Minggu, 24 April 2011

«» Journey To Happiness ® Part 14 «»


* Heechul POV *

Aku masih malas membuka mata, meskipun demikian... aku bisa merasakan sinar mentari menerobos jendela, yang memang dari semalam kubiarkan terbuka. Udara dingin mulai menjalar di sekujur tubuhku, tanpa pikir panjang, aku semakin merapatkan diri pada kehangatan yang terpancar dari tubuh seseorang, yang saat ini berada tepat di depanku.
Aku menikmati sensasi ini, berada dalam dekapan seseorang. Entahlah... sejak kapan aku mulai merasa nyaman di perlakukan seperti ini? Merasa damai saat di peluk olehnya, seolah seluruh beban yang menganjal di hatiku lenyap seketika.
Kubenamkan wajahku di dadanya yang cukup bidang, aku bisa merasakan aroma tubuhnya, yang... lagi-lagi aku tidak menyadari sejak kapan aku menyukai aroma ini? Aku bisa mendengar detak jantungnya, yang... entah bagaimana bisa? Suara itu bagaikan sebuah alunan indah, bagi pendengaranku, aku sedikit tersenyum saat menyadarinya, ternyata... aku menikmati semua hal-hal kecil ini.

Aku mulai membuka mataku, mendongakkan kepala, menatap wajah seseorang. Aku mengerutkan dahi, mencoba mengingat-ingat, sejak kapan aku mulai suka menatap wajahnya dengan cara seperti ini? 
Saat itu juga napasnya membentur wajahku, rasanya jantungku berdebar cukup kencang. Tubuhku terasa lemas, tidak lagi bertenaga, dan aku cukup shock, saat menyadari ada sebuah senyuman tersungging di bibirku. Kenapa aku tersenyum? Aku mengerjapkan mata beberapa kali. Ini benar-benar konyol!

Sebuah senyuman kembali mengembang di bibirku, saat menyadari mulutnya sedikit terbuka, dia seperti anak kecil kalau sedang tidur.
Aku menggigit bibir bawahku, masih menatap wajahnya yang terlelap dalam mimpi indah, aku mulai berpikir apa mungkin... aku ada dalam mimpinya? Aku sedikit terkekeh saat menyadari pikiran konyolku ini.
Aku kembali fokus menatapnya, melihat lebih jelas tiap lekuk di wajahnya. Wajah yang sempurna? Ehm... kurasa tidak juga. Tapi cukup menyenangkan, ehm... rasanya tidak akan pernah bosan, jika aku harus menatap wajahnya seperti ini setiap hari.

Ciiiiiuuuiiiitttttt......
*Bayangin aja ini suara kaset rusak kekeke~ or bisa juga bayangin suara Reni yang merdu(?) huwahahaha... 
Well, ini cmn muncul di otak Chulie kok wkakaka... #Plakkk...*

Eh? Apa yang kupikirkan? Kenapa dari tadi aku bisa memikirkan hal yang aneh-aneh? Chulie kau sudah gila?” teriakku dalam hati. “Hya... Kim Heechul cepat sadar! Dia bukan Hankyung oppa! Dia itu Kyuhyun!” aku memejamkan mataku kuat-kuat.
Aku berusaha melepaskan tangannya, yang melingkar di pinggangku. Tapi detik itu juga dia mengeliat, semakin merapatkan pelukannya. Aku membelalakkan mata, karena tanpa sengaja hidungku menyentuh lehernya. Seketika, rasanya aku jadi kesulitan untuk bernapas.
Kyu...” suaraku terdengar sangat lirih.
Tidak ada respon darinya, aku sedikit melongarkan jarak di antara kami, tapi... dia... semakin membawa tubuhku dalam dekapannya.
Kyu... bangunlah...” aku berusaha memberontak dari dekapannya. “Kyuhyun...”

Bruukkk...
Awwwww... Sakit.” Teriak Kyuhyun.
Tubuh kami berdua terjatuh ke lantai dengan cukup keras. Well, lebih tepatnya tubuh Kyuhyun yang akan merasa sakit, karena saat ini, aku berada tepat di atas tubuhnya.
Kyuhyun mulai membuka matanya, pandangan kami bertemu, cukup lama, aku terus menatap kedua bola matanya, entah apa yang ku cari disana? Sampai akhirnya otakku kembali bekerja sebagaimana mestinya, dan mulai bangun.
Maaf...” suaraku terdengar sedikit bergetar.
Kurasa aku mulai gugup. Eh? Gugup? Aku? Karena apa? Aku langsung memejamkan mata, membuang jauh-jauh segala pikiran aneh dalam otakku.
Ehem...” Kyuhyun berdehem. “Tidak apa-apa.”
Aku langsung menoleh padanya, kulihat dia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Mataku melebar saat melihat dia menelan ludah, menggaruk-garuk kepalanya, dia... terlihat... canggung? Aku mengerutkan dahi.
Ah... syukurlah... Well, siapapun, jika dalam keadaan seperti ini pasti akan canggung. Benar. Kami berdua sudah pasti akan merasa canggung. Jadi, aku masih normal, detak jantungku masih normal, perasaanku masih normal, pikiranku masih normal.

Sudah pagi. Sebaiknya aku kembali ke kamarku. Sebelum semua orang tahu kita...” Kyuhyun mengantungkan kalimatnya, dan berjalan menuju pintu. “Aku pergi.” Kyuhyun membuka pintu sedikit, menoleh ke kanan dan ke kiri, mengendap-endap untuk kembali ke kamarnya. Tingkahnya sungguh lucu, dengan cepat aku langsung jongkok, sambil memegang perut dengan tangan kiri, sedangkan tangan kananku membekap mulutku sendiri, berusaha menahan tawa.
-------------------------

Kau masih sakit?” tanya Kyuhyun saat kami berada di mobilnya, menuju restaurant, tempatku bekerja.
Eh? Tidak. Aku baik-baik saja.”
Kenapa dari tadi diam? Seperti bukan Chulie saja.”
Aku hanya diam tidak membalas kata-katanya.
Tiba-tiba kurasakan tangannya menyentuh keningku. Aku langsung meremas tanganku sendiri, karena... tiba-tiba tanganku bergetar, terasa lemas.
Kau tidak demam, tapi...”
“Aku baik-baik saja Cho Kyuhyun.” Aku langsung memotong pembicaraannya. “Hanya... sedikit malas bicara.”
“Kau sedang dapat?” tanya Kyuhyun dengan lugas.
Aku memutar bola mata, “aku benar-benar malas bicara Kyu.” ucapku dengan nada lemas.
Ku lihat Kyuhyun mengerutkan dahi, tapi tidak bertanya lebih jauh lagi.
Aku sendiri heran dengan diriku sendiri. Dan mulai mempertanyakan kewarasanku.
*wkakaka... baru nyadar klo gak waras? #Plakkk...*

Saat jam istirahat siang.
Aku duduk di sebuah meja paling pojok, tidak jauh dari pintu masuk dapur. Aku menompang dagu, menyipitkan mata, melihat Wookie, yang sedang menemani Eunhyuk makan siang. Tangan Eunhyuk mengenggam erat jemari Wookie. Ah... mereka sangat bahagia, seolah dunia hanya milik berdua. Dulu, aku juga pernah merasakan saat-saat seperti itu, saat paling membahagiakan, bersama Hankyung oppa. Aku menghela napas pelan, ku lirik arah pintu dapur, seperti biasa beberapa karyawan mengintip kemesraan Wookie dan Eunhyuk. Sebenarnya apa yang ada dalam pikiran mereka? Mengapa suka sekali mengendap-endap, sekedar untuk mengintip? Come on... kalian tidak akan pernah melihat adegan kissu disini.
*Chulie... >.< aku suka kata-katamu! langsung di tendang reader, dari tadi nongol tiba-tiba ee...*
Dia itu Wookie, yeoja tangguh setelah Teuki unnie.

Ckelekkk...
“Sudah ku duga, kau masih ada disini.” ku dengar teriakkan Yesung, begitu dia membuka pintu. “Bisa tidak kau telan saja semua makananmu tanpa mengunyah?” hardik Yesung, yang tentu saja pada Eunhyuk.
Kenapa kau berkata kasar seperti itu?” tukas Wookie, kulihat dia mengerucutkan bibir, sangat lucu, menurutku.
Yesung menghela napas pelan, “nona manis, masalahnya... hari ini ada meeting yang sangat penting. Waktu kami tidak banyak. Sedangkan tempat yang akan kami tuju cukup jauh.” aku bersumpah, tadi benar-benar melihat Yesung, melayangkan pandangan membunuh pada Eunhyuk.
Sejurus kemudian, Yesung, mencengkeram kerah baju Eunhyuk dari belakang, dan menyeretnya berdiri. Saat itu juga Eunhyuk terbatuk, kurasa dia tersedak, diakan sedang makan.
Hya... Yesung! Apa-apaan kau?” Bentak Wookie, kulihat Eunhyuk menepuk-nepuk dadanya sendiri.
Secara refleks aku langsung menyambar segelas air, hendak menyerahkannya pada Wookie. Namun... langkahku terhenti, saat melihat Kyuhyun berjalan memasuki restaurant ini. Dengan cepat, aku langsung membalikkan badan, berlari menuju dapur.
Ada apa ini? Kenapa aku menghindarinya? Dengan perasaan tidak menentu, ku teguk segelas air yang dari tadi memang ku pegang. Aku... tidak ingin bertemu dengannya. Tapi mengapa?
Mana Chulie?” ku dengar suara Kyuhyun yang sedang mencariku. Mendengar suaranya kakiku langsung lemas, ada apa ini? Ayolah... kenapa dari tadi pagi aku jadi aneh seperti ini? Ku genggam gelas di tanganku dengan erat.
Kau kenapa?” lamunanku buyar, saat mendengar suara seorang koki dapur, yang mulai mendekatiku.
Aku? Tidak papa.” ada getaran aneh dalam nada suaraku.
Kau yakin?”
Aku mengangguk, dan tersenyum padanya, mungkin terlihat begitu memaksakan.
Sebenarnya ada apa denganku? Ku sentuh keningku sendiri. Tidak deman? Dan aku merasa dalam keadaan fit, tapi mengapa? Apa ini efek dari demamku kemarin? Ah... benar juga, mungkin... aku belum sepenuhnya sembuh.
Kau mau kemana?” ku dengar Yesung berteriak.
“Ke dapur, mencari Chulie.” mataku melebar, itu... suara Kyuhyun?
Cepat! Waktu kita tidak banyak.”
Bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan? Dengan panik aku menaruh gelas, dan berlari menuju pintu belakang.
Tanpa sadar aku meneteskan air mata. Bingung dengan diriku sendiri. Ada apa denganku? Kenapa aku? Aku benci dengan... apapun yang terjadi pada diriku saat ini.
==============

* Author POV *

Chulie bangun pagi-pagi sekali, berpakaian rapi, mengendap-endap, saat berjalan melewati kamar Kyuhyun.
Kau tidak sarapan dulu?” tanya Teuki saat melihat Chulie berusaha membuka pintu rumah.
“Aku ingin sarapan di restaurant, seperti beberapa karyawan yang lain.” ucap Chulie dengan senyuman yang tersungging di bibirnya.
Ah... kau tidak mau menunggu Kyuhyun?”
“Unnie... aku ingin naik bus.”
Kenapa aku merasa hari ini klau aneh? Tidak bisanya...”
Akukah hanya melakukan hal-hal yang biasa di lakukan semua orang. Ehm... tidak ada yang aneh. Menurutku.”
Ya sudah... hati-hati di jalan.”
“Wokeh.”
Chulie berjalan dengan gelisah, mencoba mengatur napasnya. “Benar-benar gawat, Unnie cukup peka dengan gelagatku yang tidak beres. Aish... babo!” Chulie memukul kepalanya sendiri. “Tapi... entah kenapa rasanya... saat ini aku takut bertemu dengan Kyuhyun. Takut? Aish...” Chulie menghentakkan kaki, kemudian berlari dengan kencang menuju halte bus.
------------------------

Saat ini, terlihat Chulie lengan lemas masuk ke ruangan Wookie.
Tok... tok... tok...
Masuklah.”
Ckelekkk...
“Kau ada perlu denganku?” tanya Chulie, begitu masuk ke ruangan Wookie.
Ada yang ingin ku bicarakan.”
Chulie memutar bola matanya. “Kau ada masalah?” tanya Wookie. “Hari ini... kau benar-benar melakukan banyak kesalahan. Menumpahkan makanan di dapur. Salah membeli bahan makanan. Salah mengantar pesanan. Sebenarnya ada apa denganmu?”
Maaf...” ucap Chulie lemah.
Kau masih sakit?”
Kurasa... aku baik-baik saja.” Chulie berusaha menenagkan. Wookie mulai mengucapkan kata-kata mutiaranya . Saat itu, Chulie mulai tengelam dalam pikirannya sendiri.
Tubuhku sehat walafiat, kurasa. Hanya saja... pikiranku yang muali sakit. Aku sendiri bingung.”
Kyuhyun?”
Chulie tidak mendengarkan semua kata-kata Wookie, dia hanya mnangkap satu nama, yang membuatnya sontam menoleh pada Wookie dengan tatapan tajam.
“Eh? Kyu? Ada apa dengannya?”
Wookie menyipitkan mata. “Kau tidak mendengar yang ku bicarakan?” tanyanya sangsi.
“Eh? Maaf... memangnya kau bicara apa?”

Wookie semakin menyipitkan mata. Sedikit jengkel, detik berikutnya dia mulai menyerigai, “Ada hubungannya dengan Kyuhyun?”
Eh? Kenapa bawa-bawa Kyuhyun?” Chulie tertawa dengan tidak wajar. “Memangnya bisa ada apa dengan kami?” Chulie memmutar bola matanya, menggaruk-garuk kepalanya yang penuh dengan ketombe #Plakkk...
Aku kan hanya bertanya. Kenapa reaksimu seperti itu? Terlalu berlebihan.” Wookie menatap Chulie dengan tajam. “Apa yang kau sembunyikan dariku?” tuntut Wookie.
Aku? Mana ada hal seperti itu!” Chulie membuang mukanya ke tong sampah *beneran dah Reni demen ma yang beginian  wkakaka...  #Plakkk... *
Dengan tidak sabar, Wookie berjalan ke arah Chulie. “Kau...”
Tok... tok... tok...
Ckelekkk...
Maaf manajer, ada tamu yang ingin bertemu.”
“Aish...” Wookie melemparkan pandangan ke arah Chulie. “Hari ini kau selamat, tapi... kau tidak akan bisa selamanya menghindar dariku.”
Chulie mengigit bibir bawahnya, dan berjalan keluar dari ruangan Wookie. “Babo!” ucapnya lirih.
-----------------------

Seharian ini pikiran Chulie benar-benar kacau. Memikirkan semua perasaan serta pikiran anehnya terhadap Kyuhyun, memikirkan penjelasan yang tepat, yang bisa utarakan pada Wookie.

Cukup beruntung bagi Chulie, Wookie diseret oleh Eunhyuk untuk menemaninya ke suatu tempat. Jadi, dia bisa sedikit bernapas lega.

Chulie mengunci semua pintu restaurant.
Baru beberapa langkah dia meninggalkan restaurant, Chulie melihat mobil Kyuhyun dari jauh. Refleks Chulie berlari dengan kencang kearah belakang restaurant.
Dukkk...
lengannya terbentur sebuah besi penyangga.
Aish... sejak kapan ada besi disini?” gerutu Chulie, sambil memegang lengannya yang terasa berdenyut-denyut. “Sakit...” Chulie sedikit meringis.
Begitu mendengar mobil Kyuhyun semakin dekat, dengan cepat dia bersembunyi di semak-semak.
Chulie, melihat Kyuhyun melangkah masuk ke arah pintu restauran.
Eh? Sudah dikunci? Kemana Chulie? Biasanya dia menungguku.” Kyuhyun mengedarkan pandangan ke segala penjuru arah. “Apa dia sudah pulang?” Kyuhyun kembali masuk ke dalam mobilnya, kemudaian memacu mobilnya meninggalkan restaurant.
Chulie menghela napas lega. Sejurus kemudian mulai mengerutkan dahi. “Apa yang sedang kulakukan? Ini benar-benar konyol!” dengan cepat Chulie mengangkat tubuhnya, untuk berdiri.
Dukkk...
Kepala Chulie terbentur sebuah balok kayu.
Aish... kenapa mereka menaruh balok kayu disini? Bisa bahaya.” dengan cemberut Chulie mengusap-usap kepalanya. “Sakit...” keluhya lagi.
Chulie berjalan lunglai, sambil merasakan lengan serta kepalanya yang berdenyut-denyut.
-------------------------

Kau lihat Chulie?” tanya Kyuhyun pada Teuki yang sedang melahap sarapannya.
Pagi ini aku belum bertemu dengannya. Memangnya kenapa?”
Entahlah.” wajah Kyuhyun terlihat frustrasi. “Dari kemarin aku belum bertemu dengannya.
Pergi saja ke kamarnya. Tidak ada hukum yang melarang kok.” ucap Teuki enteng.
Kyuhyun memutar bola matanya. “Masalahnya, saat ini dia tidak ada di kamarnya.”
Oh...” Teuki mengagguk, kembali menyendok makanannya. “Mungkin dia sudah berangkat.” kata Teuki di sela-sela aktifitasnya mengunyah makanan.
Kyuhyun mengangkat bahunya. “Sudahlah. Selesaikan makanmu, nanti siang aku akan ke restaurant.”

Ah... membosankan! Benar-benar membosankan. Kenapa harus aku yang dikurung di rumah? Ini tidak adil...” teriak Teuki sambil menghentakkan kakinya. Dia berjalan menuju balkon kamarnya, melihat ke bawah. Tiba-tiba sebuah pikiran muncul di otaknya.
Eh... bukankah aku bisa kabur? Sebelum eomma pulang dari busan. Benar juga, inilah satu-satunya kesempatanku untuk kabur dari rumah. Well, aku bisa kembali ke rumah sebelum makan malam. Jadi... tidak akan ada yang curiga.” Teuki tersenyum licik.
Teukie menyipitkan mata, berusaha menghitung jarak dari balkon sampai kebawah. Dia sedang mengira-ngira tenaga yang di perlukan jika dia harus meloncat ke bawah.
Dengan kemapuan bela diriku... Kurasa bisa.” ucapnya sedikit bangga. “Pulang mah hal kecil, yang penting bisa keluar.” Teuki mengepalkan tangannya kuat-kuat.

Teuki mulai mempersiapkan diri. Celana jens, sepatu kets, tas kecil dengan tali panjang, sudah siap untuk menemaninya berpetualang seharian ini.
Teuki melihat ke bawah, mengedarkan pandangan, dia harus lebih berhati-hati, agar tidak ada yang tahu, atau rencananya gagal.
Setelah yakin tidak ada satupun hawa keberadaan orang di sekitar sana, Teuki mulai meloncat ke bawah.
Bruuuukkkk...
Suara jatuh Teuki tidak terlalu keras.
Teuki juga tidak merasan sakit di tubuhnya, karena... saat ini, dia sedang menindih tubuh seseorang. Seorang namja yang dalam pikirannya adalah orang paling menyebalkan di dunia. Teman Kyuhyun yang paling menjengkelkan, siapa lagi kalau bukan Yesung.

Teuki membelalakkan mata, saat menyadari bibirnya membentur sesuatu yang lembut. Matanya semakin membelalak lebar, saat sel-sel dalam otaknya mulai menangkap, dan menyadari, bahwa saat ini, bibirnya sedang membentur bibir Yesung.

**** TBC ****


Khusus setan Rinko *menyipitkan mata* kagak boleh ketawa! Cmn aku aja yg boleh Wkakaka... #Plakkk... T.T
Regi, Hera, Vinny, dah ku kasih Kissu noh... baik hatikan aku? *senyum licik* kekeke~
Rya... TBCnya bukan di moment pentingkan?? *senyum paling licik* :P
Mianhe, ternyata Reni gak bisa bikin adengan romantis KyuChul (_ _') beneran dah lebih seru nyiksa mereka wkakaka... *langsung dimutilasi massa*
Well, maaf yo untuk Part ini ceritanya bener2 ancur *langsung kabuuurrrr*

Nb: ada yg pengen baca Undercover?? *senyum licik* bantuin demo dulu ke cha, suruh cpt2 bayar royalti *mata berbinar2, bayangin duit sekarung* wkakaka... #Plakkk...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar