Kamis, 10 Maret 2011

«» Journey To Happiness ® Part 11 «»


Oppa...” teriak Chulie.
Chulie membangunkan tubuhnya, terduduk, Keringat dingin membanjiri tubuhnya. Perlahan dia mulai mengatur napasnya, sambil mengerjapkan mata cepat.
Itu hanya mimpi. Benar, itu hanya mimpi.” Chulie menelan ludahnya. “Ini semua gara-gara ucapan konyol Kyuhyun.” Chulie mencengkeram selimut. “Oppa... kau ada dimana?” Chulie memeluk lututnya erat.
Perlahan, bayangan mimpinya, mulai muncul dalam ingatannya.
«»«»«»«»«»«»«»«»

Chulie terjaga di bawah sebuah pohon rindang, di sekitar padang rumput. Tubuhnya dibalut dengan dess panjang warna putih bersih, hembusan angin menerpa wajahnya, memainkan rambutnya yang tergerai.
Perlahan Chulie mulai mengerjapkan mata. “Apa yang kulakukan? Kenapa aku bisa ada disini?”
Kau sudah bangun?” tanya seorang manja, yang suaranya tidak asing bagi pendengaran Chulie.
Chulie langsung menoleh. Saat ini, di sampingnya, ada sosok seorang namja yang selalu dirindukannya.
Oppa... Hankyung oppa... benarkah ini dirimu? Oppa... kau kemana saja? Aku...” Chulie memeluk tubuh Hankyung dengan erat.
Ya, ini aku, maaf... selama ini telah membuatmu cemas.” ucapnya sambil mengusap rambut Chulie lembut.

Oppa... sebenarnya kemana kau selama ini?”
Hankyung tersenyum. “Aku selalu ada disisimu.” ucapnya, kemudian mengecup pucuk kepala Chulie.
Apa maksudmu? Aku... tidak mengerti.”
Hankyung menatap Chulie lembut. “Bukankah aku selalu ada di hatimu? Itu artinya aku akan selalu ada disisimu.”
Kau jangan bercanda! Aku serius oppa.” Chulie mulai terisak.
Siapa yang bercanda?” Hankyung kembali merengkuh tubuh Chulie. “Selamanya aku tidak akan meninggalkanmu. Kecuali...”
Chulie menatap Hankyung tajam.
Kecuali apa?” tuntut Chulie.
Hankyung hanya tersenyum, mengelus pipi Chulie dengan lembut.
Oppa... apa yang kau sembunyikan dariku?”
Tanpa menjawab pertanyaan Chulie, Hankyung berdiri, dan menarik lengan Chulie, dengan penuh kelembutan.
Hati Chulie bergejolak, rasa ingin tahu, keraguan, keinginan untuk selalu percaya, berkecambuk jadi satu. Namun, saat melihat senyuman yang tersungging di bibir Hankyung, Chulie mulai menepis semua pikiran buruknya, dia hanya bisa pasrah, dan mengikuti setiap langkah Hankyung.

Hankyung, mengenggam erat tangan Chulie. Saat ini, mereka berjalan di pinggir sebuah sungai.
Chulie tersenyum, menatap Hankyung yang berada di sampingnya. Karena terlalu fokus pada Hankyung, tanpa sadar Chulie tersandung sebuah batu, dengan cepat Hankyung menangkap tubuh Chulie.
Kau tidak papa?” tanya Hankyung dengan cemas.
Chulie tersenyum, menggelengkan kepalanya. “Aku baik-baik saja.”
Hankyung mengusap rambut Chulie, sesaat kemudian, dia kembali menuntun Chulie.
Aduh...” teriak Chulie.
Kau kenapa?”
Kakiku... sakit...”
Hankyung langsung memeriksa kaki Chulie. “Sepertinya kau terkilir. Ehm...” Hankyung menatap Chulie sambil tersenyum, detik berikutnya Hankyung telah mengendong tubuh Chulie.
Oppa...”
Begini jauh lebih baik.”

Chulie menggigit bibir bawahnya. “Sudah lama... aku tidak melihat Hankyung oppa dari jarak sedekat ini. Tuhan... apa ini nyata? Jika ini hanya sebuah mimpi... aku benar-benar tidak ingin bangun.”
Oppa... kau mencintaiku?”
Hankyung, menatap Chulie dengan penuh kelembutan. “Apa perlu dipertanyakan?”
Chulie tersipu malu, detik itu juga dia menggeleng, dan membenamkan wajahnya di bahu Hankyung.

Tolong... Tolong...” teriak seorang yeoja.
Chulie, dan Hankyung langsung menoleh, kearah sumber suara. Saat itu, tepet di tengah sungai, terlihat seorang yeoja yang hampir tenggelam. Dengan cepat hankyung menurunkan tubuh Chulie, dan terjun ke sungai, berusaha menolong yeoja itu.
Pada saat yang bersamaan, tiba-tiba aliran sungai semakin deras, air meluap, menghempas tubuh Hankyung, dan yeoja itu.
Oppa...” teriak Chulie.
Chulie hendak terjun ke sungai, namun tiba-tiba kakinya tidak bisa digerakkan. Dengan mata kepalanya sendiri, Chulie... melihat Hankyung, orang yang paling dicintainya, tengelam, terseret arus, bersama seorang yeoja yang tidak dikenalnya.
OPPA...” Chulie hanya bisa berteriak, air matanya mulai mengalir disela-sela pipinya.
«»«»«»«»«»«»«»«»

Chulie mengerjapkan mata, menggelengkan kepala, dan memukul kepalanya sendiri. “Itu hanya mimpi. Semua akan baik-baik saja.” Chulie memejamkan mata, berusaha meyakinkan diri sendiri.
-------------------------------

Disisi lain, disebuah rumah besar. Terlihat seorang yeoja, dengan senyumannya yang manis, dia berjalan menuju jendela sebuah kamar.
Dia mulai membuka gorden yang menutupi jendela itu. Perlahan, cahaya matahari menyusup masuk, dan mengenai wajah seorang namja yang sedang tertidur pulas.
Namja itu mengerutkan dahinya, dia sedikit menggerakkan kepalanya. “Chulie...”
Yeoja itu menoleh, menatap wajah namja itu. “Chulie? Aku tidak salah dengar bukan?” Yeoja itu membelalakan matanya lebar. “Oppa...” teriaknya kencang.
Oppa...” yeoja itu berlari keluar kamar. “Oppa... Donghae oppa...”

*Kyaaaa... akhirnya suamiku nongol juga... oh... haepa... *

Minnie! Kenapa teriak-teriak seperti itu?”
Oppa... itu... dia...” Minnie muali mengatur nafasnya. “Aku tadi mendengar, dia... menyebut nama seseorang.”
Benarkah?”
Minnie menganggukkan kepalanya. “Aku tadi mendengar dia memanggil Chulie...” Minnie mengerutkan dahi.

Tanpa menghiraukan ekspresi Minnie, Donghae langsung berlari menuju sebuah kamar.
Disana terlihat seorang namja, tubuhnya terbaring di tempat tidur, namun pandangannya menyapu tiap sudut ruangan.
Akhirnya kau sadar juga.” ucap Donghae, sebuah kelegaan menjalar dalam hatinya.
Aku... dimana? Siapa kau?”
Kau berada di rumahku. Sudah sebulan kau tidak sadarkan diri.”
Mwo? Sebulan? Apa yang sebenarnya terjadi?”
Maaf...” ucap Minnie, yang berdiri di belakang punggung Donghae.
Dia sudah sadar?” ucap seorang yeoja, yang berdiri di ambang pintu.

Ah... maaf, kau pasti bin gung dengan semua ini. Perkenalkan, aku Donghae, dia dongsaengku Minnie, dan yang ini, istriku Reni.”

* Hankyung dan Minnie langsung mengerutkan dahi.
Hankyung : kok rasanya ada yang gak beres?
Minnie : kok Reni seh?
(Donghae, dengan santai meluk Reni, gak peduli semua protes cast yg lain)
Hankyung & Minnie : woiiii... cepet ganti!
Author : Aish... berisik, baru nongol aja dah berani protes. Mau nyaingin Chulie apa?
Chulie : Ada yg mangil namaku?
Author : Huaaaaaa.... *bener2 kaget setengah matang(?)*
ngapain disini? Hus... hus... *ngusir Chulie kyk kucing*
Chulie : feeling mengatakan disini ada yg gak beres. *mulai asah golok* mau tak kerahin reader juga neh?
Author : kyknya akyu bener2 salah milih cast deh...
Donghae: sabar Chagi, ntr kita honeymoon ya...
Author : hueeee... >///< haepa... jgn keras2 ngomongnya
Teta & Sop buntut : - ____ -' selalu begini.
Cha & Astia : Amma... kita2kan belum cukup kumur(?) *langsung nutup muka*
Rinko : go to hell dah min...
Author : semuanya kejam... *nangis dipojokan*
Donghae : sudah2, sini, kukasih penambah energi *Chu~*
Wkakakaka... mianhe... Reni kumat sarapnya, wokeh next... *

Ah... maaf, kau pasti bingung dengan semua ini. Perkenalkan, aku Donghae, dia dongsaengku Minnie, dan yang ini, istriku Kibum.” Donghae melirik Kibum sekilas. “Kau tidak perlu khawatir, aku seorang dokter. Boleh kami tahu siapa namamu?”
Hankyung, namaku Hankyung. Sebenarnya apa yang telah terjadi?”
Minnie menghela napas pelan. “Sebenarnya... semua ini salahku. Maaf... aku benar-benar minta maaf...” Minnie menundukkan kepalanya. Perlahan dia mulai menceritakan semuanya.
«»«»«»«»«»«»«»«»

- Flashback, satu bulan yang lalu -

Malam itu, Minnie, memacu mobilnya dengan kecepatan normal. “Ah... aku ingin cepat-cepat sampai rumah, rasanya hari ini cukup melelahkan.” keluh Minnie.

Me-ari soriga deullyeo-oneun
gyegokssoge heureuneun mulchaja
geugoseuro yeohaengeul tteonayo


Ponsel Minnie, yang berada dalam tas berdering.
Aish...” gerutu Minnie, karena sedikit kesusahan mengambil ponselnya. Begitu berhasil di ambil, tiba-tiba ponselnya terlepas dari genggaman tangannya. “Aish... ada-ada saja.” Minnie menundukkan kepalanya, mencoba melihat letak ponselnya. Saat pandangannya kembali fokus ke jalan, tiba-tiba dia membelalakan matanya lebar.
Ciiiiitttt....
Brukkk....
Minnie mengerem mobil secara mendadak. Saat itu, tanpa sengaja, Minnie telah menabrak seseorang.
Dengan perasaan panik Minnie keluar dari mobilnya.
Ya Tuhan...” Minnie membekap mulutnya, saat melihat seorang namja terkapar di tanah, tubuhnya mengeluarkan banyak darah.
-------------------------


Di Rumah sakit....

“Oppa...” Minnie kembali terisak. “Donghae oppa... bagaimana ini? Aku...”
Donghae menepuk punggung Minnie. “Semuanya akan baik-baik saja.” Donghae meninggalkan Minnie, dan berjalan menuju ruang operasi.


3 jam kemudian....


Pintu ruang operasi terbuka. Donghae, keluar dengan wajah yang cukup kelelahan.
Oppa...” Minnie menghampiri Donghae, dengan wajah cemas.
Operasinya berjalan lancar. Dia akan baik-baik saja.”
Minnie memejamkan mata, “Syukurlah...”
Kau sudah berhasil menghubungi keluarganya?”
Minnie menggelengkan kepala. “Aku... tidak menemukan identitasnya.”
Tenanglah, kita bisa mencari tahu nanti.”
Oppa... maaf...”
Donghae mendekap tubuh Minnie, dongsaeng yang paling disayanginya.
----------------------------


Dua Minggu kemudian....


Identitas namja itu masih belum diketahui. Tidak ada yang mencari keberadaannya, seolah di dunia ini... dia hanya hidup sendiri. Satu lagi yang membuat Minnie, dan Dongahe sedikit cemas, sampai detik ini, belum ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa namja itu akan segera sadar. Gegar otak ringan menjadi salah satu pemicunya. Meskipun demikian, Donghae masih terus mencari penyebab lain, kenapa sampai sekarang namja itu masih engan membuka kedua matanya.


Minnie duduk di samping ranjang ruang rawat inap. Dia menatap wajah seorang namja, yang terus tertidur dengan pulas.
Tampan... kapan kau akan bangun? Ini sudah dua minggu. Cepatlah bangun! Aku lebih senang mendengar semua kemarahanmu, emosimu, kerena... akulah yang menyebabkanmu seperti ini. Apa kau tidak bosan terus tidur? Kau tahu? Selama kau tidur, Super Show 3 sudah konser di Indonesia *Reni mulai ngaco lagi neh wkakaka...*
Well, tampan... cepat bangun ya...” Minnie menatap wajah namja itu lekat-lekat.
Saat itu, tanpa disadari oleh Minnie, Donghae tengah mengintip dari balik pintu.


Kita akan membawanya pulang.” ucap Donghae.
Apa maksud Oppa? Aku tidak mengerti.”
Kita kan membawa namja itu pulang ke rumah. Dengan begitu, kau bisa menjaganya setiap saat.”
Oppa...”
Kau pikir... aku tenang membiarkanmu setiap hari datang pagi buta, pulang tengah malam, hanya untuk menjaganya? Aku mengerti bagaimana perasaanmu. Jadi, dengan begini, kau masih memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat. Kau juga harus menjaga kesehatanmu. Ingat itu!” ucap Donghae, dengan cukup tegas.
Minnie manganggukkan kepala. “Oppa... terima kasih.” Minnie memeluk tubuh Donghae erat.


- End Of Flashback -
«»«»«»«»«»«»«»«»


Kau baru sadar, sebaiknya jangan berfikir yang macam-macam. Untuk saat ini, kau masih membutuhkan banyak istirahat. Minnie, buatkan dia bubur, sudah satu bulan perutnya tidak terisi makanan, saat ini dia harus mulai beradaptasi dengan makanan yang lebih halus.”
hankyung tersenyum, melihat perhatian semua orang padanya. “Terima kasih.”
Kau tidak perlu berterima kasih. Ini memang kewajiban kami, lagipula... akulah yang menabrakmu.” Minnie menundukkan kepalanya.
Yak, sampai disini acara mendramatisirnya, Minnie, kau dengar kata oppamu? Kau harus membuatkannya bubur, ayo cepat kita buat bubur yang paling enak untuk Hankyung.” ucapan Kibum terasa mencairkan suasana yang sejak awal memang kaku.
Donghae tersenyum, dan memeluk pinggang Kibum dengan erat. “Terima kasih.” bisiknya tepat di telinga Kibum.
-------------------------------
Minnie membawakan makanan ke kamar Hankyung.
Apa yang sedang kau pikirkan?”
Hankyung tersenyum ramah. “Hanya memikirkan keluargaku. Aku yakin mereka pasti mulai mencemaskanku. Terutama Chulie...”
Maaf, ini semua salahku.” Minnie menundukkan kepalanya.
Sudahlah, jangan terlalu menyalakan diri sendiri. Kau lihat sendiri, saat ini, aku dalam keadaan utuh, tidak kurang satu apapun. Kalian telah merawatku dengan sangat baik.”
Tapi... aku telah membuatmu koma selama satu bulan penuh.”
Ah... benar juga, aku telah kehilangan waktuku.”
Aku benar-benar minta maaf...” mata Minnie muali berkaca-kaca.
Bisakah kau berhenti minta maaf? Ini bukan kesalahanmu sepenuhnya.”
Minnie menyeka bulir air matanya, perlahan dia mulai tersenyum.
Hankyung mengehela napas pelan, perlahan pikirannya mulai menerawang jauh. “Chulie...”
--------------------------------

Disisi lain, terlihat Chulie, dan Kyuhyun sedang berdebat, memperebutkan Channel tv.
Hya... Kyu... aku mau lihat acara yang itu tadi.”
Tapi aku mau lihat yang ini.”
Aish... Aku sudah berada disini lebih dulu, siapa yang menyuruhmu kemari? Sebaiknya kau kembali ke kamarmu saja.” tukas Chulie tajam.
Hah... suka-suka aku, ini kan apartemanku.”
Chulie menyipitkan mata. Dengan cepat dia merebut remote control di tangan Kyuhyun.
Hya... apa-apaan kau?” teriak Kyuhyun.
Harusnya itu kata-kataku!” Chulie balas berteriak.
Sini! Kembalikan remotenya!”
Ogah...”
Aish... cepat kembalikan!”
Hah... tidak akan.”

Chulie berdiri, menjauh dari Kyuhyun. Dengan cepat Kyuhyun menarik lengan Chulie, denagn geram Chulie memukul tanagn Kyuhyun dengan remote control.
Hya... kau tidak tahu itu sakit?”
Tidak.” jawab Chulie acuh.
Dengan geram, Kyuhyun mencengkeram kedua lengan Chulie dengan kuat. Chulie berusaha memberontak, namun, bagi chulie, cengkeraman itu terasa semakin kuat.
Chulie menendang kaki Kyuhyun dengan keras. Saat itu, tanpa diduga, keseimbangan tubuh kyuhyun mulai goyah.

Brukkk...
Kyuhyun menindih tubuh Chulie, mata keduanya saling bertemu.
Deg...
Jantung kyuhyun berdebar kencang. Dia menelan ludahnya, menatap Chulie lekat-lekat.
Kyu... berat...” Chulie berusaha melepaskan diri.
Namun... tubuh Kyuhyun seolah membeku, tidak bergerak, hanya detak jantungnya, yang berpacu semakin kencang.
Ckelekk....
Cho Kyuhyun...” terdengar suara teriakan yang memekakan telinga.

**** TBC ****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar