Rabu, 30 Maret 2011

«» Journey To Happiness ® Part 12 «»


Brukkk...
Kyuhyun menindih tubuh Chulie, mata keduanya saling bertemu.
Deg...
Jantung kyuhyun berdebar kencang. Dia menelan ludahnya, menatap Chulie lekat-lekat.
Kyu... berat...” Chulie berusaha melepaskan diri.
Namun... tubuh Kyuhyun seolah membeku, tidak bergerak, hanya detak jantungnya, yang berpacu semakin kencang.
Ckelekk....
Cho Kyuhyun...” terdengar suara teriakan yang memekakan telinga.
Kyuhyun langsung menoleh, detik itu juga, dia membelalakan mata, mulutnya terbuka lebar.
Dari arah yang sama dengan sumber suara, Teuki datang sambil menutup kedua telinganya, “Ya eomma... kenapa berteriak seperti it...” Teuki tidak meneruskan kata-katanya, dan langsung membekap mulutnya dengan tangannya sendiri. Detik berikutnya, dia memandang Kyunhyun, dan eommanya, secara bergantian.
-----------------------------

Suasana tegang menyelimuti tiap sudut ruangan. 
Nyonya Cho duduk sambil bersendekap, menatap wajah Kyuhyun, dengan tajam.
Saat itu, Chulie dan Teuki, hanya bisa menundukkan kepalanya.
Adjumma...” Chulie berusaha membuka suara. “Itu... tadi hanya sebuah kecelakaan, tidak seperti apa yang kau ba...yang...kan...” nyali Chulie langsung ciut, begitu melihat nyonya Cho yang tidak mengubris kata-katanya, dan masih menatap Kyuhyun dengan tajam.
Suasana kembali hening, Chulie mengigit bibir bawahnya, perlahan dia mulai melirik Kyuhyun, yang ada di sampingnya.

Nona manis, siapa tadi namamu?”
Chulie tersentak, dia menelan ludahnya. “Chul... Kim Heechul.” jawab Chulie dengan nada getir.
Nyonya Cho tersenyum. Kemudian kembali menatap Kyuhyun dengan tajam. “Sudah eomma putuskan. Kalian berdua akan segera menikah.”
Baik Kyuhyun maupun Chulie, tersentak, keduanya membelalakkan mata lebar. Keputusan nyonya Cho bagaikan fonis hukuman mati bagi keduanya. Meski dalam hati mereka ingin berteriak, protes, berusaha membela diri, namun rasanya sanagt sulit. Karena, saat ini, suara mereka tercekat di tengorokan.
Baik Kyuhyun, maupun Chulie, mengeluarkan keringat dingin di sekujur tubuhnya. Detak jantung mereka berdua berpacu dengan cepat. Saat ini, ruangan besar, yang bisa dipakai untuk refreshing, terasa pengap bagi mereka berdua. Tanpa sadar, Kyuhyun meremas tangan Teuki, berusaha mencari pertolongan.

Eomma...” Teuki membuka suaranya. “Keputusan ini tidak benar! Apa yang harus kukatakan pada... Junsu jika dia tahu semua ini?” Teuki menghela napas pelan.
Junsu? Siapa itu?” nyonya Cho mengerutkan keningnya.
Tanpa disadari nyonya Cho, ujung bibir Teuki sedikit terangkat. “Junsu. Kim Junsu. Temanku satu kampus di jepang.” Teuki, memegang keningnya sendiri, terlihat sedikit frustrasi.
Apa hubungannya dengan si Junsu itu?”
Eomma...” desah Teuki. “Chulie sepupu Junsu yang dititipkan padaku.” gumam Teuki lirih. “Tapi... gara-gara anak bodoh ini.” Teuki menjitak kepala Kyuhyun. “Masa depan Chulie...” Teuki sedikit terisak, sejurus kemudian menutup wajahnya dengan kedua tangannya sendiri. “Junsu... mianhe... aku telah menjerumuskan dongsaengmu pada liang kubur. Jun...su... apa yang harus kulakukan? Eomma bermaksud menikahkan Chulie, dengan sibodoh Kyu. Aku bersalah padamu. Tidak bisa menjaga amanatmu, untuk menjaga Chulie selama berada di Seoul.” cerocos Teuki, sambil terus terisak.
Mulut Kyuhyun, dan Chulie, mengangga lebar, memandang Teuki, sambil mengerjap-ngerjapkan mata.

Nyonya Cho menyipitkan matanya. “Jadi maksudmu, mereka berdua bukan...”
“Tentu saja bukan!” sela Teuki.
Bibir nyonya Cho berkedut-kedut. Sebelum nyonya Cho sempat mengeluarkan argumennya, Teuki kembali bicara.
Aku tahu, tindakanku salah, hanya saja... aku tidak ingin menyusahkan Chulie. Mungkin ini terlalu egois, tapi... aku benar-benar ingin menjauhkan Chulie dari pandangan semua orang.” Teuki melayangkan pandangan pada Chulie. “Eomma saja bisa salah paham. Lantas bagaimana orang lain akan memandang Chulie? Aku tidak ingin membebaninya.” gumam Teuki.
Kau tahu semua tindakanmu ini salah?” tuntut nyonya Cho. Teuki menganggukkan kepalanya pelan. “Kau siap menerima semua konsekuensinya?”
Teuki mendongak, memutar bola matanya. “Sialan! Kau benar-benar berhutang padaku Cho Kyuhyun!” batin Teuki. Dengan pasrah Teuki kembali menganggukkan kepalanya.

Nyonya Cho menghela napas pelan. “Jujur, eomma sangat kecewa dengan kalian berdua. Karena ternyata... kalian telah memanfaatkan kebebasan yang telah eomma berikan, dengan cara yang kurang bertanggung jawab. Meskipun ini murni kesalahan Teuki, eomma rasa, eomma tetap akan menghukum kalian berdua.”
Chulie memberanikan diri melirik nyonya Cho, dalam hati Chulie, ada secerca perasaan kagum, melihat kewibawaan yang terpancar dalam tiap kata-kata nyonya Cho. “Pantas saja, kakak-beradik yang keras kepala ini tidak bisa berkutik.” batin Chulie.
Teuki! Sepertinya... kau masih lama akan kembali ke Jepang. Jadi, hukuman untukmu adalah dikurung di umah selama sebulan penuh!”
Eomma... aku bukan anak kecil lagi!” protes Teuki.
Tapi kenyataannya, sikapmu sama sekali tidak mencerminkan kedewasaan sedikitpun. Atau mungkin kau lebih suka kembali ke Jepang lebih awal? Well, tentu saja akan ada beberapa orang-orang kepercayaan eomma, yang akan mengawasimu dengan sangat ketat.” nyonya Cho menatap Teuki, menunggu reaksinya.
Ingat, ada dua pilihan untukmu.” sambung nyonya Cho.

Teuki melayangkan pandangan membunuh pada Kyuhyun. Sejurus kemudian, dia mencoba mengatur napasnya yang mulai memburu. “Option pertama. Kurasa.” ucap Teuki sedikit ragu-ragu.
Kau tidak perlu khawatir tentang Chulie. Dia juga akan tinggal di rumah. Begitu juga dengan Kyuhyun.
Kyuhyun mendongak, menatap nyonya Cho dengan perasaan bingung.
Ijin untuk tinggal di apartemen ini, eomma cabut untuk sementara waktu. Karena ternyata, kau terlalu hebat. Lihat saja dirimu sendiri, bisa dimanfaatkan oleh Teuki sampai seperti ini.” sindir nyonya Cho.
Mwo? Aku? Memanfaatkan? Yang benar saja! Aku yang dirugikan!” protes Teuki dalam hati.
Lagipula... jauh berbeda dengan apa yang dipikirkan oleh Teuki. Jika kalian semua tinggal di rumah, ini bisa meminimalisir timbulnya skandal. Karena dengan lebih banyak orang yang bisa mengawasi setiap tindak-tanduk kalian, eomma rasa, kalian bisa menjaga sikap dengan lebih baik.” nyonya Cho menyipitkan mata, menatap setiap wajah yang saat ini ada di hadapannya.

Oke! Eomma beri kalian kesempatan untuk membereskan barang-barang.” nyonya Cho melirik jam di pergelangan tangannya. “Tiga jam dari sekarang, kalian harus sudah berada di rumah. Eomma tidak akan mentoleri setiap detik dari keterlambatan kalian.” nyonya Cho, mulai berdiri dari duduknya. “Camkan ini baik-baik! Jika dalam waktu yang di tentukan kalian belum sampai di rumah, eomma tidak segan-segan menyuruh beberapa orang untuk menyeret kalian semua.”
Chulie terkesiap, detik berikutnya, melemparkan pandangan pada Kyuhyun dan Teuki, yang terlihat tenang.
Ckelekkk...
Ngomon-ngomong, tidak adakah yang mau mengantar eomma sampai bawah?” tanya nyonya Cho, sambil memiringkan kepalanya.
Teuki dan Kyuhyun saling pandang. Sejurus kemudian, Teuki berdiri sambil merapikan rambutnya. “Aku yang akan mengantar eomma.”
-----------------------------

Kyuhyun meregangkan ototnya yang kaku, karena ketegangan yang baru saja berakhir. Beberapa saat kemudian, dia berjalan ke arah dapur, untuk mengambil air minum. Saat kembali, Kyuhyun melihat Chulie masih di tempatnya, duduk membeku, pandangannya menerawang jauh. Perlahan Kyuhyun berjalan mendekatinya.
Chulie? Kau tidak papa?” tanya Kyuhyun, sambil sedikit mengoyang bahu Chulie.
Tidak ada reaksi dari Chulie. “Chulie...” wajah Kyuhyun berusaha masuk dalam pandangan Chulie, mencoba mencari perhatian. Chulie mengerjapkan mata beberapa kali, kemudian menatap wajah Kyuhyun lekat-lekat.
Perlahan, kedua tangan Chulie terulur, memegang kedua pipi Kyuhyun dengan lembut. Kyuhyun tersentak, seolah ada percikan bunga api, lebih dari itu, ada sengatan listrik bertegangan rendah, yang mampu membuat tubuh Kyuhyun membeku seketika. Perlahan sentuhan tangan Chulie bergerak dengan lembut, berhenti di rambut Kyuhyun, mengusap-usapnya sejenak.

Ahhhhhh...” teriak Chulie frustrasi.
Ahhhhhh...” teriak Kyuhyun kesakitan.
Karena saat ini, kedua tangan Chulie, mencengkeram erat rambut Kyuhyun, dan menjambaknya dengan kuat.
Dengan cepat, Kyuhyun meraih pergelangan tangan Chulie. “Apa yang kau lakukan?” bentak Kyuhyun.
Chulie hanya menatap Kyuhyun, dengan mimik wajah memelas.
Refleks Kyuhyun langsung mendekap tubuh Chulie. “Semua akan baik-baik saja. Percayalah.” Kyuhyun mengusap rambut Chulie dengan lembut. “Sebaiknya sekarang kau bersiap-siap. Kuberitahu satu hal, eommaku tidak pernah main-main dengan ucapannya.”
Chulie menghela napas pelan.

Ckelekkk...
Teuki datang, dan langsung menghempaskan tubuhnya di kursi.
Apa yang kau pikirkan? Mengapa membawa eomma kemari?” cecar Kyuhyun.
Mwo? Aku? Membawa eomma kemari? Kau pikir aku sudah gila? Membawa eomma saat ada Chulie? Aku masih sayang nyawa Cho Kyuhyun!” emosi Teuki tidak terkendali lagi.
Lantas...”
Aku tadi bertemu eomma di bawah.” serga Teuki.
Kyuhyun menundukkan kepala. “Noona! Gomawo...” ucap Kyuhyun dengan tulus.
Hanya terima kasih? ck...ck...ck... aku menyelamatkan hidupmu Cho Kyuhyun! Teuki menggeleng-gelengkan kepalanya.
Unnie... boleh aku tahu?” Chulie mengigit bibir bawahnya. “Kenapa kau sampai mengarang cerita seperti itu?” tanya Chulie polos.
Teuki mengerucutkan bibir, “Untuk menolong kalian. Tentu saja. Lagipula... aku tahu kalian berdua tidak benar-benar memiliki hubungan yang special.” ucap Teuki entang.
Kyuhyun dan Chulie terkesiap.
Sejak kapan kau tahu hal ini?” tanya Kyuhyun sedikit shock.
Teuki memutar bola matanya. “Tentu saja aku tahu semua ini dari awal. Menurutmu kenapa aku sanggup bertaruh denganmu tempo hari? Itu semua karena aku yakin, ada yang tidak beres dengan hubungan kalian.” Teukii tersenyum licik. “Well, apapun alasan kalian melakukan permainan ini, aku hanya berusaha mengikuti setiap alur yang kalian buat.” Teuki mengerlingkan mata, sedikit jahil.

Unnie... kau yakin... aku harus ikut tinggal di rumah kalian?” tanya Chulie ragu-ragu.
Teuki menghela napas pelan. “Ini sudah menjadi keputusan eomma. Tidak ada yang bisa mengganggu-gugat. Kau sendiri bisa melihatnya tadi, hanya untuk meyakinkan eomma agar tidak menikahkan kalian, aku perlu mengeluarkan seluruh kemampuan aktingku.” gumam Teuki.
Ya... ya, kau memang jago akting! Aku saja sampai heran, kenapa kau tidak memanfaatkan bakatmu itu? Dan memilih untuk menjadi dokter?” sindir Kyuhyun, sambil mengerutkan dahi.
Teuki mengerucutkan bibir. “Kau tidak tahu ya? Waktu di Jepang, aku sempat di tawari amin dorama.tahu siapa yang akan jadi lawan mainku? Hideaki Takizawa. Tapi sayang... langsung ku tolak. Karena jujr saja aku lebih tertarik pada Shun Oguri.” ucap Teuki dengan mimik wajah centil.
Kyuhyun memutar bola matanya, menutup mulut, berlagak seolah-olah dia akan muntah.
Melihat hal itu, Teuki mengertakkan gigi, dengan geram dia mengambil remote control AC yang tergeletak disampingnya. Tanpa pikir panjang, langsung dilemparkan ke arah Kyuhyun.

Dukkk...
remote control itu tepat menegenai kepala Kyuhyun.
Ahhhhhh...” teriak Kyuhyun.
Chulie membekap mulutnya sendiri.
Da... darah?” Kyuhyun membelalakkan mata lebar.
Chulie terkesiap, dengan cepat dia berlari untuk mengambil kotak P3K.
Teuki hanya menyilangkan tangan di dada, saat melihat Kyuhyun di obati oleh Chulie.
Apa?” bentak Teuki. “Mau protes?” Teuki melotot pada kyuhyun. “Kau lupa? Hari ini, aku telah menyelamatkan nyawamu!” Teuki memberi penekanan pada tiap kata-katanya. “Awas kau macam-macam! Aku bisa membuatmu menderita.”
Kau memnag selalu membuatku menderita.” gerutu Kyuhyun.
Teuki menyipitkan mata, menatap Kyuhyun dengan sinis. Perlahan dia berjalan menuju kamarnya.

Brakkk...
Kyuhyun dan Chulie sedikit terlonjak, saat mendengar Teuki membanting pintu. Sejurus kemudian Chulie melayangkan pandangan ke arah Kyuhyun.
Apa?” tanya Kyuhyun dengan jengkel.
Chulie mengangkat bahu, “Aku mau membereskan barang-barangku.” secepat kilat, Chulie berlari menuju kamarnya.
Kyuhyun menghela napas pelan, sedikit meringis saat memegang kepalanya. “Tadi... dijambak Chulie, sekarang... kepalaku bocor? Aish... kalau otakku sampai konslet, kalian berdua harus bertanggung jawab!” gerutu Kyuhyun dengan nada frustrasi.
=================

Laju mobil Kyuhyun semakin melambat, saat memasuki halaman sebuah rumah besar, bergaya modern.
Teuki tersenyum, menatap Chulie. “Selamat datang di kediaman keluarga Cho.”
Haruskah aku mengucapkan terima kasih?” tanya Chulie dengan nada sarkatis.
Teuki mengangkat bahu, “Tidak ada salahnya bukan?”
Chulie menyunggingkan senyumannya. “Gomawo... Unnie.”

Brakkk...
Kyuhyun, Teuki, dan Chulie keluar dari mobil.
Kyu... jangan lupa, angkat semua barang-barang!” perintah Teuki. “Aku mau menunjukkan kamar yang akan di tempati Chulie!”
Memangnya aku pembantu? Bukankah ada...”
Aku menyuruhmu!” bentak Teuki. “Kau akan jadi pembantuku. Mulai sekarang!” Teuki melotot, menatap Kyuhyun dengan tajam. “Jangan banyak protes! Kerjakan saja apa yang ku bilang!”
Sejurus kemudian, Teuki sudah menarik lengan Chulie.
Kyuhyun mendongak, menatap langit. “Kenapa harus aku yang selalu sial?” gerutu Kyuhyun.

Begitu melewati ruang tamu, mereka bertiga di sambut oleh nyonya Cho.
Kalian sudah datang?” nyonya Cho menghampiri mereka, sambil melirik jam tangannya. “Setengah jam lebih awal. Boleh juga.”
Sesaat, pandangan nyonya Cho terfokus pada sosok Kyuhyun. Dua tas besar melingkat di kedua bahunya, satu tas yang tidak terlalu besar, dengan tali yang cukup panjang, melingkar di lehernya, hingga menutupi bagian perutnya. Tidak hanya itu, di kedua tangannya, masih menenteng dua koper yang cukup besar. Nyonya Cho, sedikit mengernyit saat melihat keadaan Kyuhyun, namun tidak berkomentar apapun.
Ada sesuatu yang mau eomma bicarakan. Pada kalian semua.”
Kyuhyun dan Teuki saling pandang, Chulie mengerjapkan mata beberapa kali.
--------------------------

Saat ini, semuanya sedang duduk di ruang tamu.
Sebenarnya, tujuan eomma, pergi ke aparteman Kyuhyun hari ini, untuk menyampaikan kabar pada kalian berdua.” nyonya Cho melayangkan pandangan pada Kyuhyun dan Teuki. “Eomma akan menemani appa kalian ke Busan selama satu minggu. Tapi... dengan adanya masalah hari ini eomma...” nyonya Cho memejamkan mata sejenak. “Kalian sudah dewasa, bukan lagi masanya... eomma harus menarik atau menuntun kalian, memberitahu mana yang baik, dan mana yang buruk. Eomma berharap, kalian bisa lebih bertanggung jawab dengan semua tindak-tanduk kalian. Bisakah eomma kembali menaruh harapan serta kepercayaan pada kalian?”
Kyuhyun dan teuki mengangguk. Perlahan sebuah senyuman menghiasi sudut bibir nyonya Cho.
Dan Kau Chulie...” nyonya Cho menatap wajah Chulie lembut. “Kau akan selalu di terima di rumah ini.”
Sebuah kelegaan muncul dari dasar hati Chulie, perlahan semburat merah muncul di kedua pipinya.
===============

Disisi lain...

Oppa... Hankyung oppa...” bisik Minnie, sambil memasukkan kepalanya melalui cela pintu. “Apa aku mengganggumu?”
Minnie... tentu saja tidak. Masuklah.”
Minnie berjalan memasuki kamar Hankyung dengan tersenyum manis.
Ada apa?” tanya Hankyung lembut.
Minnie mengerucutkan bibir. “Oppa... apa kau tidak bosan di kamar terus? Ehm... bagaimana kalau kita menghirup sedikit udara segar di halaman belakang?” ajak Minnie, dengan penuh antusias.
Aku...”
Belum sempat Hankyung menyelesaikan kata-katanya, Minnie sudah melingkarkan lengan Hankyung di bahunya sendiri.
Oppa tenang saja, aku pasti akan menjagamu. Ehm... lagipula... dengan begini aku bisa menjadi penompang untukmu. Jadi kau aman saat bersamaku.”
Hankyung menatap Minnie lekat-lekat, merasa tersentuh dengan ketulusan yeoja yang ada di depannya saat ini.

Minnie dan Hankyung duduk di sebuah kursi panjang di halaman belakang rumah. Keduanya sedang menengadah, melihat bintang yang bertebaran, menghiasi langit.
Oppa... kau membutuhkan sesuatu?”
Hankyung menggelengkan kepala pelan.
Minnie memandang wajah Hankyung. “Oppa... boleh aku tanya masalah pribadi?”
Hankyung menoleh pada Minnie. “Apa yang mau kau tanyakan?” suara Hankyung terdengar sangat lembut.
Oppa... apa... kau sudah punya pacar?” tanya Minnie dengan malu-malu.
Aku?” Hankyung tersenyum. “Iya. Aku sudah memiliki pacar. Yeoja tercantik yang pernah ku temui.” Hankyung membayangkan sosok Chulie. “Semua tindak-tanduknya, caranya bicara, as disini.” Hankyung menyentuh pelipisnya.caranya tersenyum, semua masih tersimpan jel “Aku bahkan masih ingat dengan jelas bagaimana paniknya dia, saat kami pertama kali bertemu.” Hankyung menarik napas pelan. “Entah apa yang dia lakukan sekarang.” Hankyung menatap langit, menerawang jauh.
Yeoja itu... yang bernama Chulie?” tebak Minnie.
Dari mana kau tahu?”
Aku pernah mendengarmu menyebut nama itu.” Minnie mengigit bibir bawahnya.
Chulie...” desah Hankyung.
==============

Apa? Kau tinggal dirumah keluarga Cho?” Wookie membelalakan mata, saat mendengar kabar itu.
Wajah Chulie sedikit muram. “Sebenarnya tidak terlalu buruk tinggal disana. Hanya saja... aku merasa sedikit tidak nyaman. Seolah ada banyak pasang mata dan telinga di setiap sudut ruangan. Mungkin itu hanya sebuah pikiran yang konyol, tapi...” Chulie menghela napas pelan.
Wookie menganggukkan kepala. “Aku mengerti perasaanmu. Well, bagaimana dengan masalah Hankyung?”
Hari ini, sepulang dari sini, aku akan mencoba mencarinya lagi.” Chulie mulai tersenyum.
Mau kutemani?” tawar Wookie.
Chulie menggeleng cepat. “Aku tahu, hari ini... kau ada kencan dengan Eunhyuk. Aku tidak akan mengganggu kalian berdua.” goda Chulie.
Aish... kau bisa saja. Well, aku bisa membatalkan acaraku hari ini. Jadi...”
“Jadi, kau harus tetap pergi dengannya. Aku baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir.”
================

Kyuhyun menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur. Sejurus kemudian, dia melayangkan pandangannya kearah jendela. Saat ini, dengan jelas Kyuhyun bisa melihat hujan deras, yang tentu saja menguyur seluruh wilayah Seoul.
Aish... apa yang ku pikirkan? Sudah pasti saat ini dia sedang berteduh di suatu tempat. Dia pasti baik-baik saja!” Kyuhyun menutup wajahnya dengan bantal.
Ckelekkk...
Kyu... kau tahu kemana Chulie? Kenapa sampai sekarang belum pulang?” Teuki terlihat panik.
Ah... tadi, dia telepon, katanya dia harus pergi kesuatu tempat.”
Kau tahu kemana?” Kyuhyun mengangkat bahunya. “Aish... kau ini! Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengannya? Chulie itu seorang yeoja Kyuhyun! Kau harus mencarinya!” Teuki mendorong tubuh Kyuhyun.

Tapi...”
“Sekarang! Kalau saat ini aku tidak di hukum, aku tidak akan menyuruhmu.” Teuki memukul lengan Kyuhyun.
Kyuhyun memutar bola matanya. “Benar juga. Bukankah aku tadi memang sedikit mencemaskannya? Jadi, apa salahnya jika aku mencarinya sekarang?” batinnya.
Sejurus kemudian, Kyuhyun menyambar jaket yang tergeletak di meja, dan berlari keluar kamar.
Teuki berjalan ke arah jendela, pandangannya tertuju pada halaman depan rumah.
Perlahan, sebuah senyuman tersungging di sudut bibirnya, saat melihat mobil Kyuhyun keluar dari gerbang rumah.
=================

Prang...
Tanpa sengaja Hankyung menjatuhkan sebuah gelas yang ada di tangannya.
Oppa... kau tidak papa? Biar aku saja yang membereskan.” Minnie berlari ke arah Hankyung.
Minnie, boleh aku pinjam telepon?”
Minnie mengangguk. “Tentu saja boleh.”
Beberapa saat berikutnya, Minnie menghampiri Hankyung sambil membawa telepon.
Terima kasih.” dengan cepat Hankyung memencet beberapa tombol.

Yeoboseo.”
“Amma... ini aku.”
“Hankyung? Kau baik-baik saja? Bagaimana keadaanmu?”
“Aku baik-baik saja, amma tenang saja!”
“Syukurlah. Bagaimana dengan Chulie?”
Hankyung mengerutkan dahi. “Chulie?” batinnya.
Apa kalian mengalami kesulitan? Kami semua benar-benar mencemaskan kalian berdua. Sejak Chulie nekat pergi ke Seoul untuk mencarimu, dia tidak pernah memberi kabar. Mana Chulie? Amma ingin mendengar suaranya.”
Wajah Hankyung terlihat pucat. “Chulie... sedang pergi... sebentar. Aku akan menjemputnya sekarang. Nanti aku akan telepon lagi.”
Yang penting kalian baik-baik saja. Aku akan memberi tahu keluarga Chulie, kalau kau menelepon.”
Ya...” Hankyung memutuskan sambungan telepon. Sejurus kemudian, dia menatap keluar jendela, saat melihat hujan deras, pikiran Hankyung semakin kalut.
Chulie... di Seoul? Tapi... dimana?” tanpa pikir panjang Hankyung berlari keluar rumah, menerjang derasnya hujan.
Oppa... kau mau kemana?” teriak Minnie.

**** TBC ****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar