenceng* part 21 kelar... ^^v
Gak tahu kenapa, makin hari, makin males ngetik ee... ==a kyknya otakku mulai karatan neh ==' dan jujur aja, pek td pagi, aku bener2 masih blank, binggung mau ngetik apaan. Part ini bisa kelar tepat waktu aja rasanya dah syukur bgt *ngurut dada Haepa*
Ceritanya makin kacau? Ancur? Aneh? Gak nyambung? Membosankan? Emang T____T *sembunyi di kamar(?) Yunpa*
Oya... jgn kaget klo akhir2 ini Reni makin sering ngilang, maklum aja makin hari makin sibuk ma kerjaan ee... ==' mau gmn lagi, jatah bulanan dari YunHae macet total, gara2 ketahuan selingkuh ma Junhyung (_ _”) *sarap!*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar