Selasa, 12 April 2011

«» Journey To Happiness ® Part 13 «»


Wajah Hankyung terlihat pucat. “Chulie... sedang pergi... sebentar. Aku akan menjemputnya sekarang. Nanti aku akan telepon lagi.”
“Yang penting kalian baik-baik saja. Aku akan memberi tahu keluarga Chulie, kalau kau menelepon.”
“Ya...” Hankyung memutuskan sambungan telepon. Sejurus kemudian, dia menatap keluar jendela, saat melihat hujan deras, pikiran Hankyung semakin kalut.
“Chulie... di Seoul? Tapi... dimana?” tanpa pikir panjang Hankyung berlari keluar rumah, menerjang derasnya hujan.
“Oppa... kau mau kemana?” teriak Minnie.
Dengan perasaan bingung, Minniepun berlari keluar, berusaha mengejar Hankyung.
“Oppa...”
Tanpa mempedulikan teriakan Minnie, Hankyung terus berlari. Saat ini hanya satu hal yang ada dalam benak, dan pikirannya, yaitu... 'Chulie'.



“Oppa...” Minnie berhasil meraih lengan Hankyung. “Oppa... apa yang kau lakukan?” tuntut Minnie.
Hankyung hanya terdiam, menatap Minnie sekilas. Bayangan wajah Chulie kembali terlintas dalam pikirannya, detik berikutnya, Hankyung menepis tangan Minnie, hendak beranjak pergi.
“Oppa!” Minnie memeluk tubuh Hankyung dari belakang. “Kau tidak boleh seperti ini! Kau... benar-benar membuatku cemas. Ingat, kau baru sadar dari koma.” ada getaran dalam tiap kata-kata Minnie.
Hankyung memejamkan mata, perlahan dia menyentuh tangan Minnie, berusaha membebaskan diri dari pelukan yeoja itu. “Maaf...” ucapnya lirih.
Hankyung, memandang wajah Minnie lekat-lekat. Perasaan bersalah mulai menjalar, melihat yeoja yang saat ini ada dihadapannya, dalam keadaan basah kuyub.
“Aku benar-benar harus pergi.” Hankyung menyentuh pipi kiri Minnie dengan lembut.
“Oppa... jika kau memang harus pergi... katakan padaku! Aku... pasti akan mengantarmu. Kemanapun.”
==============

Minnie memacu mobilnya cukup kencang.
Sesaat Minnie melirik Hankyung, yang terlihat murung, pandangannya lurus ke depan, manatap jalanan yang diguyur hujan.
“Oppa, kau baik-baik saja?”
Hankyung tersentak dari lamunannya, “Ya.” jawabnya sekilas.
Minnie mengerucutkan bibir, menghela napas pelan, kemudian kembali fokus menyetir.
«»«»«»«»«»«»«»«»

- Flashback, 30 menit yang lalu -

Minnie berhasil menyeret Hankyung, untuk kembali ke rumah.
“Oppa, sebenarnya kau mau kemana?”
“Pulang, kembali ke rumah kontrakan.”
Minnie mengerutkan dahi, “Bukannya kau bisa pergi besok?”
“Tidak bisa!” Minnie tersentak, mendengar nada bicara Hankyung, yang seperti orang frustrasi. “Chulie ada di Seoul.”
Minnie membelalakkan mata, “Chulie? Pacarmu? Di Seoul?”
Hankyung terduduk, memegang kepala dengan kedua tangannya. “Aku harus mencarinya. Ku dengar... sejak Chulie pergi ke Seoul, dia tidak pernah memberi kabar pada keluarganya. Aku hanya bisa memikirkan dua kemungkinan, sebagai penjelasannya.” Hankyung berusaha menenangkan diri.
“Pertama, saat ini dia berada di rumah kontrakanku. Karena, jelas itu adalah tempat tujuan pertamanya. Dia pasti tahu aku menghilang, dia pasti sangat mencemaskanku. Aku tidak bisa membayangkan, bagaimana dia berkeliaran di jalan, hanya untuk mencariku.” Hankyung diam sejenak, memejamkan matanya. “Kedua, sesuatu yang paling tidak ingin kupikirkan.” Hankyung menatap Minnie, “Terjadi sesuatu dengan Chulie. Bagaimanapun juga, dia seorang yeoja, pergi ke kota besar seorang diri, bukan gagasan yang bagus. Harusnya saat ini...” Hankyung menundukkan kepalanya.
“Oppa... mianhe...” Minnie menyentuh pundak Hankyung.

- End Of Flashback -
«»«»«»«»«»«»«»«»

Ciiiittttt....
Mobil Minnie berhenti di sebuah kawasan perumahan.
Tepat di depan sebuah rumah sederhana, berdinding putih bersih, yang memiliki pagar pendek.
Hankyung dan Minnie saling berpandangan, kemudian kembali menatap rumah itu. Meskipun dari luar terlihat bersih, namun, dengan pasti bisa dikatakan... tidak ada tanda-tanda kehidupan disana.
“Oppa? Kau yakin Chulie ada di dalam?” tanya Minnie dengan nada penuh keraguan.
Hankyung berpikir mulai keras. Sejurus kemudian, dia menoleh pada sebuah rumah yang ada di seberang jalan. “Nyonya Park.” ucapnya lirih.
“Eh? Apa...” belum selesai Minnie bertanya, Hankyung sudah keluar dari mobil, berlari ke seberang jalan, memerobos hujan. “Oppa...” sontan Minnie langsung membuka payung, berlari menyusul Hankyung.

Hankyung dan Minnie, berdiri di depan sebuah rumah, tepat di depan rumah Hankyung.
Tingtong... Tingtong...
Ckelekkk...
Seorang wanita paruh baya membuka pintu.
“Nyonya Park.”
“Hankyung? Benarkah ini kau? Kemana saja kau selama ini?” nyonya Park memeluk Hankyung.
“Aku... ceritanya sangat panjang. Ehm... selama aku pergi, apa ada yang mencariku?”
“Ya, ada beberapa orang yang mencarimu.”
“Siapa? Yeoja?”
“Bukan, beberapa teman kerjamu.”
Hankyung dan Minnie saling pandang.
“Nyonya Park, boleh aku minta kunci cadangan?”
“Tentu saja. Sebentar ku ambilkan.”
“Nyonya Park, adalah pemilik rumah yang ku tempati.” Hankyung menjelaskan pada Minnie.
“Ini.” nyonya Park. Menyerahkan kunci pada Hankyung. “Aku hanya membantu membersihkan rumah, selebihnya tidak ada yang berubah.” nyonya Park tersenyum.
“Nyonya Park. Terima kasih...”
“Hankyung... senang akhirnya bisa melihatmu lagi.”
Hankyung tersenyum penuh kelembutan. “Berkat doa anda. Terima kasih.”

Ckelekkk...
Begitu masuk, Hankyung menyalakan lampu, kemudian berjalan menuju ruang tengah. Untuk beberapa saat, Minnie mengedarkan pandangan ke segala penjuru ruangan. Detik berikutnya, dia menyusul Hankyung.
Hankyung berdiri di depan sebuah meja, disana berjajar beberapa foto dirinya dan Chulie. Hankyung memengang salah satu foto Chulie.
“Dia Chulie? Cantik.”
Hankyung mengerutakan dahi, sejurus kemudian, dia meletakkan foto itu, dan menatap Minnie dengan tajam.
“Antar aku kesuatu tempat.”
“Kemana?”
“Taman kota.”
“Untuk apa kita kesana? Hari ini hujan deras.”
“Kurasa... kita harus segera kesana.”
Hankyung menarik lengan Minnie.
===============

Disisi lain...

Kyuhyun memacu mobilnya dengan pelan. Pandangannya terus beralih dari satu sisi ke sisi lain.
“Aish... aku harus mencarinya kemana?” keluh Kyuhyun. Meskipun demikian, dia tetap menjulurkan lehernya, setiap melewati tempat-tempat yang cocok untuk berteduh.
Cukup lama, mobil Kyuhyun berputar-putar menelusuri kota Seoul. Dengan wajah letih, akhirnya Kyuhyun menghentikan mobilnya di tepi jalan. Sejurus kemudian, dia mulai memencet sederet nomor di ponselnya.

“Yoboseo.” terdengar suara seorang yeoja.
“Wookie... ini aku.” Suara Kyuhyun terdengar sedikit gusar.
“Kyu? Ada apa?” tanya Wookie bingung.
“Kau tahu kemana kira-kira Chulie pergi?”
“Eh? Apa maksudmu? Memangnya Chulie pergi?”
“Sudah jawab saja?” serga Kyuhyun dengan tidak sabar.
“Aish... aku harus tahu dulu, ada apa sebenarnya.” tuntut Wookie.
Kyuhyun menghela napas pelan. “Sampai sekarang, Chulie belum pulang.” jawab Kyuhyun dengan engan.
“Mwo? Hujan deras seperti ini?” pekik Wookie.
Kyuhyun menjauhkan ponselnya. “Karena itulah... aku sudah mencarinya kemana-mana, tetap tidak ketemu.” ucapnya lemah. “Well, apa kau tahu Chulie kemana? Kalian kan cukup dekat.”
“Ehm... coba kau cari disekitar taman kota. Mungkin saja Chulie sedang berteduh.”
“Taman kota?” Kyuhyun mengerutkan dahi.
“Setahuku, satu-satunya petunjuk yang dimiliki Chulie adalah taman kota. Saat ini, pasti dia masih ada disekitar sana. Hya... Kyu kau harus mencarinya sampai ketemu!”
“Iya... iya. Aku kan memang sedang mencarinya.”
“Eh... begitu kau bertemu dengan Chulie, kabari aku!”
“Iya.”
Kyuhyun memutus sambungan teleponnya. Sejurus kemudian, dia menancap gas, menuju taman kota.
==============

* Heechul POV *

Aku sadar sepenuhnya tindakanku terkesan bodoh. Duduk di bangku taman, dibawah guyuran hujan, menunggu sesuatu yang belum tentu akan datang. Tapi, apa yang bisa kulakukan? Entahlah, tapi... aku ingin bertahan di tempat ini untuk beberapa saat lagi. Tuhan... apa lagi yang harus kulakukan?

Tenggorokanku tercekat, ada banyak kata-kata yang ingin ku teriakkan, tapi... semua itu tidak bisa ku keluarkan dengan mudah. Memikirkan Hankyung oppa, dadaku terasa sesak. Untuk kesekian kalinya aku mengeluarkan air mata,
aku bisa merasakannya, setiap butiran hangat yang menetes di sela-sela pipiku, bercampur dengan dinginnya air hujan yang menguyur sekujur tubuhku.
Aku masih bisa bertahan, aku masih ingin bertahan untuk beberapa saat lagi.

“Oppa...” bibirku bergetar, saat menyebut namanya. Aku langsung menutup wajahku dengan kedua tangan.
Aku masih bisa mendengar suara hujan di sekelilingku, tapi... entah mengapa, rasanya hujan tidak lagi menguyur tubuhku. Saat itu juga aku langsung mendongak. Kulihat, ada sebuah payung hitam besar, melindungiku dengan sempurna dari guyuran hujan.
“Apa yang kau lakukan disini?” suara yang tidak asing, dengan nada yang terkesan sangat marah.
===============

* Author POV *

“Apa yang kau lakukan disini?” terdengar suara yang tidak asing bagi pendengaran Chulie, dengan nada yang terkesan sangat marah.
“Aku tanya padamu! Apa yang kau lakukan disini?”
“Kyu...” Chulie membuang mukanya.
“Dasar bodoh! Kau pikir dengan begini bisa bertemu dengannya? Kita pulang sekarang!” Kyuhyun menarik lengan Chulie dengan kasar.
“Lepaskan!” Chulie menepis tangan Kyuhyun.
Kyuhyun menatap wajah Chulie tajam. “Kau bisa sakit.”
“Ini bukan urusanmu. Biarkan aku sendiri.”
“Akan jadi urusanku.”
“Kau tenang saja, aku tidak akan menyusahkanmu.”
“Bisakah kau tidak keras kepala?” bentak Kyuhyun.
“Bisakah berhenti mengaturku?” balas Chulie.
“Aku tidak mengaturmu. Aku... hanya mencemaskanmu.”
“Berhentilah mencemaskanku.”

Chulie beranjak pergi, menjauh dari Kyuhyun. Namun dengan sigap Kyuhyun menarik lengan Chulie, melepaskan payung yang di pegangnya, dan mendekap tubuh Chulie dalam pelukannya.
“Bisakah kau jangan melakukan hal bodoh? Aku pasti akan membantumu mencari Hankyung, jadi, kumohon jangan bertindak bodoh seperti ini.” bisik Kyuhyun lirih.
Pertahanan Chulie terasah runtuh saat itu juga. “Hankyung oppa... aku benar-benar berharap saat ini kaulah yang sedang memelukku seperti ini.” batin Chulie. Tiba-tiba tubuh Chulie mulai lemas, perlahan dia mulai tidak sadarkan diri.
“Chulie?” secara refleks Kyuhyun menggendong tubuh Chulie, dan berlari menuju mobilnya.

Ciiitttt...
Karena, terlalu panik, Kyuhyun tidak melihat jalan, dan hampir tertabrak mobil.
“Maaf...” Kyuhyun menundukkan kepala sejenak, kemudian kembali berlari menuju mobilnya.
“Hankyung oppa...” aku hampir saja menabrak seseorang lagi, bukan dua orang.” Minnie membekap mulutnya sendiri.
“Tidak terjadi apa-apa, kau tidak menambak siapa-siapa, tenanglah.”
“Oppa...” keduanya menatap Kyuhyun, yang dengan panik memasukkan tubuh seorang yeoja yang tidak sadarkan diri, kedalam sebuah mobil, kemudian memacu mobil itu dengan kencang. Tanpa mereka sadari, bahwa yeoja itu adalah Chulie.
==============

Kediaman Keluarga Cho...

“Apa yang terjadi?” tuntut Teuki.
“Chulie pingsan.”
Mata Teuki melebar, kemudian bergegas membuka pintu kamar Chulie.
“Kau ganti baju! Aku yang akan mengantikan baju Chulie.”
Kyuhyun menatap wajah Chulie sekilas. “Ku serahkan dia padamu.”
-------------------------

Matahari menyusup melalui sela-sela jendela.
Perlahan, Chulie mulai membuka matanya. Dia mengerjapkan mata beberapa kali, saat mendapati kyuhyun tertidur di pinggir tempat tidurnya, tangan Kyuhyun mengenggam erat jemari Chulie.
“Kyu...” bisik Chulie lirih. “Jangan bilang...” Chulie membekap mulutnya sendiri.
Beberapa saat kemudian, Kyuhyun mengeliat, seolah baru mengingat sesuatu, dia langsung menatap Chulie.
“Kau sudah bangun?” Kyuhyun mengulurkan tangannya, menyentuh kening Chulie. Sebuah kelegaan muncul dari raut wajahnya. “Syukurlah, demammu sudah turun.”

“Kyu... kau semalaman ada disini?”
Kyuhyun memutar bola matanya, detik berikutnya dia mulai tersenyum evil. “Benar-benar menyusahkan, aku sampai tidak bisa tidur gara-gara kau terus mengigau.”
“Aku? Mengigau? Itu tidak mungkin.”
Kyuhyun mencondongkan tubuhnya ke arah Chulie. “Aku sungguh-sungguh, kau terus saja menyebut namaku.”
Chulie membelalakkan mata, “Itu... tidak mungkin!” Chulie mengerahkan pandangan ke tempat lain, menghindari tatapan Kyuhyun.
“Hahaha... aku hanya bercanda.” Kyuhyun mengusap rambut Chulie dengan lembut.
Chulie mengigit bibir bawahnya, wajahnya mulai memerah.

Ckelekkk...
“Chulie... kau sudah sadar? Syukurlah!” Teuki menghampiri Chulie sambil membawa nampan berisi bubur panas. “Kau tidak tahu, bagaimana paniknya Kyuhyun.”
“Hya... mana ada hal seperti itu?”
“Aish... sudahlah, aku buatkan bubur.” Teuki menyerahkan mangkuk bubur pada Kyuhyun.
“Wow... ini untukku? Tidak kau racunikan?”
Pletakkk...
Teuki menjitak kepala Kyuhyun. “Siapa bilang itu untukmu? Untuk Chulie.”
“Aish... kenapa kau berikan padaku?” Kyuhyun menyodorkan bubur itu pada Chulie. “Cepat kau makan.”


Teuki benar-benar jengah melihat tingkah Kyuhyun, dengan geram dia menjewer telinga Kyuhyun.
“Ahhhhhh....” teriak Kyuhyun.
“Siapa yang menyuruhmu memberikan pada Chulie? Dia masih sakit, kau yang harus menyuapinya!”
“Ahhhhh.... lepaskan...” Kyuhyun menepis tangan Teuki. Detik berikutnya dia memegang telinganya yang memerah. “Kenapa harus aku?” keluh Kyuhyun.
Teuki melotot pada Kyuhyun.
“Iya... iya...”
Kyuhyun mulai menyuapi Chulie.
“Habiskan buburnya, aku tinggal sebentar.” ucap Teuki lembut.
Chulie tersenyum, menatap Kyuhyun, yang menyuapinya dengan penuh kesabaran.
================

Malam itu, begitu Kyuhyun pulang dari kantor, dia langsung pergi ke kamar Chulie.
“Bagaimana keadaanmu?”
“Sudah lebih baik.”
“Kau sudah menghubungi Wookie?”
Chulie tersenyum, kemudian menganggukkan kepalanya.
Kyuhyun menghela napas lega. “Dia tadi meneleponku. Aku diceramahi habis-habisan. Well, bukan salahku kalau aku lupa memberi kabar padanya.”
“Aku sudah bicara pada Wookie.” Chulie berusaha meyakinkan.
“Sudahlah, sebaiknya kau istirahat.” Kyuhyun mengacak-acak rambut Chulie. Kemudian beranjak pergi. Chulie langsung turun dari tempat tidurnya. “Kau mau kemana?” tanya Kyuhyun.
“Haus... mau mengambil air minum.”
“Biar aku yang mengambilkan.”
“Aku bisa sendiri.”
“Menurutlah padaku!” ucap Kyuhyun lembut.

Klikkk...
Tiba-tiba semua lampu padam. Rumah yang besar itu menjadi gelap gulita.
Detik itu juga, Kyuhyun memeluk tubuh Chulie, keduanya merapat di dinding. Perlahan Kyuhyun mulai melonggarkan pelukannya, namun... Chulie mencengkeram erat lengan Kyuhyun.
“Kau mau kemana?” tanya Chulie, yang tidak bisa menyembunyikan getaran dalam suaranya.
“Aku akan mencari lilin, sepertinya ada di...”
“Jangan kemana-mana!” potong Chulie. “Tetaplah disini!” bibir Chulie bergetar. “Kumohon... aku... takut.”
“Iya-iya aku akan tetap disini.” Kyuhyun mengalihkan pandangannya kearah jendela.
Cahaya bulan menyusup masuk dari sela-sela jendela. Itu bukan penerangan yang baik, tapi cukup bagi Chulie, untuk melihat wajah Kyuhyun dengan lebih jelas.

Deg...
Ini bukan pertama kalinya, Chulie, menatap wajah Kyuhyun dari jarak dekat.
Tapi... ini pertama kalinya, ada sebuah perasaan baru yang muncul dari dasar hati Chulie.
Sebuah perasaan baru, yang membuat jantungnya berdebar dengan cepat.
Sebuah perasaan baru, yang membuatnya merasa sesak napas.
Sebuah perasaan baru, yang membuat otaknya berhenti bekerja untuk beberapa saat.
Sebuah perasaan baru, yang membuatnya tidak mampu melepaskan pandangan dari wajah seorang Kyuhyun.

**** TBC ****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar