Jumat, 18 November 2011

«» Beautiful Life ® Chapter 8 «»

Author : Me aka Reni Yunhae Uknow
Main Cast : Lee Ji Hee
                     Jung YunHo as Jung YunHo
                     Lee DongHae as Jung DongHae
Support Cast : Min Hee Ra
                           Choi Cha Cha
                           Lee SungMin
                           Jung EuiChul
Genre : Drama-Romance / Straight
Rated : PG-16
Length : Chapter 8 / Of ?
Disclaimer : Plot, ide cerita cmn milik author, kagak ada yang boleh protes! *langsung di tendang ke surga(?)*
Cerita ini hanya karangan fiktif belaka, jika ada kesamaan, Nama(?) *maaf, ini mah sengaja, aku emg pke namkor temen2ku :P* Karakter(?) *mungkin aja kan?* Tempat(?) *ya... siapa tahu?* Peristiwa(?) *ehm... kayaknya kemungkinan kecil dah wkakaka...*
Hey! Siapa suruh kebetulan mirip ma imajinasiku? Nah... lho? *Langsung digorok massa*  
Well, happy reading aja dah (^^v)
====================

Ehmmm... kau ingat yeoja yang menyumbangakan seluruh isi tabungannya, saat acara amal di panti asuhan tahun lalu?”
Errr... yeoja manis yang... memaikan piano, saat pengisi acara terlambat datang?” aku tersenyum, dan mengangguk mantap. “Kenapa dengan yeoja itu?”
Ehmmm... namanya Lee Ji-Hee.” tanpa sadar aku menggaruk pelipisku. “Aku... bermaksud akan menikahkannya dengan Yunho.”
Mwo?”
Aku hanya mengedikkan bahu, saat mendengar suara teriakannya. “Begitulah.”
Kau... kau... Aish! Kau sudah gila Jung Hee-Ra?” bisa kurasakan tangan Yoochun meremas pundakku. “Dia... yeoja itu terlalu muda untuk Yunho.”
“Aku tahu, tapi... hanya ini satu-satunya cara.” kutatap wajah Yoochun lekat-lekat. “Maaf, aku tidak ingin kehilangan lagi.” 
“Aku tidak mengerti.”
Kutarik napas panjang. “Bagaimana jika kukatakan... Ji-Hee adalah cucuku?”
Yoochun membelalakkan matanya. “Maksudmu? Dia... putri... Lee Hyukjae dan Hwang Seul-Ra?” aku hanya bisa mengangguk pelan. “Tapi bagaimana bisa...” Yoochun kembali melemparkan tatapan tajamnya padaku. “Kau tidak... mencari masalah dengan mereka bukan?”
Tentu saja tidak.” perlahan aku berjalan ke arah jendela. “Sangat ironis, aku tidak sengaja bertemu dengan Lee Hyukjae dalam sebuah meeting di pulau Jeju, beberapa bulan yang lalu. Tidak sengaja mendengar semua keluh kesahnya, yang berusaha diluapkan pada salah satu temannya.” aku menoleh menatap Yoochun dalam. “Menurutmu apa yang akan kulakukan? Saat tanpa sengaja mengetahui kenyataan bahwa... unnie telah pergi dari dunia ini?”
“Maksudmu... Ny. Lee? Istri mendiang... Lee Sungmin?” kugigit bibir bawahku, entah mengapa... rasanya mataku mulai memanas. “Ini gila! Hee-Ra, kau tidak seharusnya melakukan semua ini!”
Kutatap wajah Yoochun dengan tajam. “Lalu aku harus melakukan apa? Hah? Menurutmu apa yang akan kulakukan, saat putra kandungku berdiri tepat di hadapanku?” sergahku.

Bisa kurasakan Yoochun menarik tubuhku, “Hee-Ra... tenangkan dirimu!”
“Apa aku bisa tenang, dan membiarkannya... sekali lagi terlepas dari tanganku? Aku tidak bisa! Tidak kali ini! Aku tidak akan melepaskan mereka lagi!”

Hya! Hee-Ra! Min Hee-Ra! Ingat posisimu!” bentak Yoochun, yang mampu membuat air mataku langsung mengalir begitu saja.
Aku tahu posisiku... aku tahu, karena itulah... aku berusaha membuat Ji-Hee bisa masuk dalam keluarga ini.”
Tapi... kenapa harus Yunho?”
Aku tertawa miris. “Kau pikir Choi Cha-Cha bisa melepaskan mereka begitu saja?” aku menggeleng pelan. “Jawabannya tidak. Cha-Cha bukan wanita bodoh, sebelum dia pergi, dia telah mengatur sebuah masa depan untuk Ji-Hee. Satu lagi sangkar penuh taburan berlian, yang di rancang khusus agar aku tidak bisa menyentuh mereka.”
Itu tidak menjawab pertanyaan krusial, kenapa harus Yunho?”
Aku ingin melihat dua orang yang paling kusayangi hidup bahagia! Apa itu tidak cukup?”
Yoochun menggelengkan kepalanya. “Tidak, kau... mencoba mengorbankan Yunho!”
Aku terkesiap, kupejamkan mataku kuat-kuat. “Awalnya... aku memang menggunakan Yunho hanya sebagai tameng, berfikir hanya dia satu-satunya orang yang memiliki posisi kuat, hingga mampu menarik Ji-Hee secara utuh. Yang tentu saja tidak mungkin bisa dilakukan oleh cucu-cucuku, hingga pada akhirnya aku hanya bisa melihat setiap kelemahan dari cucu-cucuku. Bukan hanya itu, dalam pikiranku... Yunho adalah orang yang bisa menjaga serta melindungi Ji-Hee, dari sebuah jeratan kasat mata.” kuseka air mataku, menarik napas dalam-dalam. “Tapi akhirnya aku menyadari satu hal, bukan hanya itu alasanku memilih Yunho.” aku mendesah pelan. “Yunho juga putraku, aku tahu dengan pasti, dia telah... berkorban terlalu banyak, demi sahabatnya, demi istrinya, demi putranya, demi noonanya, demi keponakan-keponakannya, demi seluruh keluarga ini.” aku menoleh ke arah Yoochun. “Yunho berhak untuk bahagia, dan aku bisa pastikan, Ji-Hee adalah yeoja yang bisa membawa kebahagiaan untuknya, juga untuk... keluarga ini.”
Tapi... tidak dengan cara seperti ini. Kau pasti memaksa mereka bukan?”
Tidak ada cara lain. Aku tidak mungkin membiarkan mereka terlepas dari genggamanku. Setidaknya, dengan begini... aku masih bisa memenuhi janjiku pada Euichul oppa.”
Hee-Ra, sejak kapan kau... jadi keras kepala seperti ini?”
Sejak aku mengetahui bahwa ternyata... Tuhan masih memberiku kesempatan.” bisa kurasakan Yoochun meremas tanganku. “Yoochun-ah... kumohon... sekali ini, ijinkan aku bertindak sedikit egois.” dia hanya diam, menatapku dalam.
---------------

Kulangkahkan kakiku menuju kamar, kepalaku sedikit pusing, rasanya energiku terkuras habis, karena berdebat dengan Yoochun.
Nyonya... anda baik-baik saja?” kulihat pengurus Kim berusaha menompang tubuhku, tanpa sadar aku menertawakan faktor usia, yang tidak lagi mendukung fikiku.
Aku baik-baik saja.”
Nyonya... apa pengacara Park mempersulit anda?”
Kuberikan senyuman terbaikku padanya. “Semua bisa kuatasi.”
Kulihat pengurus Kim tersenyum simpul, kemudian menganggukkan kepalanya. “Saya akan selalu berada di pihak anda.”
Aku tahu. Terima kasih pengurus Kim.”
“Anda butuh sesuatu?” 
“Ehmmm... mungkin... Lee Ji-Hee.” candaku.
Hahaha... besok, pasti nona Ji-Hee datang kemari.”
Itulah yang kuharapkan.”

Kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur, berusaha menjernikan pikiran.

Ingat, meski aku tidak menentangnya, tapi... aku juga tidak sepenuhnya mendukung keputusanmu ini.

Aku mendesah pelan, saat mengingat kata-kata Yoochun, sebelum meninggalkan rumah ini.
Maaf... aku hanya ingin menikmati kebersamaanku bersama orang-orang yang kusayangi, kebersamaan yang tertunda selama bertahun-tahun.
Perlahan, butiran air mataku mengalir begitu saja, saat beberapa memori muncul dalam benakku.


»»»»®««««

Min Hee-Ra.” aku langsung menoleh, saat mendengar sebuah suara memanggilku.
Ah... Ny. Lee.” ku bungkukkan separuh badanku. “Direktur Lee sedang di ruang rapat, anda bisa menunggunya di ruangan beliau.”
Min Hee-Ra, sudah berapa lama aku menjadi sekertaris Sungmin oppa?”
Aku memiringkan kepalaku. “Ne?”
Jangan bersikap terlalu formal padaku, itu membuatku sedikit merinding.”
Aku tersenyum simpul. “Ehmmm... saya rasa... waktu 3 tahun masih belum cukup, hingga membuat saya bisa bersikap tidak sopan pada anda.”
Kudengar Ny. Lee mendengus sebal. “Cih! Kau selalu saja menjaga jarak.” aku terkekeh pelan, saat mendengarnya mulai menggerutu.
Well, apa aku memang terlalu menjaga jarak? Kami -Aku, dan Cha-Cha unnie- telah saling mengenal sejak 7 tahun yang lalu. Dia telah banyak membantuku -aku, yang notabene adalah anak dari sebuah panti asuhan- mulai dari tempat tinggal, beasiswa sekolah, hingga pekerjaan. Aku telah berhutang banyak padanya, kurasa... aku benar-benar menghormatinya.
Hee-Ra, kau mau membantuku?”
Selama saya mampu.” kuberikan senyuman terbaikku.
Ehmmm... bantu aku mengawasi Sungmin oppa.”
Aku langsung mengeryitkan dahi. “Setahu saya, direktur Lee bukan tipe orang yang bisa berselingkuh di belakang anda.”
Kulihat Ny. Lee menggeleng palan. “Bukan masalah itu. Ehmmm... kau tahu Choi Dongwook? Oppaku, dia akan melakukan merger dengan perusahaan ini.” Ny. Lee terlihat gelisa, menoleh ke kiri dan ke kanan. “Ehmmm... sejujurnya dia adalah orang yang paling menentang hubunganku dengan Sungmin oppa. Kuharap ini hanya sekedar perasaanku saja, tapi... tolong aku, sebisa mungkin awasi Sungmin oppa, aku tidak ingin terjadi sesuatu dengan suamiku.” kuraih tangannya, dan mengangguk pelan. “Terima kasih Hee-Ra-ya... kau memang selalu bisa kuandalkan.”
Ngomong-ngomong, apa gaji saya akan naik?” kelakarku.
Aish... kau ini, gajimu akan naik 10x lipat, jika kau membantuku mengurus Junki, bagaimana?”
Sepertinya... saya harus menolak niat baik anda.”
Sudah kuduga, apa mengurus anak usia 3 tahun itu merepotkan?” aku mengeryitkan dahi, kemudian menggelang pelan. “Aish! Kau ini, padahal Junki cukup menyukaimu.” aku hanya tersenyum mendengar semua celotehannya.

Choi Cha-Cha, apa yang kau lakukan di sini?”
Sontan aku dan Ny. Lee menoleh ke arah sumber suara.
Sungmin oppa.” Ny. Lee langsung berhambur dalam pelukan suaminya itu. “Aku bosan jika harus menunggu di ruanganmu.”
Jadi kau berniat mengganggu Min Hee-Ra?” aku berusaha menahan tawa, saat melihat wajah Ny. Lee yang ditekuk habis-habisan.
"Hya! Oppa! Aku tidak berbuat yang aneh-aneh.”
“Bukan tidak, tapi belum.”

Aish! Oppa, kau selalu saja berusaha menggodaku.” gerutu Ny. Lee dan menundukkan kepalanya.
Direktur Lee sedikit merunduk, mencoba mencari wajah istrinya. “Masih marah?”
Jangan menunjukkan wajah seperti itu.” Ny. Lee memukul lengan direktur Lee.
Sejujurnya ini bukan pemandangan yang asing bagiku, jadi aku sudah terbiasa dengan situasi seperti ini. Mereka pasangan yang unik, menurutku.
"Hee-Ra.” aku mendongak, saat direktur Lee memanggil namaku. “Sekali lagi kau berhutang padaku.” aku menaikkan sebelah alisku, tidak mengerti dengan perkataannya. “Kau tidak perlu mengotori kakimu, hanya untuk menendang Choi Cha-Cha.”
“Oppa!”

Tawaku langsung meledak di seluruh ruangan, saat mendengar teriakan Ny. Lee. Sudah kubilang mereka pasangan yang sangat unik, juga... pasangan favoriteku.
--------------

Ne, kami sedang melakukan meeting di daerah Incheon.”
Hee-Ra, kau bisa melihat suamiku?”
Aku mengeryitkan dahi. “Tentu saja Ny. Lee, direktur ada dalam jarak pandangku, meski kami tidak berada dalam satu ruangan, karena saat ini aku sedang ada di luar, ijin untuk mengangkat telepon darimu.” aku terkekeh pelan.
Hee-Ra... aku serius.” kudengar helaan napasnya. “Kenapa perasaanku benar-benar tidak enak?”
Ny. Lee.”
Hee-Ra jangan memanggilku seperti itu! Kau hanya membuat perasaanku semakin tidak nyaman.”
Aku mendesah pelan. “Baiklah, Cha-Cha unnie, di sini semunya dalam keadaan baik-baik saja, jadi... coba tenangkan dirimu.”
Akan kucoba. Well, jangan lupa kau harus memberiku kabar.”
Tentu saja, Ny. Lee.”
Hya!”
Hahaha... begitu meeting selesai, aku akan meneleponmu, unnie.”
Thanks, Min Hee-Ra.”
You're welcome, Ny. Lee.”
Terserah!”
Tut... Tut... Tut...
Aku hanya tersenyum, menatap ponsel di tanganku.

Bersulang!”
Aku dan beberapa rekan bisnis direktur Lee mengangkat tinggi-tinggi gelas di tangan kami.
Untuk kerjasama kita.” ucap direktur Choi, sekaligus oppa dari Cha-Cha unnie.
Kulihat direktur Lee mengulurkan tangannya. “Hyung, terima kasih.” ucapnya dengan senyuman tulus di bibirnya.
Berterima kasihlah pada Min-Hee-Ra.” aku mengeryitkan dahi. “Karena tanpa sekertaris hebat seperti dia, sepertinya aku tidak tertarik bekerjasama denganmu.” direktur Choi meninju lengan direktur Lee dengan pelan.
Aku tersenyum simpul. “Anda terlalu berlebihan direktur Choi.”
Tidak, Min Hee-Ra-ssi, aku serius, ehmmm... apa kau tertarik menjadi sekertarisku?”
Hya! Hyung, kau tidak bisa menyabotase sekertarisku.”
Benarkah?” kulihat direktur Choi mengerlingkan matanya padaku, sangat menggelikan.
Oke, sepertinya aku benar-benar kelelahan hari ini, buktinya... kepalaku mulai terasa pusing.
Maaf, saya permisi sebentar.” kubungkukkan sedikit badanku, dan berjalan ke luar, mencoba mancari udara segar.

Di tengah jalan kuambil ponsel di tasku, kemudian menekan beberapa tombol.
Aku bersandar ke dinding, nada sambung terasa sangat lama, apa mungkin ini efek dari sakit kepalaku?
Yoboseyo...”
Aku tersenyum mendengar suara di sebarang sana. “Cha-Cha unnie, merger berjalan dengan lancar.”
Benarkah? Syukurlah.”
Aku melirik jam di pergelangan tanganku. “Ehummm, mungkin sebantar lagi kami akan segera kembali ke Seoul.”
Ehmmm... sepertinya kalian akan sampai tengah malam.”
Sepertinya begitu.”
Hah... masih lama...”
Hahaha... kau bermaksud menunggu suami tercinta?”
Min Hee-Ra!”
Tidak perlu merasa malu, toh aku sudah tahu bagaimana kemesraan pasangan suami-istri Lee.”
Hee-Ra, aku tidak butuh komentarmu! Well, sampaikan salamku untuk Sungmin oppa.” aku hanya bisa terkekeh mendengar kata-katanya. “Hya! Min-Hee-Ra, kau mendengarkanku?”
Tentu saja, Ny. Lee yang cantik.”
Aish! Sudahlah! Hati-hati di jalan.”
Iya, Ny. Lee.”
Tut... Tut... Tut...
Begitu sambungan terputus kupejamkan mataku kuat-kuat, rasanya kepalaku semakin berdenyut kencang, dengan cepat kutekan pelipisku, berusaha mengurangi rasa sakit.

Sayup-sayup kudengar suara erangan seseorang, dengan perasaan enggan kulirik sekitarku.
Direktur Lee?” mataku menyipit saat kulihat direktur Lee berjalan dengan sempoyongan.
Min Hee...”
Brukkk...
Seketika mataku membelalak lebar. “Direktur Lee...” aku berteriak dengan panik. “Direktur Lee... bangunlah... kumohon... Direktur...” kuedarkan pandanganku, “Seseorang tolong...” bagaimana ini? Aku tidak bisa membopongnya seorang diri.
Aish! Tanpa memperdulikan kepalaku yang terasa bagai di pukul palu, aku berlari di sepanjang koridor, berusaha mencari pertolongan. Tapi... apa ini? Kenapa pandanganku mulai kabur? Dengan cepat aku berjongkok, kau harus bertahan Min Hee-Ra! Harus ber...
--------------

Brakkk... Brakkk... Brakkk...
Aish! Kenapa ada suara sebising ini? Kupejamkan mataku rapat-rapat, rasanya... kepalaku benar-benar mau pecah.
Kugeser posisi tubuhku, sedikit mengerang karena kurasakan sekujur tubuhku seperti... remuk? Entahlah, sepertinya aku benar-benar dalam keadaan tidak fit. Ya Tuhan... aku benci jika harus mengkonsumsi berbagai obat hanya untuk memulihkan tenaga.
Brakkk... Brakkk... Brakkk....
Cha-Cha... aku masih ingin tidur.” sebuah suara sontan membuatku membelalakkan mata lebar.
Dengan ragu-ragu aku menoleh ke samping kananku. Ya Tuhan... a... apa yang terjadi? Kenapa direktur Lee ada di atas tempat tidurku? Te... telanjang dada pula? Dengan cepat kuangkat tubuhku, hingga dalam posisi terduduk, dan lagi-lagi aku terkesiap, tubuhku... dalam keadaan polos? Sebenarnya apa yang telah terjadi? Kenapa aku tidak bisa mengingat apapun?
Tunggu dulu! Ini bukan kamarku.
Brakkk...
Kueratkan selimut untuk menutupi tubuhku, saat kulihat pintu terbuka dengan cara kasar.
Mataku terasa panas, saat mendapati sorotan tajam dari mata Cha-Cha unnie. Tidak... kumohon jangan salah paham...

Kupejamkan mataku, menekan kedua telingaku kuat-kuat, berusaha tidak melihat maupun mendengar suara desahan yang menjijikkan itu. Bagaimana mungkin ada video semacam itu? Bahkan... aku sendiri tidak pernah merasa telah melakukan hal itu?
Apa-apaan ini?” teriak direktur Lee. “Cha-Cha... percayalah padaku! Aku tidak tahu apa-apa tentang hal ini, aku sama sekali tidak mengingatnya.”
Kudengar suara tawa hambar dari mulut Cha-Cha unnie. “Tidak tahu apa-apa? Tidak mengingatnya? Tapi kenapa kalian terlihat begitu menikmatinya?” teriaknya.
Unnie... kami benar-benar tidak...”
Plakkk...
Kugigit bibir bawahku, saat mendapati Cha-Cha unnie menampar pipi kiriku.
Perih... terasa perih, tapi jauh lebih perih di sini, di lubuk hatiku, seolah ada sebuah benda tajam yang mencabik-cabik seluruh bagian tubuhku.
Kulihat butiran air mata jatuh di pelupuk matanya. “Min Hee-Ra-ssi, aku tidak pernah menyangka kau akan setega ini padaku.” tukasnya tajam.
Aku menggeleng cepat. “Unnie, kumohon... percayalah pada kami...” aku berusaha meraih lengannya.
Kau pikir dengan memanggilku unnie semua akan kembali normal?” Cha-Cha unnie menepis tanganku dengan kasar. “Kau tahu apa yang kurasakan sekarang? Kecewa! Dua orang yang kusayangi telah menghianatiku! Kau... orang yang telah kuanggap adikku sendiri ternyata...” Cha-Cha unnie tidak meneruskan kata-katanya, dia beranjak pergi dari tempat terkutuk ini.
Cha-Cha...” kulihat direktur Lee mengejar Cha-Cha unnie.
Tubuhku langsung merosot di lantai, air mata yang sejak tadi berusaha kutahan sudah tidak bisa di bendung lagi. Ya Tuhan... dosa apa yang telah kuperbuat? Kenapa semuanya jadi seperti ini?
========

Aku hamil.”
Kulihat Sungmin oppa membelalakkan matanya lebar.
Aku tersenyum miris, setelah aku menghilang -sejak kejadian dua bulan yang lalu- secara tiba-tiba aku berdiri di hadapnnya dan mengatakan tentang kehamilanku? Sungguh mengelikan bukan?
Mwo? Maksudmu...”
Tidak ada maksud apa-apa. Aku hanya memberitahumu, karena... bagaimanapun juga kaulah ayah dari bayi yang kukandung.”
Hening...
Kami sama-sama terdiam, mungkin... sama-sama menertawakan takdir yang mengikat kami, dalam satu permainana yang kurang adil.
Aku akan menikahimu.” jujur saja aku terkejut mendengar ucapannya, dan yang bisa kulakukan hanya menatapnya dengan tajam. “Min Hee-Ra, aku akan bertanggung jawab.”
Aku tahu, dia mengatakannya dengan tulus, tapi...
Aku tidak bisa.” kugelengkan kepalaku. “Aku tidak bisa menghianati Cha-Cha unnie lebih dari ini.”
Lalu apa yang akan kau lakukan? Mengugurkan kandunganmu?”
Aku tertawa hambar, seburuk itukah seorang Min Hee-Ra di mata orang?
Aku tersenyum simpul, saat melihat wajah Sungmin oppa yang terlihat gusar.
Sungmin oppa, apa kau pikir aku akan kembali melakukan sebuah dosa? Kau tenang saja, aku akan mempertahankan bayi dalam kandunganku.” kusentuh perutku dengan lembut, “Dia tidak berdosa, meski hadir karena suatu kesalahan.” kutatap wajah Sungmin oppa, “Aku akan mempertahankannya, meskipun nyawaku taruhannya.”
Kulihat Sungmin oppa tersentak, “Apa maksudmu?”
Kusunggingkan sebuah senyuman tulus padanya, “Tidak ada, aku hanya... merasa sangat menyayangi calon bayi ini.” kugigit bibir bawahku, mencoba menahan rasa sesak di dadaku.

Min Hee-Ra-ssi, kehamilan anda beresiko tinggi. Jika sekali lagi anda mengalami pendarahan, saya tidak yakin anda bisa mempertahankan janin dalam kandungan anda.”

Min Hee-Ra...”
Seluruh lamunanku buyar saat mendengar suara yang tidak asing bagi pendengaranku. Dengan perasaan was-was aku menoleh ke belakang.
Cha-Cha unnie...” kulihat Cha-Cha unnie menatapku dan Sungmin oppa secara bergantian. “Unnie... ini tidak seperti yang kau...”
Apa?” sergahnya. “Aku jadi berfikir, kalian yang terlalu bodoh sampai-sampai... sekali lagi aku meangkap basah kalian, atau... aku yang terlalu bodoh karena berfikir semua itu hanya sebuah kecelakaan? Hingga aku bisa memaafkan kalian?”
Aku membulatkan mata, entah kenapa kata-kata 'dia memaafkanku' yang terus tergiang di telingaku. Ya Tuhan... terima kasih.
Unnie...” aku adalah wanita paling memalukan di dunia ini? Aku tidak peduli! Karena yang saat ini ada dalam otakku hanya keinginan untuk memeluk tubuhnya.
Min Hee-Ra, jangan sentuh aku!”
Tubuhku terhuyung ke belakang saat Cha-Cha unnie merusaha mendorongku.
Greppp...
Kurasakan sebuah tangan menompang tubuhku dari belakang.
Choi Cha-Cha! Dia sedang hamil.” ujar Sungmin oppa.
Kulihat Cha-Cha unnie membelalakkan matanya lebar, “Ha... hamil?” bisa kudengar suaranya bergetar, sejurus kemudian tetesan air mata telah jatuh dari pelupuk matanya. Ya Tuhan... jangan lagi...
Cha-Cha unnie...”
Cukup! Aku muak dengan semua permainan kalian.”
Aku menggeleng cepat. “Cha-Cha unnie... kumohon... jangan membenciku...” kuraih pergelangan tangannya, “Akan kulakukan apapun agar kau mau memaafkanku...”
Cha-Cha unnie menatapku tajam. “Melakukan apapun?” tanyanya dengan nada mengejek, aku menganggukkan kepala pelan. “Bagaiamana jika kuminta nyawamu?”
Aku tersentak mendengar ucapannya. “Unnie... apa maksudmu?”
Sungmin oppa menarik bahu Cha-Cha unnie. “Cha-Cha! Ini sudah keterlaluan!”
Keterlaluan? Bukankah kalian berdua jauh lebih keterlaluan!” teriaknya histeris.
======== 

Aku terbangun dari tidurku, dengan keringat yang membanjiri sekujur tubuhku.
Aku beranjak menuju dapur, meneguk segelas air.
Aku mendesah pelan, mimpi itu kembali hadir, sebenarnya bukan sekedar mimpi melainkan sebuah kenangan yang paling buruk.
Hari itu, sebuah kenyataan terungkap, kenyataan bahwa... ternyata aku dan Sungmin oppa telah dijebak oleh Choi Dongwook, oppa kandung dari Cha-Cha unnie. Aku benar-benar tidak pernah mengira, hari itu akan menjadi hari terakhir... aku bisa melihat wajah Sungmin oppa.
Tidak ada yang lebih buruk dari peristiwa kecelakaan itu. Melihat dengan mata kepala sendiri orang yang kita kenal meninggal dengan cara yang tragis? Itu akan menjadi sebuah kenangan paling buruk, jauh lebih buruk daripada mengetahui kenyataan bahwa kita telah dibuang di sebuah panti asuhan.
Satu hal yang terus menghatuiku selama kurang-lebih lima bulan ini, Cha-Cha unnie.
Sejak peristiwa itu, dia terus mendesakku untuk menyerahkan bayi dalam kandunganku.
Pada akhirnya, beginilah hidupku, terus bersembunyi dari kejaran Cha-Cha unnie yang berusaha merebut bayiku. Akan kukatakan dengan pasti, keinginannya itu tidak akan pernah terwujud, karena bagaimanapun juga aku mencintai bayiku, dialah milikku yang paling berharga, dan tidak akan pernah kuserahkan pada siapapun!
Aku tersenyum saat melihat perut buncitku, perlahan kusenyuh dengan lembut. “Bersabarlah... tinggal dua bulan lagi kau akan menemani eomma, sayang. Ah... eomma sudah tidak sabar ingin segera menggendongmu.” gumamku pelan.

Min Hee-Ra, apa kau tidak lelah terus lari dariku?”
Aku tersentak saat mendapati Cha-Cha unnie berdiri tepat di depan pintu rumahku, rumah ke tiga yang kutempati untuk bersembunyi darinya.
Bagaimana kandunganmu?” dia bertanya dengan suara lembutnya. “Kau harus menjaga 'bayi-ku' baik-baik Min Hee-Ra.” kutepis tangannya saat hendak menyentuh perutku.
Unnie, kau tahu dengan pasti aku tidak akan memberikan bayiku bukan?” aku menatapnya lekat-lekat, “Kumohon... lepaskan aku dan bayiku.”
Tidak semudah itu Min Hee-Ra.” dia balas menatapku dengan tajam. “Kau pikir untuk apa aku sampai repot-repot seperti ini?” aku mengeryitkan dahi. “Bukankah kau rela melakukan apapun untukku?” Cha-Cha unnie mendekatkan wajahnya. “Aku menagih janjimu.” bisiknya tepat di telingaku.
Unnie... tapi tidak dengan bayiku.”
Kau salah, dia milikku, atau lebih tepatnya... milik Sungmin oppa.” kulihat dia menyeringai.
Secara refleks aku mundur beberapa langkah sambil menggelang cepat.
Tidak! Dia milikku! Hanya milikku. Arggg...” aku berteriak kencang, saat merasakan sakit di bagian perutku, ini benar-benar sakit...
Hee-Ra...”
Mataku membelalak lebar, saat melihat darah mengalir di sela-sela kakiku. Tidak-tidak! Jangan sampai ada apa-apa dengan bayiku, kumohon...
========

Aku mulai mengerjapkan mata, di mana aku? Ah... sepertinya di rumah sakit. Perlahan kusentuh perutku, mwo? Apa ini? Dengan perasaan takut kulihat perutku.
Di mana bayiku?” teriakku kencang, bisa kurasakan tetan air mata menelusuri kedua pipiku.
Ckelekkk...
Aku menoleh saat mendengar pintu ruang rawatku terbuka.
Hee-Ra, kau sudah sadar?”
Unnie... di mana bayiku.”
Kulihat Cha-Cha unnie tersenyum lembut. “Terima kasih Hee-Ra, kau telah melahirkan bayi laki-laki yang tampan.” sebuah kelegaan muncul di relung hatiku, mengetahui bayiku selamat. “Tapi sayang, karena dia lahir prematur, dia harus mendapatkan perawatan yang lebih intensif.” jantungku berdebar kencang, ada sebuah perasaan tidak enak, saat melihat seringaian di bibirnya. “Min Hee-Ra, aku akan membantumu, akan kutanggung seluruh biaya perawatannya, tapi... dengan satu syarat, kau... jangan pernah berfikir untuk menemuinya.”
Aku memebelalakkan mata. “Aku tidak akan membiarkanmu melakukan itu!” teriakku histeris.
Ckckck... apa yang akan kau lakukan? Dengan keadaanmu yang sekarang? Kau mau membiarkan 'bayi-ku' sekarat?” aku terkesiap, mendengar kata-katanya, “Aku sedang berbaik hati Min Hee-Ra-ssi, bukankah seharusnya aku membenci kalian berdua? Tapi nyatanya... kutekan seluruh perasaanku hanya untuk mencintai 'bayi-ku' dengan sepenuh hati. Well, tidak ada pilihan lain untukmu, serahkan 'bayi-ku' atau kau akan menyesal, seumur hidupmu.”
Suaraku tercekat di tenggorokan, apa yang harus kulakukan? Bayiku adalah segalanya dalam hidupku. Apa aku sanggup melakukan itu demi kehidupannya?
========

Dalam lima tahun terakhir ini, aku benar-benar merutuk segala sesuatu yang ada dalam diriku, keadaanku, kebodohanku, juga ketidakberdayaanku.
Berkali-kali aku mencoba menata hidup yang lebih baik, agar bisa mengambil kembali anakku dari tangannya, tapi... hasilnya nihil, kekuasaannya terlalu tinggi hingga tidak bisa kuraih.
Apa lagi yang bisa kulakukan?

Blammm...
Aku mendongak, saat mendengar pintu direktur tertutup dengan kasar.
Min Hee-Ra, bisa kau tunda meeting hari ini? Istriku akan melahirkan.”
Aku hanya bisa bengong untuk beberapa saat, melihat ekspresi direktur Jung yang jauh dari biasanya. Tidak ada lagi direktur yang selalu... terlihat dingin, perfeksionis, dan berwibawa. Tapi entah kenapa, aku sedikit menyukai ekspesi wajahnya yang seperti itu, terlihat lebih... manis(?). Oh... apa yang kau pikirkan Hee-Ra?
--------------

Aku berdiri di sebuah kamar yang cukup besar, mengendong seorang bayi laki-laki yang baru berumur sehari. Kualihkan pandanganku pada kerumunan orang di bawah, dari balik jendela.
Sudut bibirku tertarik, saat melihat wajah malaikat kecil dalam gendonganku. Ada sebuah gemuruh di dadaku, beginikah rasanya? Aku bahkan tidak pernah mengendong Hyukjae, putra kandungku sendiri.
Ckelekkk...
Kulihat direktur Jung berdiri di ambang pintu, untuk beberapa saat pandangan mata kami bertemu.
Maaf, tapi apa kau akan kerepotan jika aku juga menitipkan Ryeowon padamu?”
Aku tersenyum saat melihat yeoja manis berumur tiga tahun itu. “Tentu saja tidak, direktur.”
Ryeowon-ah... appa tinggal sebentar ya, kau mainlah dengan adikmu.”
Dengan penuh semangat, yeoja kecil itu berlari ke arahku.
Kualihkan pandanganku pada direktur, aku tahu dia sangat kelelahan, bukan hanya fisik tapi juga hatinya. Tanpa berkata-kata, dia langsung beranjak pergi.
Kutatap wajah putra-putri direktur Jung satu-persatu. Aku mendesah pelan, Ny. Jung... kau terlalu cepat meninggalkan anak-anakmu.
--------------

Waktu seolah cepat sekali berlalu, tanpa terasa sudah setahun aku mengurus Yunho, yang tentu saja ini murni karena keinginanku sendiri, karena... aku masih menjadi sekertaris direktur Jung, sampai saat ini. Ehmmm... aku tinggal di rumah keluarga Jung, sekarang.

Min Hee-Ra, sepertinya kau butuh istirahat.” aku menoleh, kulihat direktur Jung membawa semangkuk eskrim, dan memberikannya pada Ryeowon.
Aku tersenyum simpul. “Melihat wajah Yunho, rasanya... semua rasa lelahku musna seketika.”
Benarkah? Aku juga ingin mencobanya.” aku mengeryitkan dahi, menatapnya dalam. “Hey! Jangan melihatku seperti itu! Aku kan hanya ingin menggendong putraku sendiri.”
Aku tertawa lepas, saat melihat ekspresi kikuk di wajahnya. “Baiklah...”
Deg...
Aku dan direktur saling berpandangan, karena tanpa sengaja tangannya mencengkeram lenganku. Ada apa denganku? Kenapa aku... seolah membeku? Mataku juga, kenapa seperti sersedot dalam pusaran bola matanya? Rasanya... aku sedikit sesak napas, sepertinya aku sedang tidak enak badan.
Jung Euichul, aku ada...” aku sontan menoleh ke sumber suara, kulihat pengacara Park berdiri, mulutnya mengangga lebar, ada apa dengannya? “Ehmmm... sepertinya aku mengganggu.” celetuknya.
Detik itu juga aku dan direktur Jung tersadar, “Maaf...” ucapku dan direktur secara bersamaan.
Kugigit bibir bawahku, mendekap Yunho lebih erat lagi.
Aish! Kenapa pengurus Kim tidak memperingatkanku?” gerutu pengacara Park, sambil melenggang pergi dari ruang tengah.
Hya! Park Yoochun, kau mau ke mana?” dengan cepat direktur berdiri, mengejar pengacara Park.
--------------

Nona Min Hee-Ra-ssi.”
Kulihat pengurus Kim sudah berdiri di sampingku. “Ne?”
Apa anda... Ehmmm... tuan besar orang yang sangat tampan bukan?” kumiringkan kepalaku. “Maksud saya... apa anda tidak tertarik dengan tuan besar?”
Mwo?”
Maaf, saya tidak bermaksud mencampuri urusan anda, tapi... saya rasa... anda orang cocok untuk mendampingi beliau.” aku hanya bisa bengong, mendengar kata-kata pengurus Kim.
Hee-Ra, kau bisa membantuku?” aku menoleh, kulihat direktur Jung sedikit kesulitan memakai dasinya, ditambah lagi saat ini dia sedang mengigit sepotong sandwich.
Aku berjalan ke arahnya, membantu memakaikan dasinya, entah kenapa tiba-tiba wajahku terasa mulai memanas, padahal ini bukan pertama kalinya aku membentunya memakaikan dasi seperti ini. Apa jangan-jangan karena perkataan pengurus Kim barusan? Kulirik pengurus Kim dari ekor mataku. Oh sial! Aku tahu dia berusaha menahan tawanya.

Aku berjalan di pinggir kolam, mencoba menenangkan pikiranku yang mulai kacau, akibat perkataan pengurus Kim. Well, sebenarnya bukan hanya karena perkataannya, tapi karena tubuh dan otakku mulai tidak seimbang. Bagaimana mungkin seharian ini aku terus menerus memandang wajah direktu? Bukan hanya itu, jantungku berdebar-debar saat aku berada cukup dekat dengannya. Perasaan apa ini? Aish! Rasanya aku sudah mulai gila.
Kurasakan tubuhku oleng, kakiku terpeleset. “Kyaaa...”
Byurrr...
Aku tidak bisa berenang. Siapapun tolong aku...
Greppp...
Kepalaku pusing, kesadaranku hampir hilang, tapi aku masih bisa merasakan sebuah tangan kekar menarik tubuhku.

Kurasaka tepukan di pipiku. “Hee-Ra...” aku sedikit mengerang, dan detik itu juga kurasakan sebuah pelukan hangat, meski tubuhku dalam keadaan basah kuyub. “Hee-Ra, kau membuatku takut.” eh? Bukankah suara ini? “Min Hee-Ra, aku tidak ingin kehilanganmu.” otakku masih belum bisa mencerna semua ini dengan baik dan benar.
Direktur...”
Sudah berapa kali kubilang, jangan memanggilku direktur!” tukasnya. “Panggil aku oppa. O-p-p-a. Mengerti?” kukerjapkan mataku beberapa kali. “Aish! Setelah semua yang kita lalui, kau masih tidak mengerti juga?” aku menggeleng pelan. “Bodoh! Dengarkan ini baik-baik, karena aku hanya akan mengatakannya sekali.” kutatap wajahnya dengan penuh tanda tanya di otakku. “Aku mencintaimu, Min Hee-Ra.”
Aku membelalakkan mata lebar, “Ma... maksudmu?”
Detik itu juga kurasakan sebuah kecupan di bibirku, seolah ada gemuruh di dadaku, membuatku sedikit sesak napas, tapi juga terasa manis. Sejujurnya... ini... perasaan seperti ini baru pertama kali kurasakan.
========

Park Yoochun. Aku ingin kau membantu istriku.”
Ada apa dengan Hee-Ra? Terlibat scandal dengan direkturnya? Itu sudah jadi berita basi.” kelakarnya. Detik itu juga kupukul lengan pengacara Park yang menyebalkan itu.
Yoochun, aku serius.” kujulurkan lidahku pada Yoochun, saat mendengar nada penuh tekanan dari Euichul oppa. “Kuharap kau bisa membantunya...” Euichul oppa menggenggam tanganku erat. “Untuk mendapatkan putranya kembali.”
Mwo?” kulihat Yoochun terkesiap, “Hee-Ra... kau...”
Aku memang telah memiliki seorang putra, tapi...” kutundukkan kepalaku, “Aku tidak pernah bisa menyentuhnya.” aku tersenyum miris.
Kau... maksudku, pihak mantan...”
Selain dengan Euichul oppa, aku belum pernah menikah sebelumnya.”
Yoochul menatapku dalam, mungkin... berbagai spekulasi berkecambuk dalam otaknya.
--------------

Aku mendesah pelan. “Ini hanya akan menjadi sebuah scandal.”
Tidak ada cara lain, kita harus membongkar semuanya.” sergah Yoochun.
Dan membiarkan putraku hidup dalam tekanan? Aku tidak mungkin berbuat seperti itu.”
Hee-Ra.” Euichul oppa meremas pundakku. “Bukankah kau ingin putramu kembali?”
Tapi tidak dengan cara seperti ini.” ucapku lirih.
Ny. Lee... dia mendapat sokongan kuat dari keluarga Choi, itulah yang mempersulit keadaan. Tapi... jika kita mengungkap scandal ini, aku yakin kita bisa mendapatkan kembali putramu.”
Aku tersenyum simpul. “Saat mengetahui kenyataan bahwa aku adalah anak yang tidak di inginkan oleh kedua orang tuaku, itu menjadi masa-masa keterpurukanku. Aku tidak ingin putraku merasakan hal yang sama, membuatnya menderita lebih dari ini?” aku menggeleng pelan. “Yoochun-ssi, kumohon... cari cara lain agar aku bisa mendapatkan kembali putraku.”
Kulihat Yoochun tersenyum lembut. “Akan kucoba sebisaku. Well, kau harus lebih memperhatikan bayi dalam kandunganmu, aku tidak ingin terjadi sesuatu dengan calon keponakanku.”
Kau tenang saja, aku pasti akan menjaga mereka.” aku tersenyum saat merasakan tangan euichul oppa mengusap perutku denganlembut.
Jangan pamer kemesraan di depanku.” sungut Yoochun.
--------------

Aku duduk di sebuah cafe, pandangan mataku tak lepas sedikitpun dari wajah Choi Cha-Cha unnie.
Min Hee-Ra. Uuups... haruskah aku memanggilmu Ny. Jung?” tak kuhiraukan kata-kata yang penuh dengan nada ejekan darinya. “Kuperingatkan padamu Hee-Ra-ssi, aku tidak segan-segan membuat hidup Lee Hyukjae jauh lebih menderita dari pada dirimu, jika sekali lagi kau mengusik kami.”
Aku menatapnya datar. “Dia putraku Ny. Lee.”
Tidak!” sergahnya. “Dia putraku, dan selamanya akan jadi milikku.”
Tidak, sampai dia tahu kebenarannya.”
Soal... scandal yang memalukan? Oh... ayolah Hee-Ra-ssi, aku tahu saat ini Jung Corp. sedang dalam masa-masa yang cukup labil. Kurasa... scandal itu tidak hanya akan menghancurkanku, tapi juga hasil kerja keras suamimu selama ini.” aku terhenyak mendengar penuturannya. Selama ini yang kupikirkan hanya perasaan Hyukjae, putraku, aku bahkan tidak pernah memikirkan... apa yang akan terjadi pada Euichul oppa.
Aku berusaha memasang wajah tenang. “Bukakah kau sangat membenciku? Untuk apa kau repot-repot mengurus putraku?”
Kulihat dia menatapku dengan sorotan tajam. “Bukankah kau pernah bilang akan melakukan apapun untukku?” kunaikkan sebelah alisku. “Aku aku meminta nyawamu.” dia menyeringai penuh kelicikan. “Lee Hyukjae, bukankah dia nyawamu?”
Rasanya emosiku tersulut, tanpa sadar kugembark meja. “Kau sudah keterlaluan Ny.Lee.”
Kau jauh lebih keterlaluan!” sergahnya. “Kau telah merampas segalanya dalam dariku, seluruh kepercayaanku, Sungmin oppa, dan sekarang kau ingin merebut 'putraku'? Tidak akan kubiarkan!” dia beranjak dari duduknya. “Satu lagi, ini hukuman yang setimpal untukmu, Min Hee-Ra-ssi.”

Aku berjalan dengan lunglai, memijit pelipisku, kepalaku terasa penuh dengan berbagai hal. Aku kembali mempertanyakan apa sebenarnya yang kuinginkan? Apa aku terlalu serakah? Bukankah aku hanya ingin berkumpul dengan putraku? Tapi... menukar nyawaku untuk nyawaku yang lain? Apa aku sanggup melakukannya?
Aku mendesah pelan, kualihkan pandanganku, mencari mobil yang di parkir oleh pengurus Kim.
Dukkk...
Rasanya tubuhku sedikit oleng, saat ada seseorang yang tanpa sengaja menyenggol bahuku.
Detik itu juga aku berhenti bernapas, mataku membelalak lebar, aku berada di atas anak tangga.
Kyaaa...” aku hanya bisa menjerit kencang, seseorang tolong aku! Jangan biarkan aku jatuh!
Brukkk...
“Aaaa...” kurasakan sakit di bagian perutku. Ya Tuhan... jangan biarkan aku kehilangan lagi...

--------------

Kutatap jendela kamar rawat inapku, air mataku seolah tidak bisa berhenti mengalir, aku... bukan hanya kehilangan calon bayiku, tapi juga... rahimku... telah diangkat. Kupejamkan mataku rapat-rapat.
Aku... tidak mungkin memiliki anak lagi. Sebuah penyesalan yang teramat sangat, rasanya... nyawaku benar-benar telah hilang dari ragaku.
Ckelekkk...
Pandanganku masih tertuju pada jendela, tidak memperdulikan siapapun yang masuk.
Hee-Ra-ya...” bisa kurasakan sebuah belaian lembut di rambutku. “Chagi... makanlah sesuatu.” aku tidak bergeming sama sekali, saat ini... aku masih larut dalam kesedihanku. “Hey! Apa kau tidak merasa aneh dengan panggilanku barusan?” Euichul oppa merengkuh kedua pipiku, menariknya agar aku bisa menatap matanya. “Ini pertama kalinya aku memanggilmu Chagi.” ujung bibirku sedikit tertarik, saat melihat ekspresinya yang malu-malu.
Oppa... maaf...” tanpa sadar air mataku kembali mengalir.
Bisa kurasakan dekapan hangat itu, membuatku merasakan sebuah kenyamanan. “Kau tidak perlu minta maaf.” kurasakan belaian lembutnya. “Berhentilah selalu menyalakan dirimu sendiri. Karena sejak awal kau tidak pernah kehilangan apapun. Baik Hyukjae maupun bayi kita, mereka selalu ada untukmu dalam bentuk yang berbeda. Well, kita masih punya dua oarng anak yang manis bukan?” lagi-lagi aku tidak bisa membendung air mataku. “Chagi... berjanjilah padaku, sampai kapanpun, jangan biarkan Ryeowon dan Yunho tahu kau bukanlah ibu kandung mereka.” aku mendorong tubuh Euichul oppa pelan, menatapnya dalam. “Kau selalu mengenggap mereka berdua anak-anakmu sendiri bukan? Jadi... jangan biarkan mereka tahu kenyataannya. Chagi... kita bangun kehidupan baru yang lebih baik, demi anak-anak kita.”
Oppa... kenapa kau begitu baik padaku?”
Kulihat sebuah senyuman tersungging di bibirnya. “Karena aku mencintaimu. “
Aku terkekeh pelan, saat mendengarnya. “Bukankah... kau bilang hanya akan mengatakan itu sekali? Kenapa mengatannya lagi?”
Euichul oppa kembali memelukku. “Karena aku ingin kau tahu bahwa aku sangat mencintaimu, Jung Hee-Ra.”
Aku juga sangat mencintaimu, Jung Euichul.” kubalas pelukannya dengan penuh perasaan.

»»»»®««««


Kuseka air mataku, saat seluruh rentetan memori itu mulai kabur dalam benakku.
Euichul oppa... Sungmin oppa... maaf. Cha-Cha unnie... maaf... kau boleh membuat perhitungan denganku saat kita bertemu kembali, di atas sana.
Perlahan kupejamkan mataku, berharap aku akan bermimpi bertemu dengan Euichul oppa.
========

* Author POV *
Kediaman Keluarga Lee....


Saat ini, terlihat Lee Hyukjae tengah menatap wajah putri semata wayangnya yang sedang tertidur pulas. Sebuah senyuman mengembang di bibirnya, detik berikutnya dia telah membelai rambut panjang Ji-Hee dengan penuh kelembutan.
Maaf.” bisiknya lirih. “Appa sangat menyayangimu.” Hyukjae mengecup pucuk kepala Ji-Hee.

Beberapa saat kemudian...

Hyukjae beranjak keluar dari kamar Ji-Hee, dia mencoba menutup pintu sepelan mungki, tanpa menimbulkan suara, karena takut mengganggu ketenangan Ji-Hee.
Oppa.” Hyukie terlonjak kaget.
Seul-Ra, kau mengagetkanku saja.” Hyukjae mengurut dadanya.
Seul-Ra menaikkan sebelah alisnya. “Lagi-lagi... oppa melakukannya.”
Hyukjae tersenyum simpul, kemudian merengkuh tubuh istrinya. “Kenapa? Kau cemburu? Ji-Hee itu anakmu juga, ingat itu.”
Cih! Siapa yang cemburu? Aku hanya berfikir... apa mungkin keputusan kita salah?”
Hyukjae terdiam, sejurus kemudian memberikan sebuah senyuman dan menarik lengan Seul-Ra, membimbingnya untuk duduk di sofa ruang keluarga.

Oppa...” Seul-Ra menatap wajah Hyukjae dalam.
Tidak ada cara lain bukan? Kau tahu sendiri bagaimana sikap mereka, aku bahkan tidak mengerti kenapa Dongwook ahjussi terlihat begitu membenciku. Jika bukan karena eomma dan Junki hyung, mungkin... aku sudah dipenggal olehnya.” Hyukie terkekeh pelan.
Oppa, jangan berpura-pura tegar di depanku!” sungut Seul-Ra.
Hyukjae tersenyum simpul. “Seul-Ra... aku benar-benar tidak ingin Ji-Hee mengalami masa-masa sulit, seperti yang selama ini kurasakan.”
Seul-Ra menatap Hyukjae dalam. “Aku tahu kau melakukan semua ini demi Ji-Hee, jadi, kumohon... jangan terus-menerus menyalakan dirimu sendiri.”
Hyukjae tersenyum simpul. “Aku hanya... tidak pernah mengira akan melepaskan Ji-Hee begitu cepat. Aku hanya merasa...”
Belum siap?” tanya Seul-Ra dengan lembut.
Hyukjae mendesah pelan. “Rasanya baru kemarin aku menggendongnya di pundakku, baru kemarin aku mendengar rengakannya yang minta dibelikan eskrim, tapi... tiba-tiba saja dia sudah besar.” Hyukjae menyandarkan kepalanya di bahu Seulra. “Sejujurnya aku tidak rela membiarkannya pergi dari rumah ini. Bagaimana kalau aku merindukannya?”
Oppa, kau bisa bertemu dengan Ji-Hee kapanpun kau mau.” Seul-Ra mengusap pipi Hyukjae, mencoba memberi sebuah ketenangan bagi suaminya.
Lagi-lagi Hyukjae mendesah pelan. “Tapi... tanpa Ji-Hee, rumah ini pasti akan terasa sangat sepi.” Hyukjae mendongak, menatap Seul-Ra. “Chagi... bagaimana kalau kita membuat adik untuk Ji-Hee?” Hyukjae tersenyum jahil.
Mwo? Aku tidak mau!” sergah Seul-Ra.
Hyukjae langsung memasang wajah memelas. “Kenapa?”
Lee Hyukjae-ssi, aku sudah tidak mungkin melahirkan anak lagi. Jadi... jika kau ingin seorang anak, minta Ji-Hee untuk segera memberimu cucu.”
Tidak!” Seul-Ra terkesiap mendengar pekikan Hyukjae. “Tidak-tidak! Aku tidak mau! Aku masih belum siap, sebaiknya Ji-Hee jangan memiliki anak dulu.”
Seul-Ra menaikkan sebelah alisnya. “Kenapa?”
Hyukjae memijit pelipisnya. “Jika mengingat bagaimana kau berteriak kesakitan saat melahirkan Ji-Hee, rasanya... aku tidak akan tega membiarkannya merasakan hal yang sama. Tidak-tidak, aku tidak mau memikirkan hal itu.” Hyukjae menggeleng cepat.
Lalu? Kenapa oppa mau aku melahirkan anak lagi?”
Kalau itu... lain lagi ceritanya.” Hyukjae menaik-turunkan alisnya, mendekatkan wajahnya ke wajah Seul-Ra, kemudian memberikan sebuah ciuman manis, di bibir istrinya itu.
========

Keesokan Harinya...“Ji-Hee...” suara bisikan seorang namja membuat Ji-Hee sedikit mengeliat dari posisi tidurnya. “Lee Ji-Hee, ayo cepat bangun, kau tidak mau terlambat bukan?”
Ji-Hee mulai membuka matanya, mencoba memfokuskan pandangannya. Sejurus kemudian matanya membulat sempurna, melihat sosok namja yang sudah tidak asing baginya.
Kau?” Ji-Hee melompat dari tempat tidurnya. “A... apa yang kau lakukan di sini?”
Tentu saja membangunkanmu. Aku kan... menjemputmu.”
Mwo?” sekali lagi Ji-Hee membulatkan matanya.


*** TBC ***

Aduh... maaf, kelamaan publishnya *jedotin pala di ketek yunho(?)*  Maaf lagi, coz neh part bener2 kepanjangan *nangis dipojokan*  Kira2 berapa banyak yang tepar yo? *menerawang jauh*
Well, Special for Min Hee-Ra, yang bencinya minta duit(?) ma Jung Halmoni *senyum paling licik*  So... mau bunuh diri? *senyum paling manis, sambil nyodorin racun semut(?), pisau tumpul(?) & tali rambut(?)*  Buahahahaha... #Plakkkk...

Ehmmm... jd bingung sendiri, sbnrnya aku ngasih peran antagonis ke siapa yo? *garuk2 pantat hae(?)*
Oya... jgn kaget yo... coz di BL kyknya... bakalan bertebaran banyak cameo dah... *lirik2 dompet YunHae*  Hadeh...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar